Bagian 45

904 88 11
                                    

Fany dan pria paruh baya itu beradu tatap sepersekian detik
Pria itu memanggil seseorang dan datanglah pria berbadan tegap yang langsung mengikat kaki dan tangan Fany serta menyumpal mulutnya dan kembali keluar dari ruangan

"Diam dan saksikan saja semua ini" ucap pria paruh baya itu sembari tersenyum kemudian turut keluar dari ruangan itu

Valda masih tak dapat mencerna hal hal yang kini terjadi padanya
Apa hubungan pria itu dengan fany, dan apa kaitannya dengan dirinya. Ia rasa tidak pernah sekalipun berinteraksi dengan pria itu bahkan untuk sekedar berpapasan
Kenapa pria itu menyekapnya dan apa keuntungan yang Fany dapat dengan membawanya kesini. Apakah se benci itu Fany padanya??

Valda rasa tak dapat berfikir dengan rasional saat ini, tangan dan kakinya terasa sangat kebas, kepalanya berat, dan perutnya juga sialnya kini terasa melilit, bahkan ia masih mengenakan pakaian olahraga sedari tadi, Komplit sudah penderitaannya saat ini.
Ia bahkan tidak tahu sekarang sudah jam berapa, di ruangan ini tidak ada jendela sehingga ia tidak tahu sekarang masih siang atau sudah malam

Pintu ruangan kembali terbuka, pria paruh baya tadi kini kembali namun dengan satu tas golf dan seorang maid di belakangnya yang membawakan dua ember besar penuh air es

Firasat Valda sangat tidak enak saat ini, apa yang akan pria itu lakukan padanya dan pada Fany

"Kau tahu siapa saya?" Tanya pria itu pada Valda

Valda menggeleng sebagai jawaban

"Mulutmu tidak saya sumpal, jawab ketika saya bertanya. apa begitu cara wanita jalang itu mengasuh mu dulu?"
Kata pria itu sambil melipat tangan di depan dada

Valda menggertakan gigi menahan marah
"Mulut kotor anda tidak pantas menghina ibu saya!" Katanya

Pria itu kembali terkekeh
"Saya Vincent, kau tahu siapa saya? Saya ayah dari istri ayah bodoh mu itu! Pria bajingan yang sudah menghancurkan hidup anak saya! Ah bukan wanita jalang yang satunya, tapi nyonya dari kediaman Adiwangsa yang sah" pria itu tersenyum remeh

Dia ayah dari Viona, ibu kandung kak Samuel dan Xavier Valda membatin

Pria paruh baya- ah tidak, Vincent, mengeluarkan salah satu stick golf dari tasnya

Di todongkan nya stick golf itu pada Valda

"Mari mulai, ah saya tidak tahu harus mengawalinya dari tulang yang mana, bagaimana kalau kita mulai dengan kaki terlebih dahulu?"
Vincent mengarahkan stick golf nya pada tulang kering Valda

Fany mulai meraung tak jelas saat Vincent akan segera mengayunkan stick golf nya

"Satu suara saja terdengar dari bocah laki laki ini saat saya memukulnya maka siram wanita ini dengan air es itu!" Perintah Vincent pada maid yang ada di belakangnya

Valda mengepalkan tangannya erat, rasanya ingin sekali melayangkan bogeman pada pria tua itu

"Akh!!" Valda reflek menjerit saat stick golf itu tepat mengenai tulang kering kaki kanannya, ternyata Vincent tanpa aba aba sudah melayangkan pukulannya

Karna jeritan kesakitannya tadi maid menyiram seember penuh air es pada Fany
Tubuh Fanya basah kuyup dan terlihat menggigil

Vincent tertawa sangat keras hingga menggema di ruangan kosong ini kemudian kali ini memindahkan sasarannya pada kaki kiri Valda

Saat ia melayangkan pukulannya Valda sebisa mungkin menahan jeritannya, ia menggigit bibirnya hingga menimbulkan sobekan dan mengeluarkan darah dari sudut bibirnya

Vincent bertepuk tangan dan kembali tertawa
"Wah luar biasa! Ini akan sangat menyenangkan!"

Vincent kembali melayangkan pukulan dan kini tepat di area perut membuat Valda menggeram tertahan berusaha untuk tidak membuat suara sedikitpun
Valda terkulai lemas menahan sakit dan ngilu di sekujur tubuhnya dari pukulan pukulan Vincent yang terus berlanjut tanpa ada hentinya

VALDA ADIWANGSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang