Bab 52

2.7K 24 0
                                    

Seperti detak jantung yang bertaut kamu merasakan sesuatu aku pun merasakan  -Gaby Bernandeta-

Lanjutan bab 51 yaw.

******

Pukul 14.00 wib siang.

Gaby saat ini tengah menyirami tanaman yang hendak layu dengan selang air di kebun bunga halaman depan rumah El. Gaby tersenyum senang kala melihat kebun bunga El masih terisi penuh bunga-bunga yang ia inginkan dahulu sebagai syarat agar ia sekolah home schooling meskipun semua bunga itu hendak layu. Gaby sangat yakin selama 6 tahun El hanya sibuk bekerja dan pacaran karena semua bunganya terlihat seperti tidak terawat sama sekali.

"Permisi nyonya, maaf nyonya jika mengganggu waktunya. Saya dapat info WhatsApp dari tuan El untuk memberitahu pada nyonya agar menjemput non Briellie di sekolah mari saya antar nyonya ke sekolah non Briellie." Ucap satpam.

Gaby yang mendengar suara di sampingnya menoleh melihat satpam kemudian mengganguk tanda setuju.

Gaby dan satpam berjalan berdampingan menuju parkiran mobil lalu masuk ke dalam mobil. Mobil melaju menuju sekolah Briellie di kendarai oleh satpam hingga mobil tiba di depan sekolah Briellie.

"Sudah sampai nyonya, nyonya masuk saja ke dalam jemput non Briellie ada di kelas 1 A." Ucap satpam.

"Baik." Gaby melangkah turun dari dalam mobil berjalan menyusuri lorong koridor mencari kelas 1A.

Setelah menemukan kelas putrinya, Gaby melihat dari kaca jendela kelas anak-anak kelas 1A tengah berdoa pulang Gaby menunggu di depan pintu kelas.

Tidak menunggu lama, Briellie pun keluar dari dalam kelas usai berdoa bersama kedua temannya.

"Briellie ayo kita pulang nak." Ucap Gaby lalu tersenyum.

Briellie terus saja jalan bersama kedua temannya menuju gerbang sekolah tidak merespon ucapan Gaby lebih tepatnya tidak menganggapnya ada.

"Perempuan tadi siapa li? Mama kamu ya? Mirip tau wajahnya sama kamu." Tanya temannya berambut pendek.

"Bukan Sembarang ngomong kamu! Dia itu pembantu aku! Mama aku yang waktu itu jemput aku sama papa aku lusa kemarin loh. Ya kali aku punya mama jelek kayak dia cih ga Sudi aku." Jawab Briellie.

Sedari tadi Gaby mengikuti jejak langkah Briellie dari belakang mendengar ucapan putrinya yang tidak Sudi mempunyai mama seperti dirinya sangat bersedih dan tertampar.

"Kamu itu gimana sih Yun, kamu pikun ya mamanya Briellie yang cantik itu loh kayak artis yang lusa kemarin jemput Briellie sama papanya  bukan cewek yang Buluk tadi. Aku sih percaya ya kalau cewek itu pembantu kamu. Wajahnya meyakinkan soalnya." Tawa teman Briellie berambut gelombang.

"Kamu bener juga mama Briellie kan yang lusa kemarin jemput Briellie ya, aku lupa maaf Briellie. Aku salah ngomong tadi" Ucap anak kecil berambut pendek.

"Hm, aku duluan pulang ya udah di jemput soalnya sama pembantu dan satpam aku. Bye sampai ketemu besok." Balas Briellie lalu tersenyum kemudian melangkah masuk ke dalam mobil.

Gaby menyusul Briellie masuk ke dalam mobil duduk di kursi samping Briellie.

"Jalan pak cepetan!" Titah Briellie judes.

"Baik non." Balas satpam kemudian melajukan mobil.

"Lain kali ga usah jemput aku! Malu-maluin aku aja! Ngaca dong kamu itu ga pantas berdampingan sama anak majikan kamu apalagi duduk sampingan! Kita itu beda kasta! Sana pindah ke belakang dasar ga tau diri! Pembantu kolot!" Maki Briellie dengan raut wajah kesal dan merah sungguh ia marah.

Pushy Boy (Cowok Pemaksa) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang