Setelah selesai shalat, Matahari tidak kembali ke kelas. Laki-laki itu harus segera pulang kerena sepupunya mengalami kecelakaan motor akibat balapan liar. Luka sepupunya itu sangat parah, bahkan ia sampai tidak sadarkan diri dan sekarang sedang di ruang ICU.
"Kamu nggak kuliah, Ri?" tanya pamannya saat melihat Matahari lari tergopoh-gopoh menghampiri keluarga yang tengah berkumpul.
Matahari menggeleng. "Gimana keadaan Nia, Cik?" tanyanya. Cik atau acik adalah panggilan untuk adik orangtua kita. Sama seperti paman dan bibi.
"Kritis," sahut paman Matahari dengan murung.
Nia memang perempuan. Tapi perempuan itu memiliki hobi yang ekstrim. Balapan liar.
Keluarga besar Matahari memang cukup kompak. Jika satu mengalami musibah, maka yang lain akan siap membantu.
Matahari melihat kanan dan kiri. Keluarga besarnya tengah berkumpul. Ibu dari Nia sedang menangis tersedu-sedu di pelukan kakaknya. Sedangkan yang lainnya menghibur dengan kata-kata yang menenangkan.
Laki-laki itu duduk di bangku panjang paling ujung. Ia memutuskan untuk membuka ponselnya. Lalu mencari informasi tentang Kiki di akun media sosial milik Pak Arya.
Matahari yakin, Kiki dan Pak Arya pasti memiliki hubungan dekat. Ya, setidaknya insting laki-laki itu mengatakan demikian.
Dia bertekad ingin segera mencari informasi tentang Kiki supaya segala sesuatunya segera selesai. Entah mengapa, ia tidak tega melihat Dea terus diganggu oleh Kiki. Apalagi Dea mengatakan, kalau Kiki juga menganggu anaknya.
Terkadang segala sesuatu tidak selalu sejalan dengan niat. Matahari malah mencari akun Facebook Dea. Dan langsung ketemu.
Laki-laki itu menggulir terus sambil membaca dan melihat postingan Dea. Hingga ia menemukan postingan setahun yang lalu, postingan Dea yang mengunggah foto makam. Di foto itu tertulis caption yang sangat memilukan.
Pulang yang tenang, Sayang. Aku akan menjaga buah hati kita dengan baik. Semoga kita bertemu di surga nanti.
Matahari termenung beberapa saat. Laki-laki itu menatap postingan Dea tanpa berkedip.
"Kamu suka dia, ya? Cieee ...."
Sebuah suara lirih terdengar tepat di sebelah kanan Matahari. Laki-laki itu menoleh dengan perlahan. Sosok Kiki dengan tampang menyeramkan menyeringai ke arah Matahari.
Laki-laki itu lantas menunduk. Ia tidak mau melihat wajah jelek dan menyeramkan hantu perempuan itu. Tapi ... aduh, sial! Baunya sangat mengganggu. Bau anyir darah membuat Matahari hampir muntah. Bahkan wajah laki-laki itu sudah memerah karena menahan ingin muntah.
"Kamu jijik sama aku yang kayak gini, ya?" lirih Kiki. "Nggak tau kenapa, kalau lihat rumah sakit, tiba-tiba aja aku langsung berubah jelek kayak gini."
Matahari diam saja dan tak berniat untuk menanggapi Kiki. Ya, saat ini di sekelilingnya sedang banyak orang. Kalau mereka melihat Matahari bicara sendiri, mereka bisa menyangka Matahari memiliki gangguan jiwa.
Tes! Tes! Tes!
Tetesan darah kental nan berbau anyir jatuh di kepala Matahari. Bahkan darah itu sampai meleleh hingga ke wajah. Sontak saja hal itu membuat Matahari menjerit kaget.
"Aarrgghh!" teriaknya seraya bangkit berdiri. Ia lalu membuka jaketnya dan mengelap darah tersebut menggunakan jaketnya.
"Kamu kenapa, Ri?" tanya ayah Matahari dengan bingung.
"Ad-ada darah," jawab Matahari dengan terbata.
"Darah? Mana darah?" tanya keluarga Matahari yang lain. "Nggak ada darah setetes pun."
Matahari terdiam beberapa detik. Laki-laki itu lalu melihat jaketnya, kering dan bersih. Ia juga memeriksa kepala dan wajahnya, juga kering dan bersih.
"Maaf, aku ... anu ... ah, aku salah liat ternyata," ujar Matahari dengan terbata-bata. Laki-laki itu lalu duduk kembali di tempat semula.
Sedangkan Kiki, menyeringai puas. Hantu perempuan itu segera berlalu setelah puas mengerjai Matahari.
Matahari mendengus pelan. Ia memang sudah biasa melihat makhluk halus. Tapi tetap saja, ia merasa terganggu saat hantu-hantu tersebut mulai mengganggunya.
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Teror Hantu Penghuni Kampus (Selesai)
HorrorPart masih lengkap. Dea memiliki keistimewaan bisa melihat makhluk halus, akan tetapi ia merasa sangat terganggu dengan keistimewaan tersebut. Pasalnya melihat makhluk halus yang bentuknya menyeramkan, cukup menganggu. Apalagi akhir-akhir ini Dea se...