Bagian 15 (REVISI)

4.8K 363 23
                                    

Wajah mengantuk Valda seketika berganti dengan wajah penuh kepanikan, darah seperti berdesir di kepalanya, jantungnya terasa berdebar terlalu cepat memompa darahnya.

Kilas balik masa lalu seolah terputar kembali di ingatannya

Keringat dingin mengucur di dahi nya, tubuh nya seakan membeku tak mampu bergerak se inci pun

Lain hal nya dengan Xavier yang tak kalah terkejut nya mendapati bahwa orang yang kini sedang di todong nya dengan senjata adalah adik bungsunya, Segera ia melempar pistol nya ke  sembarang arah hingga terpelanting jauh menimbulkan bunyi yang keras.

"hei? Dek??!" Disaat Xavier berniat memeluk Valda, dengan reflek nya Valda meraih bantal di sampingnya dan melemparnya sekuat tenaga tepat mengenai wajah Xavier

Tak hanya itu, Xavier juga mendapat bonus lain yaitu

"KAPARAT!! APA APAAN?! LO MAU BUNUH GUE? PERGI LO! SIALANNNNN!! SIBALLLLL!!! SHIAAAA!!!! PERGI GAK?!!!! " Dengan gerakan asal Valda melempar segala yang berada di jangkauan nya

Xavier yang tak siap pun terkena berbagai hadiah dari Valda yang terus melempar barang di sekitarnya secara brutal.

Sembari menahan tangis nya Valda mendorong Xavier dengan ujung bantal guling hingga Xavier mundur kearah pintu, sesampainya di dekat pintu Valda mendorong Xavier dengan sekuat tenaga hingga Xavier terjungkal dengan pantat pertama menyium lantai

Suara debuman keras terdengar, Pintu di tutup dengan kasar dan dikunci oleh Valda. Setelahnya ia segera berlari ke sudut ruangan dengan guling yang masih dipeluk nya merasa itu adalah tempat ter aman untuknya, kembali memeluk dirinya sendiri.

Sementara itu diluar kamar Xavier hanya tercengo karna kejadian barusan Dengan segera ia bangkit dan berusaha membuka pintu tapi sayangnya pintu sudah dikunci rapat oleh Valda dari dalam.

"Dek ?Hei? Buka pintunya please.. kakak minta maaf ya astaga, buka pintunya hei.. Kakak kangen banget ketemu sama adek nya kakak ini, Valda.. buka pintunya dek" Dengan pasrah Xavier terduduk didepan pintu menunggu berharap pintu itu akan terbuka

Sebenarnya saat ini rasa bahagia masih memuncah di hatinya, tak menyangka hal yang mereka harapkan agar Valda mau tinggal dengan mereka terkabul

Tapi ia malah mengacaukan moment itu dengan membuat Valda takut dengan nya.

.

Berjam jam Xavier menunggu didepan pintu berharap Valda mau membuka pintu, namun hasilnya masih tetap sama. Pintu itu tak terbuka bahkan sedikit celah pun, masih terkunci rapat.

Hingga dua orang pria baru saja datang

"Loh? Vier, sedang apa kamu didepan pintu? Ada apa ini?" tanya Samuel

"Ayah! Kak Sam! Asal kalian tahu saja ya!VALDA PULANGGGG!! FINALLY!!!!" teriak Xavier dengan sangat excited dan menggebu gebu

"HA?!" keduanya sontak bingung setelah apa yang Xavier ucapkan barusan.

"IYAA!!, tapi..." Wajah Xavier yang awalnya girang kembali berganti masam

"Valda tidak mau membuka pintunya ayah" cicit Xavier tak berani menatap mata sang kakak dan ayahnya.

"Ha?! Loh?! Why?"

"my bad ayah, tadi.. emm. .Valda ketakutan gara gara Xavier " masih dengan cicitan pelan nya kini Xavier mulai memberanikan dirinya menatap mata sang ayah.

"Oh shit! Kenapa bisa?!" Aldric memasang wajah garang nya.

"It's my bad yah, sorry tadi Xavier kira dia orang asing, jadi Vier todong dengan desert Eagle, maaf ini semua salah Vier, maaf ayah, Vier menyesal"

VALDA ADIWANGSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang