Bagian 19 (revisi)

3.5K 272 11
                                    


Sudah beberapa hari terhitung sejak kejadian tidur bersama di ruang keluarga, Beberapa hari itu pula Aldric hanya bekerja di rumah dan lebih memilih menghabiskan hari biasanya bersama anaknya

Samuel dan Xavier pun juga selalu pulang untuk makan siang dan pulang kerja lebih awal dari biasanya, Hal itu yang membuat Valda lebih dekat dengan Aldric dan kakak kakak nya

Ia mulai bisa berbaur dengan keadaan dan perilaku mereka

Sifat prik Valda pun kadang perlahan lahan mulai terlihat ke permukaan

Seperti malam ini setelah makan malam, mereka semua tengah berkumpul di ruang keluarga, Mendengarkan beberapa cerita hari ini dari Valda dan sesekali melemparkan beberapa teka teki

"Valda mau kasih teka teki nih! Jawab ya"

Ketiga pria dewasa yang duduk menghadap nya mengangguk pertanda siap

"Permen permen apa yang gede banget?"

Samuel dan Aldric nampak berfikir dengan serius namun tidak dengan Xavier yang sepertinya mulai satu server dengan si adik

"Permen kaki?"

"salah"

"Permen kapas?"

"salah"

"Permen dunia?"

"apaan permen dunia?! Salah!"

"Kami menyerah, tidak tau"

"Jawabannyaaaa.. candy Borobudur!!!! AHAHAHAHAAHAHAHHAHAHAHAHAHHAHAAAHHH!!!!"

😭✌️

Valda terpingkal pingkal tertawa, Xavier yang paham pun juga ikut tertawa lepas namun tidak dengan Samuel dan Aldric yang saling menatap bingung satu sama lain

"Yah, sepertinya humor kita terlalu dolar untuk mereka yang receh"

Aldric mengangguk setuju

"Eh Valda punya lagi nih! Raja raja apa yang slay?"

"Ha?"

"Fir'a unch !!!!!!!! AHAHAHAHAHAHAHA!!!!!"

😭

Valda dan Xavier terpingkal pingkal tertawa bahkan sampai mengeluarkan air mata, namun Samuel dan Aldric hanya tersenyum bingung

Suara tawa Valda menggelegar ke penjuru ruangan namun kini telah berhenti karna merasa perutnya keram terlalu banyak tertawa

"Udah deh capek ketawaaaa"

Aldric menggeleng melihat tingkah anak nya yang satu ini, sudah lama tak terdengar suara tawa lepas di rumah ini

Ternyata Valda anak yang sangat ceria dan receh sekali

"Oh ya ayah sudah menemukan guru les untuk Valda, besok adek sudah bisa les, guru nya akan langsung datang ke ruang baca, jadi setelah sarapan Valda bisa langsung belajar ya"

"Okeh makasih ya yah, tapi guru nya gak bakal marah kalau Valda gak ngerti pelajaran nya kan?"

"Tentu tidak, bila sedikit saja ia memarahimu langsung adukan pada ayah hmm?"

Valda mengangguk

Aldric menyerahkan sebuah tablet dengan beberapa profil guru yang akan mengajar nanti pada Valda

"Ini lily, ini anna, ini ryan dan ini geo, bila nanti adek tidak paham dengan pelajaran jangan sungkan untuk ditanyakan langsung pada mereka " jelas Aldric

"Makasih ya yah, Valda senang bisa belajar lagi"

Senyum mengembang di pipi Valda membuat keimutan remaja ini bertambah berkali kali lipat

"Tak perlu berterima kasih son, yang penting Valda senang semua akan kami lakukan"

"Nah sekarang sudah waktunya tidur, adek tidak inginkan terlambat untuk belajar besok?"

"Enggak lah kak, yaudah Valda pamit ke kamar dulu ya semua, selamat malamm"

Valda berlalu dengan semangat menuju ke kamarnya meninggalkan ketiga pria dewasa itu di ruang keluarga

"Yah, apa Valda tidak pernah mengungkit atau mempertanyakan soal kematian ibu?"

Raut wajah Aldric berubah serius

"Sejauh ini ia tidak pernah mempertanyakan tentang ini, namun beberapa kali terlihat banyak sekali pertanyaan yang ingin di sampaikan nya namun selalu di tahan, ayah juga tak ingin Valda tau terlalu cepat tentang masalah itu. Sebaiknya se bisa mungkin kita mengalihkan perhatiannya dari masalah itu, butuh waktu yang tepat untuknya mengetahui yang sebenarnya"

.

Pagi ini Valda terbangun lebih awal dari biasanya

Mengingat hari ini adalah jadwal les nya, hal itu membuatnya sangat tidak sabar, langkah ringan nya dibawa menuju ke ruang makan

Ternyata ayah dan kakak nya belum datang, mungkin masih bersiap siap untuk pergi bekerja. Di duduk kan dirinya di kursi yang beberapa hari belakangan menjadi kursi favorit nya itu

Lalu beberapa maid menghampirinya

"Selamat pagi tuan muda, apa sarapan hari ini yang ingin anda makan?"

"Emm nanti saja deh bi, Valda mau menunggu ayah sama kakak dulu ya"

Kakinya di ayun ayunkan sembari bersenandung kecil, tak lama menanti datanglah Aldric, Samuel dan Xavier dengan setelan jas yang rapi

"Loh? Hai, morning dek, kenapa sangat awal sekali terbangun hmm? Apa tidurmu tidak nyenyak semalam?"

"Tidak yah, Valda hanya tidak sabar untuk belajar hari ini"

Aldric terkekeh gemas dengan tingkah anak bungsunya ini.

Beberapa menit berlalu hingga tak terasa kegiatan sarapan pun selesai.

Samuel yang tengah kembali merapikan setelannya memergoki adik nya yang ternyata kini tengah memanandang lesu kearah nya

"Loh kenapa dek? Kenapa murung hmm?"

"Eh enggak kok kak hehe"

"Tidak apa apa , jika ada yang ingin di bicarakan, bicarakan saja jangan malu"

"Emm.. apa kakak gak capek kerja? Mau Valda bantuin gak? Pasti capek kan? Valda pasti nambah beban kan? Kalau ada apa apa mungkin Valda bisa bantu kok kak, Valda bisa bantuin cari uang kok, kakak sama ayah jangan terlalu lelah bekerja "

Mendengarkan penuturan adik nya membuat Samuel terkekeh gemas

"Dek, kakak tidak lelah kok, dan adek sama sekali bukan beban di keluarga ini, bahkan malah sebaliknya. Valda itu kekuatan bagi kita semua mulai sekarang , jangan pernah sekali kali merasa telah menyusahkan ya, lagi pula pekerjaan seberat apapun jika telah melihat senyum dari Valda, rasa lelah kami semua langsung lenyap begitu saja " jelas Samuel

"Benar kata kak sam, Valda tidak pernah memberatkan kami sedikit pun, Valda adalah hal yang paling berharga bagi kami, Valda hanya perlu melakukan hal yang bisa membuat Valda bahagia. Semua itu sudah lebih dari cukup bagi kami. Hah..sepertinya kami harus segera berangkat, Valda belajar yang rajin ya. Have a nice day son, bila ada yang kamu butuhkan tinggal panggil saja Luis, dia akan menjaga mu setiap saat mulai sekarang"

"Makasih ya yah, kak"

Aldric, Samuel dan Xavier satu persatu mengelusi rambut Valda dan segera berangkat ke kantor

Setelahnya Valda pun turut meninggalkan ruang makan untuk segera menuju ke ruang belajar nya nanti, di ikuti Luis di belakangnya.

"Om Luis, nanti yang ngajar Valda siapa ya?"

"Hari ini sesuai jadwal yang akan mengajar adalah guru lily"

"Ooh oke om makasih infonya"

"Tentu tuan muda"

Beberapa menit menanti akhirnya guru itupun datang

"Permisi tuan, saya lily guru yang akan mengajar anda"

VALDA ADIWANGSA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang