21 - Matahari (3)

45 5 0
                                    

Matahari tengah berada di suatu pesta pernikahan. Pengantin laki-laki dan perempuan duduk manis di singgasana mereka. Para tamu undangan ramai memberikan selamat.

Tiba-tiba saja Matahari terbangun. Laki-laki itu melihat sekeliling. Kamarnya. Ya, dia tengah berada di kamarnya, bukan pesta pernikahan seperti tadi.

"Tadi itu pernikahan siapa, sih?" gumam Matahari sambil memegang kepalanya.

Tadi Matahari melihat itu semua hanya dari belakang sang mempelai, ia tidak tahu siapa keduanya. Pada saat Matahari hendak berjalan melihat siapa keduanya, tiba-tiba saja ia terbangun.

Saat Matahari melihat ke arah jam dinding di kamarnya, ternyata baru pukul satu kurang lima menit. Itu artinya, ia tidur belum lama. Baru beberapa menit saja, tapi mengapa rasanya sudah lama sekali?

Apakah jangan-jangan tadi ia tidak tidur? Melainkan dibawa ke alam gaib?

Matahari menggelengkan kepalanya pelan. Pasti itu tadi memang benar-benar mimpi. Kalau alam gaib itu singkat, tapi di dunia lama. Kebalikannya dari yang Matahari rasakan saat ini.

Laki-laki itu lalu teringat dengan Dea. Apakah malam ini Dea diganggu Kiki juga? Apakah Kiki mengganggu anak Dea juga?

Matahari tertawa kecil. Mengapa tiba-tiba ia peduli pada Dea? Aneh sekali.

Sementara itu di rumahnya, Dea tengah tertidur pulas, tapi tiba-tiba saja ia terbangun saat mendengar tangisan Delaci yang sangat keras. Perempuan itu menggeram kesal saat melihat hantu Kiki tengah berdiri di samping Delaci sambil mengelus-elus kepala putrinya itu.

Dea lalu membaca ayat kursi dan do'a-do'a lainnya. Ia tidak mau putri semata wayangnya diganggu oleh makhluk tak kasat mata.

Belum selesai Dea membaca ayat kursi, Kiki sudah pergi. Dea menghembuskan nafas lega.

🍁🍁🍁

Teror Hantu Penghuni Kampus (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang