-Empat Belas-

462 27 4
                                    


Aku sengaja post ulang lagi biar banyak yang baca dan mungkin pada baca ulang lagi😁 jangan lupa tinggalkan jejak dengan memberi vote dan komen ya!

Spam komen di sini ya!!

Terima kasih sudah bersedia membaca dan mampir ke lapak ini. Cerita ini ada untuk di baca bukan untuk di plagiat! Ingat plagiat itu sangatlah tidak berkelas😉

Have fun dan selamat membaca🥰
*
L
O
V
E
*

"Ki, lo sibuk gak? Pulang sekolah bisa anterin gue ke pesantren?"

"Kayaknya sih gak sibuk. Emangnya lo mau ngapain ke sana?"

"Gue di suruh ngajar di sana."

"Oh, oke. Gue juga penasaran pasantren itu kayak gimana?"

"Sip, pulang sekolah ya. Lo udah janji,"

"Iya iya, gak percayaan amat sih."

"Bukannya gak percaya, tapi kurang percaya."

"Sama aja," Mereka kembali melangkahkan kakinya menuju kantin. Bel istirahat sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Entah kenapa, tapi hari ini Diki memutuskan untuk makan di kantin bersama Rama. Sepertinya dia sudah bosan makan di ruang OSIS sendirian.

Afifah sedang berjalan menuju kelas Dika dengan membawa dua mangkok mie ayam yang sudah ia pesan sebelum bel istirahat berbunyi. Kalau saja bukan demi makan berdua bersama Dika, Afifah mana mau mengantri panjang hanya untuk membeli mie ayam. Biasanya juga dia hanya akan memilih memakan batagor yang sama sekali tidak mengantri.

Semua orang yang melihat Afifah seperti itu menatapnya dengan heran, kebingungan dan juga kebencian. Mereka iri melihat Afifah yang selalu menempel dan mendekati Dika. Namun, bukan Afifah namanya jika dia peduli dengan tatapan dan omongan orang lain. Afifah terus berjalan dan segera masuk ke dalam kelas Dika.

Untungnya kelasnya sedang sepi. Para sahabat Dika sepertinya pergi ke kantin, tapi tidak untuk Dika. Buktinya saja Dika masih berada di bangkunya sambil memainkan gawainya.

Afifah semakin mengembang dan dengan sangat semangat Afifah menghampiri Dika.

"Dika, aku bawain mie ayam buat kamu. Di makan ya!" Afifah meletakkan mie ayamnya tepat di hadapan Dika.

Dika tidak peduli, bahkan dia tidak menganggap keberadaan Afifah dan tetap memainkan gawainya. Seperti tidak ada orang yang berbicara dengannya.

"Dika, ayo di makan! Aku tau kamu pasti belum makan. Makan ya!"

Lagi-lagi Dika tidak merespon dan tetap acuh memainkan gawainya.

Afifah sempat berdecak, sebelum akhirnya menemukan ide yang sangat brilian.

"Dika, di makan dong! Entar sakit lagi. Aku janji deh kalau kamu habisin mie ayamnya aku bakal pergi dan gak akan ganggu kamu lagi,"

Berhasil. Dika langsung menyimpan gawainya dan mengambil mangkok mie ayam itu, lalu memasukkannya ke dalam mulut. Dia sebenarnya lapar, tapi gengsi untuk memakan pemberian Afifah.

Senyuman Afifah kembali mengembang dengan sangat indah, ketika melihat Dika memakan makanan pemberiannya dengan sangat lahap. Afifah juga langsung duduk di samping Dika dan memakan mie ayamnya. Hening, tidak ada suara di antara mereka. Hanya suara dentingan sendok dan garpu saja yang terdengar.

!!!!

"Lo mau pesen apa?" tanya Rama saat Diki sudah duduk di bangku kosong.

Kembar tapi Berbeda (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang