-Dua-

1.2K 52 9
                                    

Aku sengaja post ulang lagi biar banyak yang baca dan mungkin pada baca ulang lagi😁 jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberi vote dan komen ya!

Spam komen di sini ya!!

Terima kasih sudah bersedia membaca dan mampir ke lapak ini. Cerita ini ada untuk di baca bukan untuk di plagiat! Ingat plagiat itu sangatlah tidak berkelas😉

Have fun dan selamat membaca🥰
*
L
O
V
E
*

Dika bersama teman-temannya sedang berkumpul di kelas. Entah apa yang di pikirkan sahabatnya itu. Mereka bertiga sedang melihat ke arah lampu.

"Itu ada Tawon di deket lampu!" teriak Rizal heboh.

"Iya, Woy, menunduk!" Leo menimpali tak kalah heboh.

"Pait, pait, pait." Ucap Gino sambil terus menunduk.

Dika dan Rafael hanya diam saja dan memperhatikan tingkah ketiga sahabatnya itu, sampai akhirnya Tawon itu pergi. Rizal, Leo dan Gino duduk kembali dengan tenang.

"Eh, Dik. Si Afifah masih suka ngejar lo?" tanya Rizal di saat keadaan sudah tenang.

Dika tidak menjawab, hanya mengangguk saja.

"Gila. Udah tau beda agama masih aja di kejar," sahut Gino heboh.

"Imannya belum kuat kali. Makanya ngejar yang beda tuhan," Rafael ikut menimpali dengan nada mengejek.

"Kasian si Afifah sekalinya si Dika luluh, masa mereka harus pacaran beda agama sih." Leo berkata dengan raut wajah sedihnya.

"Iya, mending sama gue aja. Udah mah seiman, seamin, sehati lagi," kata Rizal sambil senyam-senyum.

"Mata lo sehati. Halu," Gino menoyor jidat Rizal sekuat tenaga.

"Yaelah kejem amat sih,"

Dika tidak memperdulikan para sahabatnya dan lebih memilih diam, sambil memainkan gawainya. Setelah sekian lama menunggu, akhirnya Bu Reni masuk juga dan segera mengajar di kelas itu.

"Ibu kayak bidadari deh, sumpah cantik banget." goda Rizal kepada Guru cantik dan muda di hadapannya.

"Bu, Ibu mau gak jadi pengisi hati ku? Di jamin rasanya... Ah mantap," Gino ikut menimpali dengan senyuman khasnya.

"Ibu makan apa sih? Tiap hari kok makin cantik aja." tak mau kalah Leo juga ikut menggoda Bu Reni.

"Sudah-sudah! Kalian semua duduk! Jangan godain Ibu terus. Nanti Ibu jadi baper," ujar Bu Reni sembari tersenyum.

"Ah... Bu Reni baper," teriak Rizal heboh.

"Oke! Seperti biasa kita akan belajar Matematika."

"Iya, Bu."

Dika hanya diam saja dan memperhatikan Bu Reni yang sedang mengajar. Jujur, dia selalu memperhatikan Guru yang mengajar, tetapi entah kenapa dia tidak pernah mengerti.

Di tempat lain, Diki bersama Rama terlihat sedang mengerjakan sebuah tugas kelompok. Mereka satu kelompok dengan Afifah, orang yang selalu mengejar Dika. Maka dari itu, sekarang dia terus saja bercerita tentang Dika.

"Sumpah si Dika ganteng banget," gumam Afifah sambil terus senyam-senyum.

"Walaupun dia selalu kasarin gue. Gue yakin kok dia itu baik. Kemarin aja gue liat dia nolong Nenek-nenek nyebrang," ucap Afifah dengan wajah gembiranya.

"Gue bakalan terus ngejar Dika gimanapun caranya!" Afifah tak henti-hentinya mengoceh tentang Dika.

"Udah deh, Fah! Lo sama dia itu beda agama. Jadi, percuma aja kalau dia suka sama lo terus kalian jadian. Kalau beda tuhan, kan, gak enak banget," ucap Rama yang sudah bosan dengan ocehan Afifah.

Kembar tapi Berbeda (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang