Hari ini sebuah kedai yang menjual hidangan mie buatan tangan tampak ramai di padati pengunjung, Seorang Remaja 17 tahun berperawakan tak terlalu tinggi kini tampak sibuk mondar mandir mengantarkan pesanan pelanggan, meski peluh sedari tadi terus mengalir di dahinya tapi senyum manisnya juga terus terpampang di wajah nya, lesung pipi dan rambut hitam legam menjadi salah satu alasan mendominasi nya pelanggan kaum hawa di kedai ini.
"Valda.. Ini tolong antarkan ke meja yang di pojok sana ya.. "
"Iyaa nek"
Nenek Hanum tersenyum melihat anak nya yang satu itu, tak terasa sudah tiga tahun sejak ia bertemu dengan Valda, anak itu terasa terlalu cepat bertumbuh padahal rasanya baru kemarin Valda memandang nya dengan tatapan polos khas seorang anak kecil di depan kedai ini. Ia merasa kedatangan Valda dan Gavin menjadi penyempurna keluarga kecilnya bersama sang suami. Mereka tak sedikitpun merasa terbebani, justru dengan adanya kehadiran dua remaja itu kehidupan mereka terasa lebih berwarna.
Kini netra nya terus memandangi anaknya itu yang tengah sibuk dengan pesanan para pelanggan. Namun etensi nya sedikit teralihkan saat mendengar lonceng di depan pintu yang menandakan bahwa ada pelanggan yang baru datang.
Sudah tugas Valda juga untuk menghampiri dan melayani pelanggan yang baru datang, namun saat akan mendekati pelanggan itu kakinya malah sedikit bergetar dan rasa cemas mulai menghampiri nya
"Hah... Padahal sudah bertahun tahun sejak kejadian itu tapi kenapa seperti seakan terulang kembali..... "batinnya
Valda hanya terdiam kaku di tempat sambil terus memandangi orang di depannya, Pria berperawakan tinggi kekar dengan pakaian serba hitam dilengkapi dengan alat komunikasi di telinga nya dan dengan wajah tanpa ekspresi yang mengintimidasi.
Valda sebenarnya sudah tau orang itu siapa, ia akan berkunjung setiap satu minggu sekali untuk memesan mie, tapi meski begitu Valda tetap merasa canggung dengan pria tersebut. Dari ujung kedai seseorang berlari ke arah Valda dan menepuk kecil bahunya
"Ekhem.. Ah... Tuan Luis maaf atas ketidak nyamanan nya , kalau boleh tahu seperti biasa anda akan memesan dua porsi mie spesial dan di bawa pulang kan? " Pria itu Gavin, ia sudah paham kebiasaan Valda yang akan mematung saat pelanggan yang diketahui bernama Luis itu datang.
"Tidak apa, saya pesan seperti biasa.. " Wajah kaku tanpa ekspresi namun dengan nada yang sopan ditunjukkan Luis saat menjawab pertanyaan yang di ajukan Gavin.
"Baik tuan akan segera kami siapkan,mohon tunggu sebentar.... Valda ayo "
Gavin menarik kecil tangan valda menuju kearah dapur karena kalau tidak mungkin Valda akan tetap diam di tempat
Dulu pernah saat pertama kali Valda bertemu dengan Luis ia tiba tiba terdiam dengan wajah panik lalu tak lama kemudian malah berteriak ketakutan, namun lama kelamaan ia sudah tak se panik dulu meski masih terlihat kaku.
Gavin mendudukkan Valda di salah satu kursi yang ada di dapur dan memberi segelas air, sebenarnya ia paham betul apa yang membuat Valda menjadi seperti tadi.
"lo duduk aja dulu di sini Val, biar gue yang ngurus pelanggan. "
Valda hanya mengangguk sebagai jawaban, Lalu Gavin berlalu pergi untuk kembali melanjutkan pekerjaannya.
Seseorang tiba tiba saja mengelus lembut kepala Valda dari belakang yang membuat Valda sedikit tersentak kaget
"Nenek.... Bikin kaget aja "
"Makannya jangan melamun... Tidak baik, Valda masih takut ya melihat pria itu? Jangan takut nenek kan di sini menjaga Valda.... " Ucapr nenek Hanum sembari terus mengelus lembut kepala Valda.
Gavin sudah menceritakan semua padanya, ia paham betul apa yang dirasakan Valda saat ini. Anak itu pasti masih merasa takut dalam dirinya atas apa yang menimpanya bebrapa tahun lalu. Namun meskipun begitu Valda akan selalu mencoba untuk melawan rasa takutnya.
Sementara itu Luis baru saja selesai dengan urusan pesannya, Ia segera meninggalkan kedai dan memasuki sebuah mobil mewah berwarna hitam dengan kantong kresek berisi pesanan nya tadi. Di dalam mobil ada seorang pria dewasa berperawakan tegas di kursi penumpang tengah sibuk dengan iPad di tangannya
"Ini tuan pesanan anda,selanjutnya apa kita akan kembali ke kantor atau pulang tuan? "
"Terima kasih Luis, kita langsung pulang saja saya sedikit lelah hari ini"
"Baik tuan"
Mobil yang di kendarai Luis mulai berlalu pergi dengan kecepatan sedang, Selama di perjalanan hanya ada keheningan hingga orang yang luis panggil tuan mulai membuka suara kembali.
"Bagaimana dengan anak itu? "
Luis yang ditanyai langsung paham kemana arah pembicaraan tuannya ini
"Dia tampak sehat tuan, juga tidak terluka sedikit pun namun sepertinya dia masih sedikit takut saat melihat saya" jawab Luis.
"Hmm... Terus pantau dia, ingat jangan sampai terjadi apa apa padanya saya tidak ingin dia terluka sekecil apapun"
"Baik tuan"
Tak lama kemudian suasana kembali hening hingga mobil berhenti di depan sebuah rumah- ah ralat ini sepertinya lebih layak disebut mansion
Bangunan megah empat lantai ini dikelilingi taman yang luas dan asri serta di lengkapi air mancur megah ditengah taman nya, dinding catnya berwarna putih bersih serta terlihat pula sepasang pintu masuk yang kokoh dan mewah yang menjadi daya tarik tersendiri
Luis segera keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk tuannya, Lalu keluarlah seorang pria dengan postur tubuh gagah,sepatu pantofel mengkilap,jas yang rapi tak lupa dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancung nya
Pintu utama kemudian terbuka dan terlihat lah para maid berjajar rapi menyambut tuannya
"Selamat datang tuan.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
VALDA ADIWANGSA [END]
RandomHidup adalah tentang perjalanan, baik buruknya hanya tuhan yang tahu, tugas kita sebagai manusia adalah menjalani dan memahami maknanya. Seorang remaja laki laki juga tengah berusaha menjalani hidupnya, banyak hal baru yang kadang membuat ia terkej...