Proulouge

19.7K 271 1
                                    

Aku dendam pada takdir - Gaby



Happy reading:)


**********

Pagi hari yang cerah, Gaby sudah siap dengan seragam sekolahnya. Gaby menyambar tasnya melangkah turun dari lantai atas menuju mobil yang menunggu di parkiran. Kedua orang tuanya sedang dinas berada di luar negeri jadi Gaby hanya tinggal bersama pembantu dan supirnya saja.

Mobil melesat pergi menuju sekolah barunya. Sesampai di depan gerbang SMA Cakrawala Gaby melangkah turun memasuki pekarangan sekolah. Gaby berjalan menuju ruangan tata usaha sambil tersenyum. Hari ini hari pertamanya pindah sekolah. Alasan Gaby pindah karena di sekolah lamanya Gaby jarang masuk sekolah jadi ia di keluarkan. Berharap kedua orang tuanya pulang setelah melakukan bolos yang tak terhitung jumlahnya namun tetap saja mereka terlalu sibuk dengan uang dan uang.

Sesampai di ruang tata usaha. Gaby bertanya tentang kelas barunya pihak tata usaha menjawab di kelas 12 IPA 2. Gaby kembali berjalan meyusuri sekolahnya mencari letak kelasnya berada.

Bruk

"Awh." Ringis Gaby sambil memegang dahinya yang terasa nyeri.

Gaby mendongak menatap wajah yang telah membuat harinya buruk.

"Kalau jalan pake mata dong! Kepala gue jadi benjol gara-gara Lo!." Kesal Gaby.

Lelaki itu menatap Gaby dingin dengan kedua tangan di masukan ke dalam saku celana. Wajahnya sangat menyeramkan Gaby jadi merinding menatapnya.

"Cantik, gue suka tapi bar-bar." Batin El.

"Lo yang salah! Lo harus minta maaf sekarang sama gue! Atau gue hamilin lo." Ancam El dengan nada penuh penekanan.

"Gue ga mau Lo yang salah! Emang Lo siapa hah? Presiden? Lo bilang apa tadi hamilin? Lo cowok gila!!" Ucap Gaby Emosi dengan wajah memerah. Sungguh ia marah.

"Cepet minta maaf sebelum kesabaran gue habis." Ujar El tenang.

"Gue ga sudi minta maaf sama cowok kayak Lo sok berkuasa najis!!!" Bentak Gaby.

"Lo bilang apa barusan?." Tanya El tajam sambil menggenggam erat pergelangan tangan Gaby hingga memerah.

"Gue ga sudi minta maaf sama Lo najiss!!." Ulang Gaby sambil menahan rasa sakit di pergelangan tangannya.

El melepaskan cengkraman tangannya "Oke, Lo belum tau siapa gue. Gue ga bakal lepasin Lo."

"Bodo amat anjing gue ga takut sama Lo!!"

"Kita lihat nanti."

El melangkah pergi meninggalkan Gaby dengan rasa kesalnya. El tak pernah sekalipun di rendahkan seperti ini. Orang -orang selalu tunduk padanya bahkan orang tuanya tak pernah menolak perintahnya ataupun keinginannya. Ia tidak terima bila gadis buluk itu mengatakan najis dan anjing padanya. Lihat saja apa yang akan El lakukan padanya nanti.

El menyunggingkan senyumannya sambil merencanakan aksi buruk di kepalanya.

********

Gaby tersenyum senang menemukan kelasnya 12 IPA 2. Gaby meggetuk pintu lalu melangkah masuk.

"Permisi bu." Ucapnya.

Bu Sinta yang sedang mengajar di kelas itu pun menoleh "Ouh kamu anak pindahan ya. Sini masuk perkenalkan diri kamu."

Gaby mengganguk berjalan ke tengah "Perkenalkan nama saya Gaby Bernadeta. Pindahan dari SMA Nusa Bisa di panggil Gaby gue harap kalian bisa jadi teman yang baik." Ucap Gaby lalu tersenyum.

"Terima kasih Gaby, sekarang kamu duduk di sebelah El. El acungkan tangan kamu."

Dengan senang El mengacungkan tangannya. Ternyata ia sekelas dengan gadis buluk ini. Semakin mudah untuk memberinya pelajaran.

Gaby menatap El dengan tatapan dingin. Mengapa ia harus sekelas dengan laki-laki nyebelin ini? Sial! Batin Gaby kesal terpaksa melangkah menuju bangku di sebelah El kemudian duduk.

Pelajaran pun di mulai, Bu Sinta mulai mengajarkan materi sistem ekskresi di papan tulis.

Hingga tak terasa bel pulang berbunyi. Bu Sinta melangkah pergi meninggalkan kelas usai berpamitan.

"Urusan Lo sama gue belum selesai." Ucap El.

Gaby menoleh menatap El sinis "Bodo amat anjing!" Balas Gaby Lalu melangkah pergi.

El tersenyum miring, lihat saja nanti.

El meraih ponsel apelnya yang berada di saku celananya lalu menelepon bodyguardnya.

"Bawa yang namannya Gaby bernandetta ke markas."

"Baik bos."

El mematikan telfonnya sambil menyunggingkan senyumannya.

El menyambar tasnya, hendak melangkah pergi.

"Lo mau ke mana bro?" Tanya Valen.

"Iyaa mau ke mana sih kita ikut dong bos." Timpal Riko.

"Gue ada urusan." El melangkah pergi meninggalkan sahabatnya yang kebingungan.

***********

El memasuki mobil BMWnya. Melesat pergi menuju markas. Markas itu berada di tempat terpencil yang ia bangun sendiri bila El ingin menyendiri dan menenangkan pikirannya. Orang tua bahkan sahabatnya tidak ada yang tau. El juga memiliki markas bersama sahabatnya namun di tempat berbeda. Ia tidak sabar memberi pelajaran pada gadis buluk itu yang menghina harga dirinya sebagai laki-laki di takuti dan di seganni seantero sekolah. Tangannya menggepal kuat sambil menyetir.

Setiba di markas, El memarkirkan mobilnya lalu melangkah lebar memasuki markas.

"Di mana cewek buluk itu?." Tanya El.

"Di kamar bos kita sekap." Jawab bodyguardnya.

"Kerja bagus." El melangkah menuju kamarnya.

Setiba di depan kamar, El membuka kenop pintu lalu melangkah masuk kemudian mengunci pintu.

El tersenyum smirk melangkah menghampiri Gaby.

"Gimana masih ga mau minta maaf sama gue?." Tanya El sambil mendekatkan diri pada wajah Gaby lalu membuka lakban di mulutnya.

Gaby menatap benci El. Ia enggan membuka suara, Gaby tak habis fikir hanya karena masalah sepele perihal minta maaf lelaki di hadapannya ini menculiknya.

"Cepet gue kasih waktu Lo sepuluh menit buat bilang minta maaf. Kalau Lo masih keras kepala Lo liat apa yang bakal gue lakuin."

Sudah sepuluh menit berlalu namun Gaby masih gengsi untuk meminta maaf pada El. El tersenyum smirk ternyata memang gadis buluk di hadapannya ini menantangnya. Oke, El akan lakukan apa yang sudah ia ucapkan.

El kembali mendekatkan wajahnya pada Gaby. Gaby merinding ketakutan tubuhnya gemetar hebat. Tangan El terulur membuka kancing seragamnya.

"Gue minta maaf El. Gue salah berurusan sama Lo. Plis maafin gue." Mohon Gaby dengan air mata jatuh berderai membasahi pipinya.

"Telat, itu udah ga berlaku lagi." El tersenyum smirk lalu kembali membuka kancing baju Gaby hingga tangtop Gadis itu terlihat.

El merasakan yang di bawahnya mengeras.

"Gue mohon lepasin gue hikss...hiksss...gue minta maaf sama Lo hikss..hiksss..Jangan sentuh gue pliss..hikss...hikss.." mohon Gaby sambil menangis tersedu-sedu.

"Tapi gue ga perduli! gue mau Lo. Ternyata Lo menarik juga." Ucap El yang sudah di penuhi kabut hawa nafsu birahi bejat.

"Lo cowok brengsek anjing!!!." Maki Gaby dengan mata sembab.

"Gue ga perduli." El melanjutkan aksinya hingga Gaby benar-benar tepar dan tak berdaya akibat El terus menghujami dengan kasar.

Satu hal yang Gaby sesali El tidak pernah main-main dengan ucapannya ia benar melakukannya.

**********************

Hai kembali lagi bertemu dengan aku, semoga suka sama cerita ini. Jangan lupa vote and coment maaci 💖

Pushy Boy (Cowok Pemaksa) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang