Bab 3

7.7K 120 0
                                    

Aku bukan orang pendendam tapi satu orang di dunia yang bernama El sangat aku benci ~Gaby
........

Pukul 08.00 wib malam sehabis Gaby di periksa dokter dan di pijat.

"Gimana keputusan Lo?." Tanya El di ambang pintu sambil memasukan kedua tangannya ke dalam saku celana.

Gaby terkejut mendengar suara El lantas menoleh menatapnya penuh dengan kebenciaan. Hanya dua jam ia di beri waktu untuk memutuskan Gaby sangat binggung sekali jujur saja ia ingin kabur namun ia tidak mungkin tega melihat kedua orang tuannya menjadi gelandangan.

Argh Gaby ingin tenggelam saja di laut!.

"Cepet jangan ngelamun gue butuh jawaban Lo." Intrupsi El.

Gaby mengerjapkan matanya "Gue pilih kedua orang tua gue lah ga ngotak Lo ya kasih anceman kaya gitu dasar egois!!! Lo selalu maksa apa yang orang ga mau dengan kekuasaan Lo itu, Lo inget ya El ga selamanya Lo di atas brengsek!!!" Bentak Gaby.

El tersenyum tipis "Pilihan yang bagus, sekarang Lo makan gue tunggu di bawah." Ucap El.

"Gue ga mau makan plis gue mohon Lo jangan paksa gue. Gue ga laper." Mohon Gaby sendu.

"Lo harus makan, kalau perut Lo ga di isi anak kita mau makan apa?." Tanya El.

"Tapi gue ga laper ih." Jawab Gaby kesal.

Sudah lelah dirinya menangis sambil memohon.

"Lo makan buat bayi kita terserah Lo laper atau engga. Cepet keluar atau gue gendong Lo." Ancam El.

Dengan cepat Gaby beranjak turun dari atas kasur berjalan melewati El "Gue jijik di sentuh sama Lo lebih baik gue jalan." Sinisnya.

************

Di meja makan, hening hanya dentingan sendok yang mengiringi malam yang larut dingin sehabis hujan.

Sehabis Gaby makan, Gaby beranjak berdiri.

"Mau kemana? taruh aja di situ Lo ga boleh capek." Ucap El.

Gaby membanting piring yang ia pegang ke meja.

Byarr

"Bisa ga sih ga usah lebay dan maksa gue bukan pincang atau lumpuh. Lagi pula apa salahnya gue bantu maid di sini emangnya gue ngerugiin Lo? Tenaga, tenaga gue! Kenapa Lo yang berisik sih." Bentak Gaby emosi.

El menatap Gaby lekat " Gue tuan rumah di sini. Lo ga bisa ngatur-ngatur gue. Jangan keras kepala!." Bentak El tak kalah keras.

"Terserah, gue capek ngomong sama manusia egois kayak Lo." Gaby berlari menuju kamarnya di lantai 2.

El memijat pelipisnya yang terasa penat, gadisnya sangat keras kepala sekali. Tidak bisakah ia menurut sekali saja? El hanya khawatir dengan keadaannya.

Setiba di kamar Gaby langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur kemudian menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut kemudian memejamkan matanya.

Lebih baik ia tidur!.

************

Pagi hari yang cerah Gaby masih tertidur pulas di balik selimutnya. El membuka pintu kamar Gaby dengan kunci. El menggelengkan kepalanya melihat Gaby masih tidur lantas menghampiri lalu duduk di sebelah kasurnya.

Pushy Boy (Cowok Pemaksa) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang