Wanita dengan pakaian pasien sama seperti yang Valda pakai, dengan rambut yang di biarkan terurai, penampilan berbeda dari yang pernah Valda lihat sebelumnya namun dia tetap orang yang sama
"Kak fany?" Valda menyapa ragu
Fany menoleh saat mendengar namanya di sebut, ketika ia melihat siapa yang memanggilnya ia segera meninggalkan taman dengan langkah yang tergesa-gesa tampa melihat kebelakang lagi
Valda ingin berlari mengejar namun ia hampir saja lupa bahwa bahkan saat ini untuk berjalan saja ia tidak bisa apalagi berlari, masa iya ia harus ngesot mengejar fany.
"Kak Sam! Ayo bantu Valda kejar kak Fany!" Ucap Valda menarik ujung kemeja Samuel
Namun samuel tidak bergeming dan hanya diam memandang kepergian Fany
Merasa tak ada tanggapan Valda beralih memandang kakaknya yang satu lagi
"Kak Sam??! Kak Vier ayo tolong Valda!"Namun sama hal nya dengan Samuel, Xavier hanya diam di tempat
"Tidak perlu mengejarnya, nanti dia sendiri yang akan datang padamu" ucap Samuel, kemudian mendorong kursi roda adiknya kembali ke ruangannya
.
Setelah beberapa hari di rumah sakit akhirnya Valda di perbolehkan pulang ke rumah namun dengan catatan ia masih harus menggunakan kursi roda atau tongkat
Awalnya Valda ingin menggunakan tongkat saja namun Aldric menolak dan berkata itu terlalu rawan jadilah akhirnya kini Valda masih menggunakan kursi rodaSemua barang barang Valda telah di kemas Samuel dan Xavier sehingga saat Aldric telah kembali dari mengurus masalah administrasi, mereka bisa langsung pulang
Namun saat akan keluar dari ruangan Valda meminta untuk menunggu sebentar"Ada apa son? Apa ada yang tertinggal?" Tanya Aldric
Valda menggeleng "gak jadi yah, ayo pulang hehe"
Mana mungkin kak Fany nyamperin, yang bener aja batin ValdaAldric mendorong kursi roda anaknya keluar dari rumah sakit dan dengan hati hati membantu anaknya masuk ke dalam mobil
Beberapa menit perjalanan mereka sampai dirumah, semua anggota keluarga termasuk opa dan oma telah menunggu kepulangan Valda, mereka semua berkumpul di ruang keluarga
Para orang dewasa sibuk berbincang dan anak anak sibuk dengan segala macam jenis cemilan yang terhidangPemandangan uniknya adalah Alton yang terus menempel pada Valda
Dimana ada Valda di situ ada Alton
Remaja itu merasa sangat bersalah dan sebagai permintaan maafnya ia menawarkan diri menjadi asisten Valda selama sehari penuhHal itu tentu di terima dengan senang hati oleh Valda, semua kehendaknya di turuti oleh Alton
"Kak ambilin itu dong"
"Kak pengen kue itu"
"Kak kipasin dong gerah"
"Kak ganti kartun nya dong"
"Kak Al panggilin alice dong"
" Kak Al mau jus itu"
"Kak ambilin tissue dong"
"Kak Al bekinin susu coklat"
Alton menghela nafas sejenak, kemudian mengangguk dan tersenyum barulah ia ke dapur dan membuatkan minuman sesuai perintah Valda
Meski kesabarannya hanya setipis tissue di bagi tujuh tapi demi sepupunya itu akan ia turuti semuanya hari ini.
Keesokan paginya Valda, kedua kakaknya dan pastinya Aldric berada di dalam mobil dalam perjalanan ke panti asuhan
Semua atas permintaan Valda tadi malam, tak tega bila anaknya terus memohon Aldric pun menuruti kemauannya
Valda di bantu turun oleh Xavier dan mendudukkannya di kursi roda
Luis yang juga ikut membawa banyak barang di jinjingan nya, didalamnya termasuk makanan, pakaian, dan pastinya mainan
Saat berada di pekarangan panti mereka melihat banyak anak anak yang tengah bermain di halaman
Seorang gadis kecil dengan rambut yang di kuncir menghampiri mereka"Halo, kakak dan paman ini ada perlu aoa kesini?" Tanya gadis kecil itu
"Halo adik kecil, apa boleh kakak berkunjung dan bermain bersama?" Kata Valda
Gadis kecil itu menganggukSamuel mendorong kursi roda adiknya membawanya mengikuti gadis tadi ke tempat banyak anak anak tengah berkumpul dibawah pohon mangga
Anak anak itu memandang mereka dengan tatapan penasaran
Seorang wanita keluar dari rumah dan menghampiri mereka
"Maaf ada yang bisa say--
Ucapannya terhenti saat matanya bertemu dengan mata Valda"Kak Andini?" Valda ingat betul wanita itu adalah Andini, dulu mereka juga sering bermain bersama di panti ini
"Maaf saya permisi Sebentar" pamit Andini kembali masuk kedalam rumah
Tak lama seorang wanita keluar dari rumah, bukan Andini, itu Fany
Ia menghampiri mereka dengan langkah yang terlihat berat"Mari berbicara di tempat yang lebih tenang" ucap Samuel yang mendorong kursi roda adiknya menuju sisi halaman yang lain yang terlihat lebih sepi
Setelah itu ia meninggalkan Valda dan Fany untuk memberi mereka waktu
Saat hanya tinggal Valda dan Fany saja di sana, Fany berdiri tepat di depan Valda, namun ia tak berani menatap mata anak di depannya itu. Ia hanya meremat jari jarinya dan menunduk
"Kak" ucap Valda
"Maaf" Fany merespon dan memberanikan diri menatap mata Valda
Mata adalah jendela jiwa, mereka berdua diam dan saling menatap seolah mereka berbicara melalui tatapan saja
Dan benar saja, air mata mulai mengalir dari mata Fany, perasaan bersalah yang selama ini ia pendam tak dapat lagi ia tahan
Ia bersimpuh di depan Valda yang membuat Valda terkejut"Kak Fany, jangan gini" Valda meraih kedua tangan Fany berusaha membuatnya kembali berdiri
"Valda gak salah, kakak hanya gak bisa menerima kepergian ibuk dan malah mencari pelampiasan. Valda gak salah selama ini, cuman diri kakak yang masih sulit buat Nerima kenyataan, kakak minta maaf" dengan suara Parau Fany berucap
Kata katanya berpacu dengan isakan tangis yang tak dapat ia tahan
Ingin mengatakan lebih banyak hal namun ia tak mampu, tenggorokannya seakan tercekat, air matanya pun tak henti hentinya mengalirMelihat Fany menangis membuat Valda juga ikut menangis, keduanya saling berpelukan dan saling melemparkan kata maaf satu sama lain
T
B
CGak tauuu
Pokoknya masih udah mampir
Sayang kalian banyak banyakkk ❤️❤️❤️ ❤️
Dadaaaaaahhhhj~♡
KAMU SEDANG MEMBACA
VALDA ADIWANGSA [END]
RandomHidup adalah tentang perjalanan, baik buruknya hanya tuhan yang tahu, tugas kita sebagai manusia adalah menjalani dan memahami maknanya. Seorang remaja laki laki juga tengah berusaha menjalani hidupnya, banyak hal baru yang kadang membuat ia terkej...