Matahari memulai penyelidikannya tentang Kiki. Laki-laki itu mencari informasi tentang Kiki di sosial media milik Pak Arya, mulai dari Facebook dan Instagram. Tapi semuanya nihil. Karena Pak Arya hanya meng-upload quotes-quotes dan terkadang foto kucing.
Tiba-tiba saja Matahari merasakan dingin yang teramat sangat. Dingin itu sampai menusuk ke tulangnya. Angin malam di luar berhembus sangat kencang sekali. Menerpa jendela kamarnya dengan sangat kencang.
Matahari tahu, itu pasti pertanda akan datangnya makhluk tak kasat mata. Tapi siapa dia, Matahari tidak tahu.
Dari ventilasi jendela, muncul asap putih. Lalu perlahan-lahan asap tersebut berubah menjadi Kiki. Tapi Kiki dalam wujud mengerikan, dengan tubuh penuh luka.
Matahari langsung menunduk dalam-dalam, laki-laki itu merasa mual melihat banyaknya luka di tubuh Kiki. Apalagi baunya sangat anyir.
"Teman ... tolong aku," lirih Kiki dengan suara yang sangat memilukan.
Matahari masih menunduk, ia tidak mau melihat wujud Kiki yang seperti ini. Menyeramkan.
"Teman ... aku ... malam ini dia sedang menangisiku. Aku sedih," lirih Kiki lagi.
"Pergi, Ki! Kita bukan teman. Kita beda alam," sahut Matahari masih dengan kepala menunduk.
Terdengar desahan nafas berat dari Kiki. Hantu itu bukannya pergi, dia malah menjatuhkan lampu tidur yang ada di atas lemari kecil.
Prang!
Suara bising mengudara di tengah malam buta. Pukul setengah satu dini hari.
Matahari langsung mengangkat kepalanya. Ia mendapati Kiki sedang menatap tajam ke arahnya. Masih dengan tubuh penuh luka.
Tak hanya itu, Kiki juga menjatuhkan kursi kayu hingga menimbulkan suara berisik sekali. Beruntung Matahari hanya di rumah sendirian, karena ayahnya tidur di rumah sakit. Kalau ayahnya ada di rumah, Matahari tidak tahu harus menjelaskan bagaimana kepada ayahnya.
"Tolonglah aku, aku ingin damai. Tolong sampaikan kepadanya, jangan terus-terusan menangisiku. Aku sedih."
"Dia itu siapa?" tanya Matahari dengan wajah datar.
"Dia ... dia orang yang selalu ada di dalam hatiku. Cinta pertama dan terakhirku."
"Namanya?"
Bukannya menjawab, Kiki malah pergi begitu saja. Sosok menyeramkan itu memudar dengan perlahan-lahan.
Matahari menghembuskan nafas kasar. Hantu selalu saja seperti itu. Ingin main teka-teki. Apa salahnya bicara secara gamblang?
Laki-laki itu merebahkan tubuhnya di atas kasur. Lampu tidur yang jatuh tak ia hiraukan. Besok sajalah membersihkannya, sekarang ia sudah lelah.
Laki-laki itu ingin tidur. Matanya sudah mulai lelah dan tidak kuat lagi terbuka.
🍁🍁🍁
KAMU SEDANG MEMBACA
Teror Hantu Penghuni Kampus (Selesai)
TerrorPart masih lengkap. Dea memiliki keistimewaan bisa melihat makhluk halus, akan tetapi ia merasa sangat terganggu dengan keistimewaan tersebut. Pasalnya melihat makhluk halus yang bentuknya menyeramkan, cukup menganggu. Apalagi akhir-akhir ini Dea se...