Aku sengaja post ulang lagi biar banyak yang baca dan mungkin pada baca ulang lagi😁 jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberi vote dan komen ya!
Spam komen di sini ya!!
Ekhem, ekhem, Biar kalian gak kebingungan atau pusing mau manggil aku apa? Call me Rein, dan aku panggil kalian Poo! Gimana setuju gak?
Spam 'Rein' kalau kalian setuju ya!!
Terima kasih sudah bersedia membaca dan mampir ke lapak ini. Cerita ini ada untuk di baca bukan untuk di plagiat! Ingat plagiat itu sangatlah tidak berkelas😉
Have fun dan selamat membaca🥰
*
L
O
V
E
*
"Kamu liat! Nilai kamu anjlok semua. Kamu belajar gak sih? Apa kamu selalu bolos dan gak pernah belajar? Hah?""Dika selalu belajar, Pah."
"Kalau kamu belajar hasilnya gak mungkin kayak gini, Dika."
"Kamu harus liat Kakak kamu! Contohin dia! Selalu dapat nilai terbaik,"
Diki terus Diki terus, Dikanya kapan?
Plakk!
Wajah Dika tertoleh ke samping saat Bryan menamparnya.
"Kenapa diem aja, Hah? Kamu denger gak?"
"Udah, Pah. Dika gak salah, Diki bakalan ajarin Dika." Diki menarik lengan Dika dan membawanya ke atas dengan segera. Tidak memperdulikan Bryan yang terus memanggil namanya.
"Mau lo apa sih? Lo seneng, kan liat gue di gituin? Jangan sok baik deh," Dika mendorong tubuh Diki, hingga Diki terhuyung ke belakang.
"Mau gue? Lo jangan diem aja! Lo harus berusaha dan buktiin kalau lo bisa! Gue gak mau kalah saing sama lo. Lo juga jangan sok ganteng deh, karena lo di sukai banyak orang," Diki membalas perkataan Dika dan mendorong tubuhnya, hingga membuat Dika ikut terhuyung ke belakang.
"Lo gak usah sok kayak burung Merpati deh. Jangan sok baik!" teriak Dika dengan tatapan tajamnya.
"Apa lo bilang?"
"Andai aja, temen-temen di sekolah tau sikap lo di rumah kayak gimana."
"Dan andai juga, temen-temen di sekolah tau sikap lo kayak gimana."
Dika dan Diki langsung berpisah saat itu juga. Dika masuk ke kamarnya, begitupun dengan Diki yang masuk ke dalam kamarnya di sebelah kamar Dika. Kenapa mereka tidak satu kamar saja? Hanya satu jawabannya, karena mereka sama-sama menolak.
"Tuh anak sok baik banget, pake nolongin gue segala."
"Gue benci sama lo, Diki."
Dika menendang pintu kamarnya sekeras mungkin, untuk menyalurkan amarahnya. "Gue benci banget sama lo, Dik. Benci banget!"
Dika langsung duduk ke meja belajarnya dan segera membuka buku-bukunya. Cukup lama Dika membaca buku-bukunya, tapi tetap saja dia tidak pernah mengerti tulisan yang ada di buku itu. Dika menjambak rambutnya kuat dan melemparkan bukunya ke sembarang arah.
"Aaaa... Gue udah berusaha. Tapi, gue masih gak ngerti juga,"
Akhirnya Dika lebih memutuskan untuk istirahat di kasurnya. Dia sangat kelelahan sekarang.
Di tempat lain, Diki terus saja mondar-mandir di kamarnya. Niatnya itu baik, cuman ingin mengajari Dika belajar. Tapi, kenapa Dika menolaknya? Diki memutuskan keluar dari kamarnya dan berjalan ke arah kamar Dika yang pintunya sudah tertutup rapat.
![](https://img.wattpad.com/cover/291987844-288-k121145.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar tapi Berbeda (END)
Teen Fiction~Memaafkan dapat membuat kita kembali bersatu~ •Kembar tapi Berbeda• (Sudah selesai revisi!) °°° Dika dan Diki adalah saudara kembar yang sangat berbeda. Dari mulai penampilan, tingkah laku dan keyakinan mereka berdua benar-benar berbeda. Maka dari...