Aku sengaja post ulang lagi biar banyak yang baca dan mungkin pada baca ulang lagi😁 jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberi vote dan komen ya!
Spam komen di sini ya!!
Terima kasih sudah bersedia membaca dan mampir ke lapak ini. Cerita ini ada untuk di baca bukan untuk di plagiat! Ingat plagiat itu sangatlah tidak berkelas😉
Have fun dan selamat membaca🥰
*
L
O
V
E
*Sedari tadi, Diki terus saja menunggu Dika di tempat parkiran. Bel pulang sudah berbunyi lebih dari lima belas menit yang lalu. Semua murid sudah pada pulang. Hanya tersisa sedikit saja yang masih berada di sekolah. Salah satunya, Diki yang setia menunggu Dika.
Setelah lumayan lama menunggu, akhirnya Dika datang juga ke tempat parkir dengan wajah yang sangat datar.
"Lama banget sih keluarnya. Lo ngapain aja di dalem?" Diki bertanya, hanya untuk sekedar basa-basi.
Dika tidak menghiraukan keberadaan Diki. Dia tidak menganggap Diki ada dan malah naik ke atas motornya, lalu pergi begitu saja meninggalkan Diki yang masih diam mematung.
Diki langsung masuk ke dalam mobil, untuk menyusul Dika. Jangan sampai dia kehilangan jejak Dika. Nanti kalau kenapa-napa, kan, repot.
"Si Dika aneh banget. Dia kenapa sih?" Diki mencoba berpikir apa kesalahannya, hingga membuat Dika semarah itu.
Setelah dipikir-pikir. Dia tidak menemukan letak kesalahannya, kecuali satu dan jika itu memang benar. Dika tau darimana?
"Apa mungkin karena itu."
Mereka berdua akhirnya sampai ke depan halaman rumah, setelah acara kebut-kebutan di jalan tadi. Dika langsung saja masuk ke dalam tanpa memperdulikan keberadaan Diki.
Melihat sikap Dika yang semakin aneh membuat Diki semakin berpikir. Sebenci-bencinya Dika terhadap Diki. Dia tidak pernah mengabaikan keberadaan Diki dan sekarang dia melakukannya. Itu berarti,bDiki melakukan sebuah kesalahan yang membuat Dika marah besar, tapi apa itu?
"Dika! Tunggu!" Teriak Diki, namun Dika tidak mendengarnya dan terus saja berjalan.
"Dik, kita harus bicara!" Teriak Diki sekali lagi, namun hasilnya sama. Dika mengacuhkannya.
"Dika!" Diki berteriak sekeras mungkin, agar Dika mau berbicara dengannya.
Dika menghentikan langkahnya yang hendak menaiki tangga dan langsung berbalik menatap datar Diki. Dia muak, dia benci dengan keberadaan Diki. Kenapa Diki tidak mati saja.
"Apa?" tanya Dika datar.
"Lo kenapa?" Diki kembali bertanya.
"Tanya aja sama diri lo sendiri! Apa yang buat gue kayak gini?" Bukannya menjawab, Dika malah menyuruh Diki untuk bertanya kepada diri sendiri.
"Maksud lo?" Diki masih tidak paham dengan apa yang di katakan Dika tadi.
"Lo pikir aja bego!" Dika tambah muak melihat tampang polos Diki yang sok tidak tau apa-apa.
"Gue gak ngerti, gue gak tau salah gue apa?"
"Lo pindah agama,"
Deg.
Ternyata dugaan Diki benar. Dika pasti marah karena hal ini. Tapi kenapa dan darimana dia tau hal ini? Bukannya Diki belum pernah bercerita kepada siapapun dan tidak ada yang tau, kecuali Rama dan Afifah.
![](https://img.wattpad.com/cover/291987844-288-k121145.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar tapi Berbeda (END)
Teen Fiction~Memaafkan dapat membuat kita kembali bersatu~ •Kembar tapi Berbeda• (Sudah selesai revisi!) °°° Dika dan Diki adalah saudara kembar yang sangat berbeda. Dari mulai penampilan, tingkah laku dan keyakinan mereka berdua benar-benar berbeda. Maka dari...