Happy readings!
•
•Penerbangan Jakarta-Inggris kini hanya tinggal beberapa menit lagi. Khira sudah siap untuk berangkat ke luar negeri. Didepannya kini berdiri orang-orang yang dicintainya. Orang-orang yang selama ini ada saat mengisi hari-harinya di Jakarta.
"Khira, gue gak rela lo pergi. Jangan pergi, ya. Disini aja kuliahnya." ucap Khany sang kakak. Disampingnya berdiri Altarick, suaminya.
Ya, Khany dan Alta sudah menikah setengah tahun yang lalu. Bukan atas dasar perjodohan, melainkan karena cinta. Cinta keduanya yang membuat mereka bisa bersatu hingga terikat dengan ikatan suci pernikahan. Meskipun mereka sama-sama masih berkuliah di Jakarta.
Khira hanya tersenyum menanggapi ucapan Khany. Ia beralih memeluk Khany dengan sayang. Pelukan erat seorang adik dan kakak yang akan berpisah.
"Jangan bawel di sana, ya, adek ipar. Jaga diri dan serius kuliahnya, biar cepat pulang." pesan Alta yang kini juga memeluk Khira.
"Iya, pasti kakak ipar." cengirnya lebar.
"Khiraa, tega banget sih, lo, ninggalin kita," rengek Diska yang kini juga memeluk sahabatnya itu.
"Lo kenapa harus jauh gini coba, kan bisa kuliah disini." rengek gadis itu lagi.
"Maaf, Diska. Ini impian gue." jawab gadis itu.
"Jaga diri ya, sayang. Ayah dan Bunda selalu doain yang terbaik buat Khira." kali ini Khira memeluk kedua orang tuanya. Bahkan air matanya telah menetes. Tidak rela harus berpisah dengan keluarga yang begitu sangat mendukung keputusannya.
"Eh, bocil. Jaga diri, lo, jangan jadi kayak Kana disini. Aneh dan pencicilan. Gue tunggu lo balik kesini." ucap Jeremy.
"Hiks, Jeremy, gue sayang sama lo. Jaga Kana ya buat gue, jangan jahil terus." jeremy mengusap kepala Khira dengan sayang.
"Liat ntar, kalo bandel gak bakal gue jagain tuh anak." Kana yang mendengar itu mendelik menatap Jeremy.
Kemudian Kana juga memeluk Khira. Khira melepas pelukannya dan mencari sosok yang begitu ingin ia lihat untuk terakhir kalinya. Ingin ia peluk untuk terakhir kalinya sebelum ia pergi jauh. Tapi sayang, orang itu tidak ada disini. Orang itu masih kecewa atas keputusan dirinya yang begitu cepat.
Bahkan orang itu tidak hadir disini. Tidak mau melihat kepergiannya untuk yang terakhir kali.
"Hati-hati Khira," teriak semua orang saat dirinya melangkah memasuki area penerbangan. Karena pemberitahuan pesawat akan lepas landas sudah berbunyi.
Khira kembali membalikan badannya, menatap kembali satu persatu orang-orang yang akan ia tinggalkan. Ia mengangkat tangan dan melambaikan kepada mereka semua.
"Selamat tinggal, Indonesia." lirihnya sebelum kakinya kembali melangkah menjauh dari orang-orang yang terus berteriak kepadanya.
Ia pergi karena impian dan cita-citanya, pergi jauh dari kota Jakarta. Meninggalkan semua orang termasuk cintanya. Tanpa sadar air matanya menetes perlahan membasahi pipi. Ia melangkahkan kakinya memasuki pesawat dan perlahan terbang jauh meninggalkan Indonesia.
***
Alta dan Khany kini berada di Apartemen mereka. Setelah menikah, keduanya memilih tinggal di Apartemen Alta meskipun Karin menyuruh mereka tinggal. Rasanya tidak baik jika sudah menikah dan masih menyusahkan keluarga. Alta sendiri yang mengajak Khany pindah.
Saat ini keduanya baru saja pulang sehabis mengantar Khira dari bandara. Mereka terlihat tengah duduk di sofa ruang tamu.
"Khira sama Kavi beneran putus, Al?" tanya Khany setelah melihat postingan terakhir Khira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantice Boyfriend (End)
Teen Fiction"Kata siapa dia pacar gue?" Tanya Kavi yang masih belum melepaskan cekalan tangan nya pada tangan Khira. "Aku ngeliat sendiri tadi siang kakak senyum ke dia. Sementara sama aku.....," "Jadi, lo cemburu?" Mampus, kelaut aja sana. Mau taroh dimana ni...