Bab 7

4.9K 86 0
                                    

Gaby melangkah kesal menaiki anak tangga menuju kamar sambil mengumpat.

"Nyebelin banget dasar posesif!" Rutuk Gaby dalam hati.

Sesampai di kamar Gaby berjalan memasuki kamar mandi lalu membersihkan tubuhnya. Sehabis mandi dan berpakaian baju Gaby melangkah turun menuju meja makan. Perutnya sangat lapar sekali mungkin bayi yang di dalam perutnya sedang meronta memita jatah makan. Menyebalkan!.

Sesampai di lantai bawah, Gaby melihat El bersama sahabatnya tengah bermain play stasiun di ruang tamu. Gaby menghadapkan tubuhnya hendak kembali ke kamar. Ia tak mau menggangu El bersama sahabatnya dan tidak mau menjadi bahan obrolan.

El yang melihat itu langsung menghampiri Gaby lalu mencekal pergelangan tangannya.

"Mau apa?." Tanya El.

Gaby menghadapkan tubuhnya menatap El malas "Mau makan tapi ga jadi males." Jawab Gaby sambil menghempaskan tangan El.

"Makan Gaby!." Ucap El penuh penekanan.

"Ck, iyaa." Kesal Gaby lalu kembali berjalan menuju meja makan kemudian meraih piring, menyendok nasi dan lauk lalu makan.

El tersenyum melihat itu lalu kembali menghampiri sahabatnya.

"Jangan galak-galak sama bini sendiri Bro." Nasehat Valen.

"Tau Lo bro! Udah pocecif, pemaksa galak lagi gue sih kabur jadi Gaby." Ucap Riko.

"Bacot anjir." Kesal El sambil melempar cemilan ke dalam mulut Riko membuatnya keselak.

"Hahaha." Tawa Valen dan Gian pecah melihat wajah Riko yang lucu.

Riko langsung menelan cemilan itu lalu meminum minuman bir kaleng.

"Untung Lo cakep El coba kaga gue lempar Lo ke semak-semak."

"Emang berani Lo ngelempar gue?." Tanya El.

"Kaga lah bos." Cengir Riko.

Valen dan Gian hanya dapat tertawa melihat wajah melas Riko.

Selesai makan, Gaby beranjak berdiri hendak kembali ke kamar namun tiba-tiba perutnya sakit sekali.

"Awh." Ringis Gaby sambil memegang perutnya.

El yang mendengar itu dengan cepat menghampiri Gaby "Kenapa Gab?." Tanya El sambil membantu Gaby kembali duduk.

"Sakit hikss.. hikss..." Air mata Gaby pun mulai turun membasahi pipi.

"Tahan ya kita ke rumah sakit." Ucap El bersiap untuk menggendong Gaby.

"Ga usah, cuma kram aja kok. Aku gapapa." Ujar Gaby sambil menghapus air matanya.

El berjongkok menghusap perut Gaby lembut "Anak papa jangan nakal ya sayang. Nanti mama kesakitan, pinter ya." Ucap El.

Seketika Gaby merasa perutnya membaik. Ternyata tangan El sangat ampuh sekali menenangkan bayi ini. Namun tetap saja semua ini ulahnya. Gaby hamil lalu merasakan kram perut semua karena El. Gaby membenci El sangat!.

"Makasih, perut aku udah ga sakit lagi." Ucap Gaby.

"Serius?." Tanya El.

Gaby mengganguk.

El tersenyum senang "Kalau gitu balik ke kamar ya, Tidur." Ucap El membantu Gaby berdiri.

Gaby melangkah menuju kamarnya. Setiba di kamar, Gaby langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur lalu tidur.

*************

Pagi hari yang cerah, Gaby bangun terlebih dahulu sebelum El. Gaby tengah menyantap sarapan di meja makan bersama para maid yang menemaninya. Sekedar informasi di mansion rumah El hanya terdapat para maid, El, satpam dan dirinya.

"Kamu udah bangun? Tumben?." Tanya El sambil menghampiri Gaby.

"Iya aku lapar." Jawab Gaby seadanya.

El duduk di hadapan Gaby "Makan yang banyak, jangan banyak pikiran." Ucap El.

"Bacot Lo, gue banyak pikiran juga karena Lo penyebabnya." Umpat Gaby dalam hati.

"Iya." Balas Gaby.

Seusai makan.

"Hari ini kamu bisa mulai belajar Gaby. Nanti guru home schooling kamu datang beliau akan mengajarkan kamu mengenai pelajaran. Aku juga udah siapin alat-alat untuk kamu belajar. Laptop, iPad, handphone, buku. Semua ada di kamar kamu. Kalau kamu butuh apa-apa bilang sama aku ya." Ucap El.

"Iya, makasih."

"Kalau gitu aku pamit berangkat ke sekolah." El hendak beranjak berdiri melangkah pergi.

"Tunggu." Gaby berjalan menghampiri El. El menghentikan langkahnya menghadapkan tubuhnya kembali.

Gaby memeluk El erat "Makasih." Ucap Gaby lembut.

"Sama-sama istri kecilku." El membalas pelukan Gaby tak kalah erat.

Gaby melapaskan pelukan "Apa yang Lo lakuin Gaby! Arghh kenapa Tubuh ini selalu manja sih. Ini pasti gara-gara bayi sialan ini!." Batin Gaby Frustasi.

"Aku pamit dulu. Makan, minum vitamin dan tidur yang teratur." El mengecup kening Gaby.

Dan bodohnya Gaby menerima semua perlakuan El. Gaby bodoh!!! Mengapa Tubuhnya tidak bisa menolak? Argh siall demi apapun siapaun tolong Gaby. Gaby sangat ingin arbosi bayi sialan ini.

El melangkah pergi menuju parkiran mobil. Gaby kembali melangkah ke kamar.

Setiba di kamar, Gaby merebahkan tubuhnya sambil menunggu jam ia sekolah.

*********

Tok tok, suara ketukan pintu.

"Masuk aja Bi, pintunya ga di kunci." Ucap Gaby dari dalam kamar.

Ceklek.

Pintu terbuka menampakan Bi Jum "Permisi, nyonya. Ada guru dari sekolah home schooling nyonya di bawah."

"Ouh ya Bi, makasih ya Bi." Ucap Gaby lalu beranjak berdiri melangkah menuju lantai bawah.

Sesampai di lantai bawah, Gaby melihat laki-laki Maco Terlihat berumur 30 tahunan semacam sugar Daddy. Gaby menghampiri laki-laki itu lalu duduk di sofa "Maaf menunggu lama." Ucap Gaby.

Laki-laki itu tersenyum "Tidak masalah, perkenalkan nama saya Tama guru pengajar home schooling nyonya yang di tugaskan oleh tuan El." Ucap Tama sopan.

Tama merupakan salah satu orang kepercayaan keluarga El. Tama merupakan satu-satunya anak buah terpercaya ayahnya sekaligus guru honor di salah satu sekolah ternama.

"Tidak usah panggil saya nyonya. Panggil nama saja." Ujar Gaby.

"Oke baik, nyonya maksud saya Gaby. Hari ini kita belajar matematika sistem trigonometri. Saya akan menjelaskan materinya lalu cara menggerjakannya." Tama membuka laptopnya lalu mulai menjelaskan materi.

Gaby memperhatikan penjalasan yang di berikan Tama.

"Bagaimana sudah mengerti apa yang saya jelaskan?." Tanya Tama.

Gaby mengganguk "Sudah."

"Kalau begitu saya akan memberikan tugas untuk Gaby kerjakan sebagai pr. Mohon di salin soalnya." Tama menyodorkan laptopnya.

Gaby meraih laptop lalu menulis soal di buku. Diam-diam Tama memperhatikan Gaby yang sibuk menulis. Jujur saja, Gaby sangat cantik sekali. Pantas saja Tuan El memilihnya sebagai istrinya.

Tama menghusap wajahnya, ia tak boleh memikirkan istri Tuannya jika El tahu bisa di hajar habis dirinya.

Gaby menutup bukunya "Sudah."

"Oke, kalau begitu saya pamit pulang. Waktu sekolah home schooling di laksanakan hari Senin, Rabu, Jumat. Sampai jumpa di hari Rabu Gaby." Tama melangkah pergi.

Gaby merasakan tubuhnya lelah. Gaby merebahkan tubuhnya di atas sofa sambil menonton Tv.

Sesekali Gaby tertawa oleh acara yang di tayangkan televisi. Sedikit menghibur dirinya sendirian di rumah sebesar istana ini.

Hingga tak terasa Gaby terlelap.

**********

Jangan lupa vote and comment ya

Pushy Boy (Cowok Pemaksa) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang