Aku sengaja post ulang lagi biar banyak yang baca dan mungkin pada baca ulang lagi😁 jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberi vote dan komen ya!
Spam komen di sini ya!!
Terima kasih sudah bersedia membaca dan mampir ke lapak ini. Cerita ini ada untuk di baca bukan untuk di plagiat! Ingat plagiat itu sangatlah tidak berkelas😉
Have fun dan selamat membaca🥰
*
L
O
V
E
*
Seperti perkataan Diki tadi pagi. Sekarang para anggota OSIS tengah berkumpul untuk melakukan rapat OSIS. Tentu saja Diki lah yang menerangkan dan memberi arahan kepada para anggotanya.Sebenarnya para anggota OSIS sangatlah tidak suka jika Diki yang menjadi ketua mereka. Tapi, mau bagaimana lagi, itu sudah menjadi keputusan Guru. Terkecuali Afifah yang malah merasa senang jika Diki menjadi ketua, karena menurutnya Diki memang pantas menjadi ketua.
"Jadi, besok kalian harus siapin semuanya!"
"Iya,"
"Oke, rapatnya kita cukupkan sampai di sini. Jika ada pertanyaan silahkan tanyakan!"
Tiba-tiba ada salah satu anggota yang mengacungkan tangannya.
"Iya, silahkan!" ucap Diki mempersilahkan.
"Lo bisa gak sih? Gak usah sok jadi orang? Gue muak liatnya." ucap salah satu anggota itu, sambil memperlihatkan muka jijiknya--Deno namanya.
"Maksud lo apa ya?"
"Jangan pikir lo ketua di sini jadi lo bisa seenaknya. Gue gak pernah setuju lo jadi ketua,"
"Kalau gak ada yang mau di tanyakan lagi. Lebih baik kita pulang aja, Afifah lo pimpin doa!" Diki tidak memperdulikan ucapan Deno.
Afifah mengangguk dan mulai memimpin doa sesuai dengan kepercayaannya masing-masing. Setelah selesai berdoa, mereka semua langsung berhamburan keluar untuk pulang.
"Lo gak pa-pa? Gak usah di pikirin lah. Menurut gue lo cocok kok jadi ketua," Afifah mencoba memberi semangat kepada Diki. Lagi pula, itu jujur bukan kebohongan. Menurut Afifah, Diki memang cocok jadi ketua OSIS.
Diki hanya mengangguk dan tersenyum. "Makasih,"
"Iya,"
"Lo kayaknya lagi ada masalah ya?" Afifah bertanya kepada Diki yang sedang melamun.
"Hah, kenapa?" ucap Diki setengah sadar.
"Lo kayaknya lagi ada masalah ya? Soalnya daritadi gue liat lo ngelamun mulu,"
Memang benar, Diki terus saja melamun sejak di kelas dan rapat OSIS tadi. Entah kenapa perkataan Dika kemarin masih terngiang-ngiang di otaknya. Apakah dia harus mencari agama yang di percayai atau tetap pada agamanya selama ini? Sungguh Diki sangatlah bingung.
Melihat Diki yang malah melamun dan tidak menjawab pertanyannya, membuat Afifah bertambah yakin kalau Diki sedang dalam masalah atau banyak pikiran.
Tiba-tiba saja Rama masuk, dia langsung menghampiri Diki dan juga Afifah. "Kalian lagi ngapain sih berduaan aja? Lo ngapain ngelamun, Ki?" tanyanya kemudian.
"Dia kayaknya lagi ada masalah," ucap Afifah berbisik, agar tidak terdengar oleh Diki.
"Lo punya masalah apa sih?" ucap Rama bertanya setelah mendengar bisikan Afifah.
Mendengar itu, Diki langsung menatap Rama dan Afifah secara bergantian. Haruskah dia bertanya sekarang. "Gue lagi ragu akan sesuatu... Kalau kalian punya masalah apa yang akan kalian lakuin?"
![](https://img.wattpad.com/cover/291987844-288-k121145.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar tapi Berbeda (END)
Teen Fiction~Memaafkan dapat membuat kita kembali bersatu~ •Kembar tapi Berbeda• (Sudah selesai revisi!) °°° Dika dan Diki adalah saudara kembar yang sangat berbeda. Dari mulai penampilan, tingkah laku dan keyakinan mereka berdua benar-benar berbeda. Maka dari...