25 - Informasi Penting Untuk Pak Arya (1)

39 5 0
                                    

Hari Minggu siang, Dea dan Matahari bertandang ke rumah Pak Arya. Tadi malam mereka sudah merencanakan ini matang-matang. Mereka harus segera memberitahu Pak Arya, karena Dea sudah lelah diganggu oleh Kiki. Dea ingin Kiki bisa segera pergi dengan tenang.

Mereka tidak pergi sendiri-sendiri, Matahari menjemput Dea di rumahnya. Kebetulan rumah mereka berdekatan, hanya beda kompleks saja.

Sesampainya di rumah Pak Arya, Dea dan Matahari saling berpandangan heran. Rumahnya sangat tidak terawat, banyak rumput liar tumbuh di pekarangan rumah. Bahkan rumput tersebut hampir masuk ke dalam rumah, sudah menjalar sampai ke teras.

"Yakin ini rumahnya?" tanya Dea sambil berbisik di telinga Matahari.

Matahari mengangguk. Ia yakin sekali ini rumahnya. Ia mendapatkan alamat Pak Arya dari kakak kelasnya yang saat ini sedang bimbingan dengan Pak Arya. Dan kakak kelasnya itu mengaku pernah bertandang ke rumah Pak Arya untuk bimbingan skripsi.

"Tapi kok serem banget gini," bisik Dea. Tanpa sadar perempuan itu meremas ujung baju Matahari. Ia merinding.

Dea melihat sekeliling, rumah tetangga Pak Arya tampak normal. Rapi dan bersih. Sedangkan rumah Pak Arya? Sangat tidak layak huni. Pagar besi setinggi leher orang dewasa seolah mengungkung rumah tersebut.

Suasana rumah tersebut benar-benar menyeramkan. Seperti rumah tak berpenghuni. Selain rumput yang hampir masuk ke dalam rumah, juga sampah-sampah daun berserakan dimana-mana. Tumbuhan liar juga hidup dengan bebas tanpa diusir. Tak lupa, beberapa pohon bonsai besar yang dibiarkan tidak terawat. Membuat rumah tersebut benar-benar menyeramkan.

Matahari melihat sekeliling, sepi. Baru saja ia hendak mengetuk pintu, pintu tersebut sudah terbuka. Dari dalam muncul Pak Arya dengan wajah tidak sukanya.

"Ada apa?" tanyanya tidak ramah.

Dea melirik Matahari. Perempuan itu memegang lengan Matahari dengan sangat kuat, sehingga membuat Matahari sedikit meringis.

"Sa ... kami ada perlu dengan Bapak," ujar Matahari dengan terbata.

"Duduk!" sahut Pak Arya sambil melirik kursi kayu panjang yang ada di teras.

Kursi tersebut terlihat sangat kotor. Ada banyak kotoran cicak dimana-mana. Sebelum duduk, Dea membuang kotoran cicak menggunakan daun liar yang ada di sebelahnya. Sementara Matahari dan Pak Arya, duduk dengan santai begitu saja.

Teror Hantu Penghuni Kampus (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang