Sudah beberapa hari Dea mencari informasi di grup kampusnya, tapi informasi yang ia butuhkan tidak ada di sana. Bahkan Dea sudah menggulir hingga ke postingan terkahir, tapi tetap saja tidak ada informasi yang ia butuhkan itu.
"Hari, aku mau ngomong serius," ujar Dea.
Matahari mengerutkan keningnya tapi tidak mengatakan apa-apa.
"Ini soal Kiki." Dea berbisik di telinga Matahari. Ia takut pembicaraan ini akan di dengar oleh teman-teman sekelasnya.
Matahari masih enggan mengeluarkan suaranya, tapi laki-laki itu menatap Dea penuh keingintahuan. Ia ingin tahu, apa maksud dari perkataan Dea.
Dea melihat ke sekeliling, di kelasnya masih ada beberapa mahasiswa. Ini hari Jum'at, sehingga mereka masuk kuliah mulai dari pukul dua siang. Dan saat ini, sedang istirahat untuk menunggu kelas selanjutnya.
"Bantu aku nyari informasi tentang Kiki. Kalau dilihat-lihat, aku kasihan juga sama dia. Dia kayak sedih banget, kesepian," bisik Dea di telinga Matahari.
"Oke." Matahari menjawab singkat dengan wajah datarnya. Laki-laki itu lantas berdiri lalu keluar dari kelas.
"Eh! Eh! Mau ke mana? Aku belum selesai ngomongnya," teriak Dea sambil berlari kecil mengikuti langkah kaki Matahari yang lebar.
"Ke mushola," sahut Matahari tanpa menoleh ke arah Dea.
Dea mengangguk. Perempuan itu berhenti dan tidak mengejar Matahari lagi. Ia sedang tidak shalat.
Karena kelas berikutnya masih lama, akhirnya Dea memutuskan untuk pergi ke perpustakaan saja. Lumayan, di sana bisa ngadem sambil membaca. Semoga saja di sana ada komik.
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Teror Hantu Penghuni Kampus (Selesai)
HororPart masih lengkap. Dea memiliki keistimewaan bisa melihat makhluk halus, akan tetapi ia merasa sangat terganggu dengan keistimewaan tersebut. Pasalnya melihat makhluk halus yang bentuknya menyeramkan, cukup menganggu. Apalagi akhir-akhir ini Dea se...