Bab 51

2.4K 18 0
                                    

Gaby menggerjapkan kedua bola mata terbangun dari pingsannya. Gaby melirik sekitarnya menteralkan penglihatannya melihat El duduk di sampingnya. Gaby langsung beranjak berdiri menjauh hendak melangkah pergi.

"Cih, bakat Lo memang cuma kabur melarikan diri dari masalah." Maki El.

Gaby menghentikan langkahnya membalikkan tubuhnya menatap El tajam "Gue emang pernah pengecut, pecundang ninggalin Briellie sama iblis kayak Lo tapi gue menyesal puas Lo? Gue berusaha untuk memperbaiki keadaan mendekat sama Briellie minta maaf sama Briellie tapi Briellie bahagia tanpa hadirnya gue. Gue bukan pemaksa ga punya otak kayak Lo! Gue ga mau ganggu KEBAHAGIAN anak gue! Karena kebahagiaan anak gue kebahagiaan gue juga."

"Munafik Lo! Lo bohong kelihatan jelas di mata Lo kalau Lo ga bahagia ngelihat Briellie bahagia sekarang tanpa kehadiran lo. Cuma segitu kemampuan Lo untuk bujuk Briellie darah daging Lo ? Lo langsung nyerah aja gitu? Lo mau kabur lagi pengecut ? Itu sama aja Lo sedikitpun ga merasa bersalah sama Briellie bodoh! Gue kasih satu kesempatan  sama Lo untuk Deket sama Briellie."

"Apa?" Tanya Gaby cepat.

"Lo jadi pembantu di sini urus Briellie dengan baik dan benar penuh kasih sayang! Lo harus tebus kesalahan Lo di masa lalu membiarkan Briellie tumbuh tanpa kasih sayang dari Lo yang notabenenya ibu kandungnya."

Gaby berfikir sejenak, menjadi Pembantu? Agar bisa dekat pada darah dagingnya sendiri. Gaby merasa harga dirinya di sentil oleh El. El seperti merendahkan dirinya tidak mengganggap status yang masih berlaku sebagai istrinya penting.  Gaby sungguh sangat membenci El namun Gaby tidak ingin lagi berpisah dengan putri kecilnya. Demi anaknya Gaby rela menjadi apapun untuk menebus kesalahannya.

"Oke gue terima tawaran Lo, tapi gue minta satu permintaan."

"Cih, apa?"

"Lo harus tanda tangan surat perceraian dari gue."

"Gue ga bisa." El membuang wajahnya ke samping.

"Kenapa? Lagi pula gue tinggal di sini sebagai pembantu. Lo harus hapus status gue yang masih jadi Istri sah Lo."

"Berhenti banyak omong! Atau gue akan berbuah fikiran menjauhkan Lo dari Briellie selamanya."

"Lo egois! Lo BRENGSEK! Lo keparat! Lo kejam!  Gue benci mendarah daging sama Lo." Umpat Gaby emosi.

"Terserah Lo mau ngomong apa gue ga PERDULI." El melangkah keluar dari dalam kamar.

Selepas kepergian El, Gaby menangis tersedu-sedu melepaskan semua rasa emosinya.

"Lo tega sama gue El, Lo mempermainkan gue di sini. Lo bahagia melihat gue menderita. Tapi gue harus bertahan untuk Briellie." Monolong Gaby sambil meneteskan air mata begitu deras mengalir di pipinya.

***************

Ke esokan harinya.

Pukul 05.30 wib pagi Gaby masih terpejam memeluk bantal guling.

"Bangun Lo." Suara berat mengganggu Indra pendengarannya.

Gaby membuka matanya melihat El berdiri di samping kasurnya dengan kedua tangan di masukkan ke dalam saku celana.

"Ngapain Lo ke sini?" Tanya Gaby sinis malas sekali melihat wajah El.

"Lo lupa Lo pembantu di sini! Bangun Lo siapin sarapan abis itu rapihin rumah ini! Tugas Lo itu di sini banyak Lo ga bisa tidur malas-malasan di sini! Inget Lo pembantu!."

"Iya gue inget!." Balas Gaby sinis lalu melangkah pergi meninggalkan El  menuju kamar mandi membersihkan tubuhnya selepas mandi Gaby berjalan menuju dapur.

Pushy Boy (Cowok Pemaksa) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang