"Lily"
"Ya tuan"
"Bagaimana pembelajaran mu dengan putra saya?"
"Tuan muda Valda sangat cepat memahami pelajarannya tuan, tuan muda Valda juga terlihat sangat aktif dalam bertanya"
Aldric mengulas senyum kearah Valda yang kini tengah duduk di sampingnya
Mereka saat ini berada di meja makan bersama Samuel dan Xavier juga, soal Lily Valda lah yang meminta Aldric agar mengizinkannya bergabung untuk makan siang bersama
"Apa putra ayah ini tidak lelah? Bila Valda lelah kita boleh lanjutkan pelajarannya besok saja"
Valda menggeleng kecil
"Tidak yah, masa iya sih baru aja belajar udah capek, gimana Valda mau sekolahnya "
"Yang di katakan ayah benar dek, kalau kamu lelah tidak usah di paksakan, lagi pula kamu boleh merubah jam belajar mu sesukamu "
"Gak dulu deh kak, Valda yang keren ini masa iya belajar bentar udah capek. Nanti lanjut lagi belajar nya ya kak lily"
Lily menatap setiap orang di meja makan dengan bingung
"Yasudah kalau begitu, Lily. Jangan sampai putra saya kelelahan saat belajar, bila Valda sudah terlihat lelah lanjutkan besok saja" instruksi Aldric
"Baik tuan"
Setelah makan siang Aldric dan kedua putranya kembali ke kantor, sedangkan Valda kembali melanjutkan pelajarannya .
.
Langkah ringan Aldric dibawanya ke sebuah ruangan dengan pintu berwarna putih, tanpa permisi atau pun mengetuk pintu langsung saja dibukanya pintu itu
"Dasar pria syalan! Kalau mau masuk itu setidaknya ketuk pintu dulu bodoh"
"Ck tidak usah banyak gaya, biasanya juga begitu , kau saja yang terlalu sensitif Teo"
"Nyenye ada perlu apa tuan Aldric yang terhormat ini datang kesini hmm? Tumben sekali kau langsung datang ke ruangan ku. Biasanya saat ada kepentingan kau hanya mengajak ke restoran atau cafe saja"
"Aku ingin berkonsultasi" ucap Aldric mulai serius
"Ha? Maksudmu?"
"Aish kau ini psikolog atau bukan sih?! Ya konsultasi bodoh"
"Oohh tumben, Ada apa? Apa kau ingin menikah lagi atau kau sedang putus cinta? oh atau kau sedang tekanan batin?"
"Bukan tentang aku, tapi putra bungsu ku"
"Oh Xavier, ada apa dengannya? Apa kau bertengkar dengannya atau dia bertengkar lagi dengan Samuel?"
"Bukan Xavier, tapi Valda"
"Ha?! Valda yang mana itu?! Kau menculik anak orang? Oh atau kau jadi om om pedo"
Sentilan keras mendarat di bibir pria yang bernama Mateo itu, ia adalah seorang psikolog sekaligus sahabat dekat Aldric
"Sembarangan kau kalau bicara, Valda anakku dan Amanda"
"Ha?! What the hell?! Kau gila?! Bagaimana bisa?!" teriak Mateo dengan mata yang melotot kaget
"Bukan kah aku sudah pernah menceritakannya padamu, kau jangan pura pura terkejut bajingan"
"Kalian sekarang tinggal satu rumah?!"
"Hmm"
"Apa dia mau tinggal dengan kalian?"
"Itu dia yang ingin aku konsultasikan denganmu "
KAMU SEDANG MEMBACA
VALDA ADIWANGSA [END]
DiversosHidup adalah tentang perjalanan, baik buruknya hanya tuhan yang tahu, tugas kita sebagai manusia adalah menjalani dan memahami maknanya. Seorang remaja laki laki juga tengah berusaha menjalani hidupnya, banyak hal baru yang kadang membuat ia terkej...