Bab 22

2.1K 31 0
                                    

Kita hanya sebatas Senja dan Deretan? Saling melihat tapi tak saling terikat hati, saling menatap namun tak saling menetap~

**************

Suasana di ruang tamu sore menjelang malam hari ini sangat dingin sekali karena sedari tadi El hanya duduk diam di sofa dengan rahang mengeras sambil menatap jam dinding yang menunjukan hampir jam 06.00 wib sore.

Ting tong (Suara Bel Berbunyi)

El dengan cepat bangkit berjalan membuka pintu "Baru pulang belajar? Tadi belajar di mana? Gimana belajarnya sama Tama? " Tanya El bertubi-tubi.

"Iya maaf terlambat 1 menit tadi macet, aku tadi belajar di dalam mobil dekat Taman di dekat sekolah aku lama karena ga keburu ke tempat yang aku mau karena Tama tiba-tiba ada urusan penting. Aku belajar sama Tama sangat paham sama materi yang di ajarkan karena ngejelasin materinya ga cepet-cepet." Jawab Gaby berbohong.

"Hm baguslah, kamu jangan terlalu deket-deket sama dia aku ga suka Gaby, kalau kamu mau bosan/ jenuh di rumah terus mau jalan-jalan ke mana pun itu ajak aku pasti bakal aku temenin kamu, aku cemburu kamu pergi ke luar berdua sama Tama!!" El melangkah pergi meninggalkan Gaby.

Lah dia yang izinin gue pergi sama Tama, dia yang Ngambek. Emang gue perduli? Kagak! Batin Gaby lalu tersenyum.

Gaby berjalan menaiki anak tangga menuju kamarnya, setiba di kamar Gaby langsung masuk ke dalam kamar mandi membersihkan tubuhnya.

Selesai mandi, Gaby memakai piyama lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur. Gaby menatap langit-langit kamarnya menggingat kembali hari ini yang ia lewati bersama Tama, Gaby sangat bahagia sekali walaupun hanya sebentar menghabiskan waktu bersama Tama.

******
El membanting pintu kamarnya keras lalu menguncinya. El merebahkan tubuhnya di atas kasur  El berfikir mengapa ia begitu labil sekarang, tadi sore ia mengizinkan Gaby pergi bersama Tama tapi tadi entah kenapa El tiba-tiba cemburu saat Gaby pulang dengan raut wajah bahagia menghabiskan waktu bersama Tama di luar meskipun hanya belajar. El sudah berusaha mencoba tidak posesif sejak di sekolah tidak bertanya pada bodyguardnya apa saja yang mereka lakukan, tapi tidak bisa hatinya gelisah tidak mengetahui apa saja kegiatan Gaby bersama Tama! El meraih berlogo apelnya ponselnya menulis pesan pada bodyguard yang ia suruh membuntuti Gaby.

Apa saja yang mereka lakukan tadi selama kau membuntuti mereka? Katakan padaku!

Maaf tuan tadi saya kehilangan jejak Nyonya Gaby karena Tama mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi sekali🙏 Mohon maaf Tuan 🙏

Dasar ga guna! Ga becus kerja! gue pecat Lo!

Byarr

El membanting hp keluaran terbarunya hingga hancur berkeping-keping hanya karena masalah sepele.

Sedari kecil, El memang tempramen bila keinginannya tidak di terpenuhi, Pernah suatu hari maid di rumahnya ia suruh untuk membeli eskrim di supermarket namun eskrim itu sudah mencair saat di berikan maidnya. El melempar eskrim yang sudah mencair itu ke wajah maidnya, meskipun berakhir di nasehati oleh mamanya El tak perduli, siapapun yang membuatnya marah berakhir menyedihkan. Hanya Gaby orang yang pertama berhasil membantah perintahnya, membuatnya darah tinggi dan menolaknya mentah-mentah namun El masih bisa sesabar dan selembut kapas karena El sangat mencintai Gaby Bernandeta entalah terkadang El berfikir mungkin ia sudah masuk ke dalam perangkap pesona Gaby, kemungkinan juga ia di pelet hingga tak bisa marah pada Gaby.

El mengacak rambutnya frustasi, itu artinya Gaby tau El mengirimkan mata-mata untuk memperhatikan gerak geriknya, di satu sisi ia ingin bertanya pada Gaby mengapa ia diam saja saat Tama mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi padahal ada buah hatinya di dalam perutnya. Namun bila El bertanya Gaby pasti akan marah besar karena posesif padanya.

El berjalan ke balkon kamarnya, meraih nikotin dan korek dari dalam saku celananya lalu menyalakan api pada rokok di sela- sela jarinya.

El menghisap rokoknya nikmat lalu mengebulkan asapnya ke udara langit malam bertabur bintang sejenak melupakan masalahnya.

"Gue ga tau perasaan Lo ke gue gimana Gab, tapi satu yang harus Lo tau gue tulus sayang sama Lo. Gue berharap suatu saat Lo balas perasaan gue, gue ga perduli nunggu lama." 

El membuang sisa putung rokoknya yang sudah padam ke tempat sampah lalu berjalan masuk ke dalam kamar kemudian merebahkan tubuhnya di kasur king zizenya dan terlelap.

*****
Pagi hari, Gaby terbangun akibat cacing-cacing di dalam perutnya dan bayinya demo meminta asupan makanan. Gaby mencepol rambutnya asal dengan jedai cetarnya lalu melangkah menuju lift ke lantai bawah meja makan. 

Kandungan Gaby sudah memasuki 6 bulan, Gaby merasa perutnya semakin besar dan tubuhnya terasa berat melangkah, Gaby sudah tidak sanggup untuk turun ke lantai bawah bila melalui anak tangga yang banyak.

"Pagi Bu Jum." Sapa Gaby sambil menarik kursi meja makan lalu duduk.

"Pagi Nyonya cantik, nyonya mau makan apa hari ini biar bibi masakin."

"Aku mau makan mie ramen bi, btw El udah berangkat sekolah bi?" Tanya Gaby kepo.

"Oke nyonya nanti bibi buatkan sebentar, tuan El sudah berangkat sekolah nyonya tadi jam 06.00 pagi di jemput temannya Tuan El perempuan." Jawab Bi Jum.

"Makasih bi Jum cantik super duper super, ouh gitu Bi, El udah berangkat sekolah sama temen perempuannya. Ciri-cirinya gimana Bi temen perempuannya?" Tanya Gaby kepo maksimal.

"Sama sama nyonya cantik, ciri-cirinya saya ga inget nyonya. Yang saya denger Tuan El panggil temennya tadi seperti ini "Lo ngapain sih Vey ke rumah gue pagi-pagi buta!!" Bi Jum meniru ucapan El.

Gaby mengganguk "Ouh Veyla, saya kenal bi sama dia kalau ga salah dia sahabatnya El waktu pas kecil ya?" Tanya Gaby memancing.

"Iya betul nyonya namanya Veyla saya lupa-lupa ingat, karena saya sudah tua menemani pertumbuhan tuan El dari kecil sampai sekarang. Tapi saya ingat sedikit waktu tuan El SD mereka akrab sekali nyonya, bermain bersama, belajar bersama dan saya ingat tuan El dan Veyla pernah tidur bersama waktu kecil karena kedua orang tua Veyla sering tidak ada di rumah sibuk bekerja. Nyonya besar menyuruh Veyla untuk menginap. Kedua orang tua Veyla dan tuan El juga sangat akrab sekali nyonya karena nyonya besar dan mama Veyla bersahabat dan partner bekerja. Kehadiran Veyla sangat menghiasi hidup tuan El nyonya saat itu karena kedekatan mereka. Selepas lulus SD, Mereka merencanakan masuk SMP bersama tapi Veyla meninggalkan Tuan El ke luar negeri bersama kedua orang tuanya dengan alasan karena sudah menemukan sahabat baru, tidak mau bermain bersama kembali dengan tuan El. Setelah di tinggal pergi Veyla, tuan El jadi sering mengurung diri di kamar dan nangis sepanjang hari mungkin karena saat itu tuan El masih kecil jadi cenggeng. Nyonya besar dan Tuan besar tak berhasil membujuk tuan El yang sedih sepanjang hari. Tuan El malah memaksa menyuruh kedua orang tuanya menjemput Veyla. Tapi dengan sabar Nyonya besar memberi pengertian pada Tuan El bahwa kedua orang tua Veyla pergi membawa Veyla karena urusan bisnisnya. Akhirnya Tuan El mengerti tapi menjadi pria dingin yang irit bicara. Kehadiran Nyonya Gaby yang kembali membuat tuan El seperti dulu, saya bisa melihat dari kedua bola matanya tuan El yang selalu terpancar penuh cinta saat menatap nyonya." Jelas Bi Jum panjang lebar lalu tersenyum.

"Ouh gitu Bi makasih penjelasannya bi, saya tau El cinta sama saya kok bi."

Tapi saya ga cinta sama dia bi karena dia orang yang menghacurkan hidup saya lanjut Gaby batinya.

"Iya nyonya sama-sama kalau gitu saya permisi dulu untuk masak ramen." Bi Jum melangkah pergi menuju dapur.

Selepas kepergian Bi Jum Gaby tersenyum smirk ternyata El sangat pernah menyedihkan sekali hidupnya di tinggalkan orang yang ia sayang. Gaby akan membuat El kehilangan untuk kedua kalinya, tunggu saja tanggal mainnya.

Gaby tak perduli jika El dan Veyla kembali bersama bahkan pacaran sekalipun Gaby tak perduli karena perasaannya untuk El tak akan pernah ada.

*******

Haii guys aku kembali lagi nih spesial ahkir taun nemenin liburan kalian  hehe, kalau aku mah ga ada liburnya huhu:( pliss vote and comment 🙏🙏😭😭 maaci:)

Pushy Boy (Cowok Pemaksa) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang