Bagian 11 (revisi)

5.1K 368 2
                                    

Valda dan Gavin tengah membereskan kedai karna sekarang sudah saat nya untuk tutup, Para pengunjung sudah pergi sehingga mereka leluasa untuk membersihkan kedai

Bel pintu terdengar tanda bahwa ada yang baru saja masuk

"Maaf kami sudah tu- " Ucapan Valda menggantung seketika saat melihat siapa yang datang, Aldric

"Ada urusan apa kesini? Kami udah tutup. Kalau tidak ada kepentingan pulang aja" ucap Valda dengan memalingkan pandangannya kearah lain.

"Valda, apa ayah boleh bicara sebentar?" tanya Aldric

"tidak ada yang perlu dibicarakan jadi mending paman pulang aja" jawab Valda tanpa sedikitpun melirik Aldric

"Ayah mohon"

Valda diam

" ayah mohon nak"

Gavin yang merasa ini adalah urusan antara ayah dan anak pun memilih tutup suara dan perlahan pergi kebelakang.

Sedangkan Valda kini duduk di salah satu kursi, disusul Aldric yang duduk berhadapan dengan Valda

"Apa Valda se benci itu pada ayah?"

"Bisa jawab sendiri kan?" ucap Valda ketus

"Ayah lebih butuh jawaban Valda "

"Bisa mikir sendiri tidak tuan?!" intonasi Valda mulai meninggi

"Apa ayah benar benar tidak dapat dimaafkan?"

"anda bisa mikir tidak sih?! Anda pikir aja mana ada anak yang mau di telantarin?! Mana ada yang mau hidupnya Luntang lantung di jalanan! Di anggap sebagai pembunuh! Sedangkan bapak nya sendiri cuma diem! Dari kemaren sudah saya bilang kan! Tidak usah temui saya lagi! Ada gak adanya anda hidup saya bakal baik baik aja sekarang! anda bangga tiba tiba bilang anda ayah saya?! Mikir! anda kemana aja selama ini?! Hidup saya sudah susah jadi anda gak usah nambah susah hidup saya lagi! Saya mohon"

Aldric sepenuhnya bungkam, ia sadar ini sepenuhnya kesalahannya karena telah menelantarkan anaknya dan membiarkan anaknya berjuang sendiri

"Siapa Viona? Istri anda?!"

"B-bagai mana kamu tau soal Viona?" raut wajah Aldric berubah terkejut

"Cih bener ternyata, istri anda yang sudah bunuh orang tua saya kan?! Anda punya otak tidak sih?! Anak anda mau dibunuh istri anda sendiri dan anda cuma diem?! Itu yang anda bilang mau nebus kesalahan anda?! Bisa bisanya anda bilang anda punya hubungan dengan ibu saya sedangkan anda biarin dia dibunuh sama istri brengsek anda itu!! Anda biarin dia di bunuh secara gak manusiawi! anda biarin dia ninggalin saya!!salah ibu saya apa sih sama anda! anda manusia bukan sih?!!" Valda menunjuk tepan pada dada Aldric

Meja di gebrak Valda dan ia pergi tanpa mendengarkan penjelasan dari Aldric, baginya tidak perlu lagi jawaban dari Aldric karena kini ia telah tahu jawabannya.

Gavin yang dari tadi menyimak dari kejauhan mulai menghampiri Aldric

"Maaf tuan, sebaiknya anda pulang, Valda butuh waktu untuk menerima anda. Saya mohon jangan temui Valda dulu"

"Saya mohon sampai kan permintaan maaf saya kepada Valda, dan saya mohon tolong jaga anak saya. Saya permisi" Aldric keluar dari kedai dengan langkah gontai dan kepala yang tertunduk lesu

Setelah kepergian Aldric, Gavin kembali untuk menghampiri Valda. Di dapur belakang Gavin mendapati Valda tengah menangis sembari menenggelamkan wajah di lipatan tangannya

"Val, Pulang yuk, nanti kita cerita di rumah ya, Nenek sama kakek pasti udah nungguin kita"ucap Gavin sembari mengusap Punggung Valda berusaha menenangkan. Menurutnya solusi saat ini adalah pulang dan mendiskusikan semuanya di rumah

.

Valda dan Gavin telah pulang kerumah, kini mereka tengah berkumpul di ruang tamu dan Gavin telah menjelaskan kejadian tadi pada nenek Hanum dan kakek Edwin

"Valda, Nenek boleh tanya sesuatu tidak?" suara nenek Hanum terdengar sangat lembut.

Valda mengangguk

"Valda sayang tidak dengan Ayah Valda?"

"Valda gak tau nek" jawab Valda terdengar ragu

Hanum mendekati Valda dan mengelus kepala putra angkatnya itu penuh sayang.

"Kalau boleh nenek tau, kenapa Valda bisa benci sama ayah Valda?"

"Dia udah nelantarin Valda, dia gak sayang kan sama Valda ? Makannya dia selama ini gak pernah nemuin Valda. Dia bikin Valda kesepian, Sakit banget nek rasanya pas semua orang Mandang jijik ke Valda, Katanya seorang ayah yang bakal ngelindungin anak nya, Tapi dia biarin Valda ketakutan sendirian. Yang paling bikin Valda gak bisa maafin dia karena istrinya yang udah bunuh ayah ibu nek" perahan liquit bening mulai mengalir di pipi Valda diiringi lirihan pelan

"Loh Valda tau darimana kalau istrinya yang lakuin hal itu?"

"Luis yang jelasin nek, salah ibu ayah Valda apa nek? Kalau dia sayang sama ibu Valda trus kenapa dia biarin ibu Valda dibunuh? Saat Valda udah gak punya siapa siapa dia bahkan gak mau nemuin valda" Valda terisak

Hanum membawa Valda ke pangkuannya, Hanum paham rasa kecewa Valda terhadap ayah kandungnya sendiri. Valda pasti sangat kecewa karena selama ini Aldric tidak pernah ada sebagai sosok pelindung baginya. Terlebih lagi saat tau bahwa ternyata Aldric adalah ayah kandungnya namun memiliki seorang wanita lain dan bukan ibunya sendiri. Lalu sebenarnya apakah dia anak haram sehingga Aldric pernah menelantarkan nya ?

Awalnya Valda ingin memberikan maaf pada Aldric dengan menunggu beberapa waktu, namun saat tau fakta tentang Viona dan hubungan antara Viona dan Aldric membuat perasaan kecewa dan marah Valda semakin bertambah. Valda sudah terlanjur kecewa pada Aldric, selama ini yang ia butuhkan adalah sosok yang akan mendekap laranya namun Aldric tak pernah mengambil posisi itu. Biarlah rasa bersalah yang akan menghancurkan Aldric nantinya.

Valda terus menangis hingga tertidur di pelukan nenek Hanum.

.

Valda terbangun dengan mata yang sembab mungkin karena ia kemarin menangis semalaman. Setelah membersihkan diri, ia pergi menuju dapur untuk menolong nenek Hanum mempersiapkan sarapan

Saat sesampainya di dapur ia mendapati nenek Hanum dan Gavin yang tengah memasak, dan kakek Edwin yang tengah membaca koran di meja makan.

"selamat pagi "

"Loh Valda udah bangun, gimana sekarang perasaan nya nak? Udah gak sedih lagi kan?" sapa nenek Hanum

"Aman kok nek, Valda bantuin ya" ucap Valda dengan senyum khas nya yang menampilkan deretan gigi rapinya.

Valda mereka telah kembali, padahal tadi malam ia menangis sesegukan namun pagi ini ia kembali ceria dengan senyum manisnya

Begitulah Valda, seburuk apapun hari ini tapi ia akan kembali ceria di hari esok demi orang orang yang disayanginya

Ketukan dari arah pintu masuk terdengar

"Permisi, paket"

"Biar Valda yang bukain pintu kek" segera Valda berjalan kearah pintu

"Permisi dek apa benar ini rumah Valda? ada kiriman untuk atas nama Valda" ucap sang kurir

"Oh saya sendiri kak"

Sang kurir menyerahkan sebuah buket tulip putih yang sangat besar

"Kalau begitu saya permisi dulu dek"

"Iya, terima kasih kak"

Valda kembali masuk dengan membawa buket bunga yang sangat besar itu

Namun netra nya melihat sebuah surat disela sela bunga itu, Sepertinya surat tersebut ditulis dengan tulisan tangan

VALDA ADIWANGSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang