Bab 6

5.3K 83 0
                                    

Gaby berjalan memasuki rumah dengan lesu. Tubuhnya terasa lelah akibat menangis histeris di caffe.

Gaby melangkah menaiki anak tangga melewati El begitu saja yang tengah duduk di sofa ruang tamu.

Dengan kesal, El menghampiri Gaby merasa istrinya sedang tidak baik-baik saja.

"Gab, kamu kenapa?." Tanya El.

Gaby menoleh menatap El "Gapapa aku baik-baik aja, aku mau tidur dulu ke kamar." Jawab Gaby lalu melangkah kembali menaiki anak tangga.

Belum Gaby berpijak pada tangga berikutnya Gaby merasa tubuhnya sempoyongan serta pusing menyerang kepalanya. Gaby memegang tiang penyanggah tangga namun tubuhnya tak sanggup lagi berdiri hingga jatuh ke dalam pelukan El.

Untung saja El sigap menangkap.

"Gaby kamu kenapa?." Tanya El khawatir. Wajahnya pucat seketika.

Dengan cepat El, meggendong Gaby ala bride style menuju kamarnya.

Setiba di kamar, El membaringkan Gaby lalu dengan cepat mentelfon dokter pribadinya.

Tak lama, dokter tiba. Gaby di periksa dokter dengan alat-alatnya.

"Bagaimana dok keadaan istri saya?." Tanya El.

"Begini tuan El, istri tuan hanya kecapean karena istri tuan tengah menggandung di usia muda Tubuhnya sulit menerima dan nyonya yang terus berpikir keras. Saran saya nyonya Gaby harus banyak istirahat di rumah karena jika hal ini terjadi kembali saya khawatir anak tuan keguguran. Saya sudah memberi obat dan vitamin penguat janin bisa di tembus di apotek." Dokter memberikan kertas resep obat pada El.

El meraih kertas "Terima kasih dok." Balas El.

"Saya pamit pulang dulu Tuan." Ucap Dokter.

"Iya terima kasih dok." Balas El.

Dokter melangkah pergi meninggalkan kamar Gaby, tersisa El.

El menghampiri Gaby yang terbaring di atas kasur lalu duduk di sebelahnya. El meraih tangan Gaby lembut "Maaf, karena udah buat Lo menderita." Ucap El lalu mengecup tangan Gaby kemudian melangkah pergi menuju farmasi menebus obat istrinya.

***************

Pukul 07.00 wib pagi, Gaby terbangun. Kepalanya masih terasa pusing.

Gaby beranjak menuju kamar mandi melakukan ritual mandi. Selepas mandi, Gaby memakai seragam sekolahnya melangkah turun ke lantai bawah.

"Pagi nyonya." Sapa Bi Jum lalu tersenyum.

"Pagi Bi." Balas Gaby lalu tersenyum kemudian duduk di kursi.

"Nyonya, silahkan sarapan." Ucap Bi Jum.

"Saya ga nafsu makan Bi." Tolak Gaby.

"Makan Gaby, nanti kamu pingsan lagi." Ucap El tiba-tiba datang dari kamarnya sudah siap dengan seragam Sekolahnya.

"Engga! aku ga nafsu El jangan paksa aku!"

"Bi tolong tinggalkan kita berdua." Ucap El lalu duduk di samping Gaby.

"Baik tuan." Ucap para maid lalu melangkah pergi.

"Kamu mau sekolah?." Tanya El

Gaby mengganguk.

"Ga boleh, kemarin lupa pingsan terus mau jatuh dari tangga. Untung aja aku tangkep. Kata dokter juga kamu harus banyak istirahat dan ga boleh banyak pikiran lebih baik di rumah aja home schooling." Ucap El.

"Ga mau, aku tetep mau sekolah." Tolak Gaby cepat.

El meraih piring Gaby "Makan sendiri atau aku suapin." Ucap El.

Pushy Boy (Cowok Pemaksa) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang