Bab 25

326 34 0
                                    

“Voila!” seru Mr. Khan. Ia menunjukkan hasil pekerjaannya pada kedua orang yang sedang bersamanya di ruangan itu.

Wisnu dan Kenan dapat melihat dengan jelas bahwa nama Diana sudah menghilang, berganti nama yang lain.

“Miguel Castro,” Kenan mengeja.

“Jadi Renata benar,” gumam Wisnu. Kenan menatapnya minta penjelasan.

Tapi Wisnu hanya berkata. “Terima kasih Mr. Khan atas bantuan Anda.”

Mr. Khan yang sudah membereskan peralatannya pun berdiri. Mereka saling berjabatan tangan. Kenan mengantarkan kembali Mr. Khan keluar ruangan.

Wisnu masih merenung di ruangannya. Ia geram pada perbuatan Diana dan sedang memikirkan langkah yang akan diambilnya pada wanita itu.

♤♤♤

Kevin merenungi sebuah buku agenda di ruangannya. Beberapa bulan sebelumnya ia berjumpa dengan seorang pramugari dalam sebuah perjalanan bisnis, dan jatuh cinta. Mereka kemudian menjalin hubungan. Ia berniat segera menikahi kekasihnya dalam waktu dekat. Namun sekarang tidak ada Renata yang membantunya mempersiapkan pernikahannya. Sekretarisnya yang sekarang tidak secekatan Renata.

Beruntung ia menemukan agenda Renata yang berisi berbagai catatan yang dibuat temannya itu waktu mempersiapkan pernikahan Andra.

Kevin menghembuskan nafas kasar. “Seharusnya ini pernikahanmu sendiri Ren,” desahnya sambil membolak-balik agenda itu. Ia merasa terbantu dengan adanya agenda itu karena ia jadi tahu ia harus mempersiapkan apa, harus menghubungi siapa, dan sebagainya. Namun tetap saja ia merindukan temannya itu.

Matanya menerawang memandang langit-langit kantornya. “Dimana kamu sekarang? Apa yang kamu kerjakan? Kau pandai sekali menghilang Ren.”

Kevin mendengar ketukan di pintunya. Ia melihat saudara kembarnya menyembulkan kepalanya.

“Kau sedang apa?” Andra melangkah masuk. Kevin hanya memperlihatkan agenda yang dibacanya. Andra memperhatikan buku itu sebentar lalu melangkah mendekati jendela, memandang keluar. Wajahnya suram.

Kevin bangkit mendekati saudaranya.

“Sudah setahun,” desah Andra.

“Dia pandai menghilang,” balas Kevin.

Kevin memandang wajah kembarannya. Ia melihat kesakitan disana.

“Seharusnya aku tidak melakukan itu,” desah Andra lagi.

“Penyesalan selalu datang terlambat,” kata Kevin sarkas. “ Lalu bagaimana kau memperbaikinya?”

“Jika aku menemukannya, aku akan bersujud di kakinya dan memintanya kembali,” jawab Andra lirih.

Kevin mendengus. “Jika? Tidak ada jika, kalau kau hanya berdiam di tempurungmu merenungi nasib. Kau tidak akan menemukannya jika tidak mencarinya.”

Andra berbalik menghadap saudaranya. “Kemana harus mencarinya? Dia bagai ditelan bumi.”

“Tapi masih di bumi kan?” ejek Kevin. “Berarti kau masih bisa menemukannya. Gunakan seluruh kemampuanmu!”

Andra terdiam.

“Angkasa Grup menawarkan kerja sama lagi untuk membangun resort,” Kevin mengalihkan pembicaraan.

“Kau uruslah,” kata Andra.

Kevin menatapnya tajam.

“Kau masih cemburu pada Wisnu? Renata toh bukan kekasihmu!”

“Dia membuat Renata memutuskan pergi.”

LUKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang