Aku sengaja post ulang lagi biar banyak yang baca dan mungkin pada baca ulang lagi😁 jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberi vote dan komen ya!
Spam komen di sini ya!!
Terima kasih sudah bersedia membaca dan mampir ke lapak ini. Cerita ini ada untuk di baca bukan untuk di plagiat! Ingat plagiat itu sangatlah tidak berkelas😉
Have fun dan selamat membaca🥰
*
L
O
V
E
*Dika baru saja pulang dan memasuki rumahnya. Saat menaiki tangga dan akan masuk ke dalam kamar, dia mendengar suara Diki mengaji. Perlahan, Dika melangkahkan kakinya ke arah kamar Diki. Dika tidak mengerti dengan apa yang di baca oleh Diki. Tapi, Dika dapat menebak kalau Diki sedang membaca sebuah kitab.
"Mau jadi sok alim ternyata." Dika akhirnya pergi dari kamar Diki menuju ke kamarnya.
Dika masuk ke dalam kamarnya dan menutup pintunya dengan pelan. Dika langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Entah kenapa, rasanya hari ini sangatlah lelah sekali.
Perlahan Dika mulai memejamkan matanya, namun dia urungkan saat mendengar perutnya berbunyi. Dia lupa kalau belum sempat makan tadi."Aduh, kenapa harus bunyi sekarang sih? Gak bisa nanti aja, apa?" dengan perasaan yang sangat kesal, Dika mulai bangkit dan berjalan ke arah pintu kamarnya. Suasana hatinya sedang tidak bagus saat ini dan sekarang dia harus merasa kesal. Benar-benar menyebalkan.
Dengan kekuatan yang ada, Dika keluar dari kamarnya dan berjalan menuruni anak tangga menuju ke dapur. Sebelum itu, dia harus melewati kamar Diki terlebih dahulu. Dika berjalan mengendap-endap saat melewati kamar Diki. Dika sekilas melihat kalau Diki masih mengaji.
"Baca apaan sih lama amat?" gumam Dika penasaran, kemudian langsung bergegas turun ke bawah.
Dika langsung pergi ke arah dapur untuk mengambil makanan. Untungnya, Bi Ijah sedang berada di dapur. Jadi, Dika bisa langsung meminta bantuan kepada Bi Ijah.
"Bi, Dika lapar. Nanti bawain makanan ke kamar Dika ya! Sekalian sama minumannya."
"Iya, Den. Siap." Bi Ijah segera menyiapkan makanan untuk tuan mudanya itu.
Dika hanya mengangguk saja, lalu kemudian segera pergi darisana. Dia langsung berlari menaiki anak tangga dan tepat saat di depan kamar Diki, Dika kembali berjalan secara mengendap-endap dan setelahnya langsung berlari ke arah kamarnya.
"Gue udah kayak maling aja. Padahal ini rumah orang tua gue," Dika menggerutu sendiri, lalu berjalan ke arah cermin.
Dika menatap lekat-lekat dirinya yang berada di cermin. "Gue itu ganteng, sempurna. Terus kenapa Mamah sama Papah kayak yang gak mau banget punya anak kayak gue? Aneh banget, cuman karena gue gak pintar aja sampai segitunya."
"Oh iya, Diki itu anak sempurna di mata mereka. Ya pantes aja gue gak pernah di anggap." Dika menunduk sedih, lalu mendonggak dan menatap dirinya di cermin.
!!!!
Diki sebenarnya menunggu Dika, karena bosan hanya mondar-mandir menunggu Dika. Akhirnya Diki memutuskan untuk mengaji. Dia sudah lumayan bisa, karena Rama yang terus-terusan mengajarinya. Diki mengambil Al-Quran yang dia simpan di rak bukunya. Sebelum itu dia pergi ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.
Setelah selesai wudhu, Diki langsung menggelarkan sajadah dan duduk di sana. Tak lupa, dia juga mengambil Al-Quran yang tadi di simpan di atas meja, lalu membacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar tapi Berbeda (END)
Teen Fiction~Memaafkan dapat membuat kita kembali bersatu~ •Kembar tapi Berbeda• (Sudah selesai revisi!) °°° Dika dan Diki adalah saudara kembar yang sangat berbeda. Dari mulai penampilan, tingkah laku dan keyakinan mereka berdua benar-benar berbeda. Maka dari...