Bagian 26

1.9K 174 3
                                    

Haiiiiiiii(⁠つ⁠≧⁠▽⁠≦⁠)⁠つ
















Ting

Bunyi khas bel pintu ketika pelanggan
masuk

Gavin baru saja membereskan meja bekas pelanggan menoleh kearah pintu masuk

"Selamat dat-
Katanya terjeda melihat siapa yang datang

"Bang gavin huhuu!!"
Valda berhambur memeluk pria yang dulu menjadi satu satunya orang yang mau menemaninya dulu

"Weh bang valda kangen banget sumpahhh!!!!" Ucap Valda excited

Gavin memukul pelan punggung Valda
"Ish!! Gini nih! Udah seneng aja gak mau  mampir!" 

Valda sedikit mengernyit
"Gak gitu bangg.. Valda masih kangen kok sama kalian.. eh bang nenek sama kakek mana?"

"Baru aja pergi ke pasar, beli bahan dapur" jawab gavin

Valda mengangguk paham lalu mengulurkan beberapa paper bag kepada Gavin
"Tadi Valda beli sesuatu buat nenek, kakek,sama bang gav"

Gavin mengernyit
"Apaan nih val? Gak usah ah! Jangan repot repot gini val. Kita itu saudara,jadi jangan gini"

Tapi Valda tetap memaksa memberikannya
"Ish bang gavin tolong lah. Seenggaknya baru ini yang bisa Valda kasih buat keluarga yang udah ngerawat valda selama ini "
Dengan paksa memberikan Paper bag nya agar Gavin mau menemaninya

"Huh, ada ya orang pemaksa kayak lu val. But Thanks, nanti gua kasih tau nenek val"ucap gavin

"Nah gitu dong bang, kan gua jadi seneng hehe" cengir Valda

Aldric yang dari tadi mengamati interaksi anaknya mengernyit dalam

Anaknya ini gimana konsep nya ya?
Kadang berbicara sangat formal, kadang semi formal, eh sekarang malah gaul gak ketulung

Tapi begitulah Valda, gaya bicaranya berubah tergantung lawan bicaranya
Pada ayahnya ia akan berbicara formal,pada kakaknya ia akan setengah formal setengah gaul, beda lagi bila ia berbicara bersama gavin bisa bisa ia memakai kata lo-gua .

"Eh oh ya tuan Aldric silahkan duduk, saya permisi kebelakang sebentar. Val ajak duduk gih bokap sama kakak lu"

"Kemana lu bang? Gak usah repot repot aelah bang" tanya Valda namun tak diiyakan gavin

Gavin pamit sebentar ke dapur menyisakan Valda dan ayah serta kakaknya sedangkan luis dan will tadi  memilih untuk menunggu didepan

Keempatnya memilih duduk di meja paling pojok dan sedikit lebih jauh dari etensi orang lain

Tak lama kemudian Gavin kembali dengan nampan berisi mie dan minuman

Ditaruhnya nampan itu di meja dan memberikan kepada Valda termasuk Aldric, Samuel dan Xavier

"Duh bang, jadi ngerepotin lu gak sih? Kan gua jadi seneng hehe"
Sudah lama Valda tidak makan mie di sini, cita rasa mie itu membuat ia bernostalgia pada masa masa pertama ia dan Gavin ditemukan Hanum dan Edwin. Juga masa masa sulit mereka dalam membangun usaha bersama

"Ah tuan silahkan dinikmati mie nya"
Tawar Gavin pada Aldric

"Terima kasih,dan juga jangan panggil saya tuan, panggil saja om atau kalau mau kamu bisa panggil saya ayah sama seperti Valda,saya akan lebih senang mendengarnya" jawab Aldric

"Eh panggil om saja tuan, saya lebih nyaman begitu hehe,ntar nih bocil malah iri dengki " sanggah Gavin kemudian

"Heh apaan lu bang! Kagak ada ye iri dengki! Gua ini baik hati tidak sombong dan rajin menabung tau lu!" Protes Valda

"Affah iyah dick??"

"Anjir lah!" Lemparan kotak di terima Gavin tepat di depan keningnya

Tak mau terima ia balas melempar Valda. Dan terjadilah lempar melempar barang,untung saja saat ini tidak ada pengunjung yang datang sehingga tidak ada yang akan terganggu

Aldric dan Samuel yang memperhatikan hanya membiarkannya tanpa melarang, biarlah mereka melepas rindu terlebih dahulu
Sedangkan Xavier sepenuhnya terhipnotis dengan citarasa mie nya mungkin bila ada bom sekalipun ia akan lebih memilih untuk lari bersama mie nya itu.

.
.
.
.

Setelah puas bertemu dengan Gavin, nenek Hanum dan kakek Edwin, akhirnya karena hari sudah mulai gelap Valda memutuskan untuk pulang

Diperjalanan pulang, valda tak henti hentinya menceritakan saat saat ia tinggal bersama nenek hanum
Aldric terus menjadi pendengar yang baik bagi anaknya itu

Meski perjalanan pulang sedikit memakan waktu yang lama tapi saat ditemani ocehan dari anak itu membuat semua yang berada di dalam mobil merasa tidak bosan sama sekali.

Ocehannya terus berlanjut hingga akhirnya mereka sampai di rumah

Valda disuruh langsung ke kamar dan bersih bersih sebelum nanti ke ruang makan untuk makan malam bersama.

Valda yang telah selesai membersihkan diri merebahkan badannya sejenak diatas kasur namun tidak dengan kaki yang naik ke atas kasur, hanya separuh badan. itu kebiasaan uniknya,bila tidak tidur maka saat merebahkan badan ia tidak akan ikut menaikkan kakinya keatas kasur.

Ia memandangi foto di ponselnya, tadi ia sempat berfoto berempat dengan Gavin,nenek hanum dan kakek Edwin.

Difoto itu terlihat mereka saling merangkul satu sama lain.

Bila di ingat ingat itu adalah Foto pertamanya bersama dengan mereka
Selama ini mereka hanya saling menyalurkan rasa sayang bersama tanpa pernah mendokumentasikannya

Besok ia ingin agar foto itu dibingkai agar bisa selalu dipandangnya.
Beberapa menit ia habiskan dengan memandang foto tersebut tanpa tahu bahwa ternyata Samuel baru saja masuk ke kamarnya.

"Dek"

Valda sedikit tersentak saat mendengar namanya di panggil, saat ia menoleh ternyata sudah ada Samuel.

"Astatang kaget kak"

"Turun gih, makan malam sama sama"

Valda mengangguk dan mulai mengekori Samuel

Dimeja makan ternyata Aldric dan Xavier sudah menunggu mereka

"Kok lama dek?"tanya Aldric
Tidak menjawab tapi Valda malah menyengir dan memperlihatkan deretan giginya.














T
B
C





Hai haiiii(⁠~⁠‾⁠▿⁠‾⁠)⁠~

Maaf tadi malam gak up

Padahal rencananya tadi malam up kok tapi
jaringan tak berpihak pada kitaaa~~~~~~~ hooooouuuoooooo~~~

Maaf ya kalau tambah chapter ceritanya tambah gak jelas ;(

Makasih udah mampirrrr

Sayang kalian banyak banyakkk❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

Dadaaaahhhh~♡

 

VALDA ADIWANGSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang