"Woi! Siapa yang ngisengin aku? Narik-narik rambut aku. Mana kuat banget lagi. Kalau rontok gimana coba?" Laki-laki yang mengunggah video kesurupan Dino di channel YouTube-nya berdecak-decak kesal. Laki-laki itu melihat ke teman kanan dan kirinya.
"Is, apaan, sih! Orang aku dari tadi main game. Lagi asyik, nih! Jangan ganggu napa," omel teman di sebelah kanannya.
"Aku apa lagi. Orang dari tadi lagi chatting-an sama ayang bebep," ujar teman yang duduk di sebelah kirinya.
Laki-laki itu tadi melihat ke belakang. Kosong. Karena ia duduk di barisan paling belakang. Memang di belakangnya ada bangku kosong, tapi tidak ada orangnya.
Tiba-tiba saja bulu kuduk laki-laki itu meremang. Ia lantas berlari ke depan dan duduk di sana. Di samping Matahari. Ia menggosok tengkuknya yang sangat dingin.
Matahari melihat ke arah laki-laki itu. Sosok Kiki tengah menyeringai dan meniup-niup tengkuknya.
"Cowok ini ngeselin. Biar aku kasih pelajaran dia," lirih Kiki dengan bibir yang tertutup.
Kiki dengan penampilan yang tidak menyeramkan, sehingga Matahari tidak perlu merinding karena melihat tubuh yang tidak lagi utuh.
Dea yang duduk di samping Matahari juga mendengar itu. Perempuan itu melirik sekilas ke arah Kiki, kemudian kembali fokus pada ponselnya. Ia tengah membalas chat costumer-nya yang ingin membeli barang dagangannya.
Perempuan itu berjualan online tanpa men-stok barang dagangannya. Jadi ia tidak perlu takut rugi jika barang dagangannya tidak terjual.
Tiba-tiba saja ponsel Dea berkedip-kedip dengan sangat cepat. Perempuan itu lantas memencet tombol kunci, tapi ponsel itu tidak mau terkunci.
Dari ekor matanya, Dea menangkap ada sosok melayang yang ada di depannya. Perlahan-lahan Dea mengangkat kepalanya, dan ia mendapati Kiki tengah menyeringai ke arahnya.
"Akhir-akhir ini kamu sombong, Dea. Dan auramu juga berubah," lirih Kiki masih dengan mulut yang tertutup rapat.
Dea menoleh ke arah Matahari. Laki-laki itu juga tengah menoleh ke arahnya.
"Baiklah, aku nggak akan ganggu kamu. Aku mau ganggu cowok tadi aja," lirih Kiki. Perempuan itu lantas melayang dan mulai menganggu laki-laki peng-upload video yang duduk di sebelah Matahari.
Kiki meniup lubang telinga laki-laki itu dengan pelan. Ia juga memegang kepala laki-laki itu dengan tangan dinginnya.
"Kenapa aneh, ya?" lirih laki-laki itu sambil melihat ke sekeliling. Bulu kuduknya masih meremang hebat.
Sementara Dea dan Matahari, hanya bisa melihat hal itu tanpa bisa menghentikannya. Akan aneh sekali jika mereka menegur Kiki dan menyuruh hantu itu untuk berhenti. Bisa-bisa teman sekelas mereka akan ketakutan.
Seorang dosen perempuan berusia kepala empat masuk ke kelas mereka. Perkuliahan pun di mulai. Tapi itu tidak menghentikan keusilan Kiki pada mahasiswa laki-laki tadi. Hingga membuat sang mahasiswa frustasi.
"Aarrgghh!"
Tanpa sadar laki-laki itu berteriak sambil menjambak rambutnya karena terlalu frustasi. Sedetik kemudian ia sadar akan kekeliruannya, ia pun meringis sambil meminta maaf kepada dosen yang ada di muka kelas.
"Maaf, Bu," lirihnya penuh sesal.
Dosen tersebut menatap sekilas ke arah laki-laki tersebut, lalu kemudian ia kembali melanjutkan materinya. Menurut Dea, dosen perempuan itu adalah tipe perempuan yang tidak banyak bicara.
Laki-laki tadi lalu menguasai dirinya. Ia membaca do'a apa saja. Termasuk do'a sebelum makan dan do'a iftitah. Sungguh sangat random sekali.
Sementara itu, setelah puas mengerjai sang laki-laki tadi, Kiki lantas pergi dari kelas tersebut. Ia hendak menghampiri Pak Arya. Kiki ingin menatap wajah Pak Arya puas-puas, sebelum akhirnya ia pergi untuk selamanya.
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Teror Hantu Penghuni Kampus (Selesai)
HorrorPart masih lengkap. Dea memiliki keistimewaan bisa melihat makhluk halus, akan tetapi ia merasa sangat terganggu dengan keistimewaan tersebut. Pasalnya melihat makhluk halus yang bentuknya menyeramkan, cukup menganggu. Apalagi akhir-akhir ini Dea se...