Bab 43

1.7K 19 0
                                    


"Meski semua harapan telah kau bunuh pelan-pelan, rindu ini terus hidup di perasaan."
*
*
*

"Rindu adalah rasa yang curang, di mana rindu akan selalu bertambah tanpa tahu bagaimana caranya untuk berkurang."

📍Al Madam, Dubai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

📍Al Madam, Dubai

Tama, Gaby dan Briellie tinggal di kota terpencil serta kota yang jumlah penduduknya paling sedikit menghindari mata-mata keluarga El Doni Bagaskara menemukan mereka. Sudah seminggu mereka tinggal di kota ini Gaby dan Tama sangat senang karena mereka merasa di terima di kota Al Madam. Tetangga mereka sangat baik sekali tak hanya itu saja di Al Madam ini udaranya tidak begitu panas karena masih ada pepohonan tumbuh.

Saat ini pukul 05.30 subuh waktu Dubai, Gaby tengah asik berkutat di dapur menyiapkan sarapan untuk Tama. Usai masak, Gaby menaruh piring di meja makan lalu membangunkan Tama di kamar "Dady wake up yuk." Ucap Gaby sambil menghusap pipi Tama lembut.

Tama menggerjapkan kedua bola matanya terbangun lalu tersenyum manis menatap Gaby duduk di sampingnya sudah cantik sekali membuat Tama ingin cepat menghalalkan Gaby.

"Dady come on." Ajak Gaby sambil tersenyum mengulurkan tangannya.

Tama beranjak duduk "Thank you Honey, lets go break fast." Tama menerima uluran tangan Gaby berjalan bergandengan tangan mesra menuju meja makan.

Briellie masih tidur nyenyak di atas box tempat tidurnya kesempatan yang besar untuk Gaby berduaan sarapan bersama Tama kekasihnya.

Setiba di meja makan, Gaby menyendokan nasi dan lauk untuk Tama.

"Biar aku saja honey yang sendok nasi aku, kamu pasti sudah capek memasak dan mengurus Briellie."

"Its oke Dady, aku tidak merasa capek sama sekali karena aku senang melakukannya." Gaby tersenyum manis lalu menyodorkan piring ke Tama.

Tama meraih piring "Thank you Honey, aku tidak sabar untuk memiliki kamu seutuhnya." Tama mencium pipi Gaby sekilas.

"Sabar ya Dady, aku sudah mengirim surat perceraian ke El jika El sudah menandatangani surat perceraian itu kita bisa bersatu."

Tama mengganguk "Aku akan selalu sabar menunggu hari itu tiba honey, mari kita makan honey."

Sepasang kekasih, menyantap sarapan pagi dengan lahap dan nikmat.

Usai makan, Tama beranjak dari kursi melangkah menuju kamar mandi membersihkan tubuhnya sedangkan Gaby membersihkan piring di dapur.

Usai Tama mandi, Tama memakai baju jas serta celana lalu berjalan menghampiri Gaby berada di dapur memeluknya erat dari belakang menaruh kepalanya di atas jenjang leher Gaby.

"Dady lepaskan! aku belum mandi dan kamu bisa terlambat kerja nanti."

Tama menggelengkan kepalanya " Aku tidak mempermasalahkan itu honey, kamu tetap wangi walaupun belum mandi sebulan. Aku hanya ingin setiap detik bersamamu honey bolehkah aku bolos bekerja hari ini?" Tanya Tama.

Pushy Boy (Cowok Pemaksa) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang