Bab 21

2.6K 36 2
                                    

"Bagaimana dok keadaan istri saya?." Tanya El khawatir.

"Keadaan nyonya Gaby akan baik-baik saja hanya demam dan kurang istirahat, Saya sudah suntik vitamin dan penurun panas. Sebentar lagi nyonya Gaby akan sadar dari pingsannya." Jawab Dokter.

"Oke dok terima kasih." Balas El.

"Sama-sama, kalau gitu saya permisi Tuan." Ucap Dokter lalu melangkah pergi.

El kembali duduk di kursi tepi kasur Gaby lalu menggengam erat tangan Gaby "Cepet sembuh Nyonya bagaskara" El mencium telapak tangan Gaby lembut.

El menguap mengantuk lalu merebahkan sebagian tubuhnya di samping Gaby dengan bantal tangannya yang di tekuk. El tidak berani tidur di samping Gaby mengingat Gaby sedang marah padanya.

***************

Pagi hari tiba, Matahari bersinar memasuki kamar Gaby melalui celah jendela.

Gaby terbangun, menggerjapkan matanya menoleh ke samping melihat El tidur dengan posisi tubuh yang tidak benar. Gaby merasa kasihan pada El pasti tubuhnya terasa pegal-pegal karena menunggunya dari semalam tak beranjak sedikitpun dari sisinya. Tapi Gaby tak perduli dan merasa bersalah toh juga dia sendiri yang menyusahkan tubuhnya Gaby tak meminta El menemaninya.

Gaby melirik jam dinding menunjukkan pukul 06.00 wib pagi. Gaby menepuk pelan tangan El "El bangun kamu ga sekolah? Ini udah jam 6 loh nanti telat di hukum jemur di lapangan."

"El."

"El Doni Bagaskara."

"El Doni Nyebelin Bagaskara."

Tak ada sahutan dari sang empunya nama.

"Gimana cara gue bangunin coba huh." Kesal Gaby.

Gaby mencondongkan tubuhnya menatap wajah El lekat sepertinya El sangat menggantuk sekali, Gaby  memikirkan kembali bagaimana cara membangunkan manusia simulasi mati ini. Oh Gaby tau, sepertinya cara ini akan ampun dan berhasil. Masa bodoh bila El berfikir ia tidak marah lagi yang terpenting El sekolah karena pendidikan no 1.

Dengan gerakan cepat Gaby mencium pipi El "Bangun El."

El yang merasa ada benda kenyal dingin di pipinya langsung membuka kedua bola matanya melihat Gaby yang menatapnya dengan bibir manyun kesal.

Gemesh banget sumpah pengen gue cium sampe sesak tuh bibir batin El.

"Udah nyium Pipi orang ga izin berarti ga marah lagi?" Tanya El.

"Masih marah aku sama kamu! Aku cium pipi kamu biar kamu bangun tau abisnya kamu kebo banget sih El." Kesal Gaby.

"Gapapa aku kebo, yang penting ganteng dan dapet ciuman kamu. Kalau bisa setiap hari bangunin aku kayak gitu Gab." Ucap El lalu terkekeh.

"Narsis, modus, nyebelin banget sih jadi cowok!."

"Anak sultan mah bebas Gab." Kekeh El lalu menyisir rambutnya yang berantakan.

"Iya deh si paling anak sultan, udah kamu mandi abis itu sekolah nanti telat." Ucap Gaby.

"Mandiin Gab." Ucap El dengan wajah polos.

"EL AKU LEMPAR KAMU YA KE RAWA-RAWA."

"Ampun nyonya Bagaskara." Ucap El lalu kabur ke dalam kamar mandi Gaby sambil tertawa karena berhasil membuat Gaby kesal.

Gaby sangat tambah-tambah imut menurut El bila sedang kesal dan El sangat menyukainya.

"El kamu amnesia sama letak kamar mandi itu punya aku." Ucap Gaby dengan suara agak keras.

Pushy Boy (Cowok Pemaksa) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang