.
.'Bodoh itu kata yang pantas buat gue, berniat menjaga tapi malah menyakiti.
Seandainya waktu itu gue pergunain dengan baik, mungkin semua tidak akan sekacau ini.'_____
Khira duduk di bagian penumpang di mobil Dewa. Khany dan Dewa asyik berceloteh panjang, lalu Khira hanya sebagai penikmat sinetron yang indah itu. Alhasil ia memilih memainkan ponselnya. Menunduk sambil menggeser di layar hapenya itu.
"Tungguin bentar ya, aku mau beli sesuatu dulu." Ujar Dewa membuat Khany mengangguk. Dewa keluar dari mobil dan seseorang menatap ke arah mobil dengan pandangan tak terbaca. dendam yang membara membuatnya menatapnya dengan tatapan menyipit.
'Sebentar lagi, lo bakal kehilangan orang yang lo sayang'
"Kak Dewa lama banget sih? Gue laper ini." Ucap Khira membuat Khany menoleh.
"Ck, sabar dikit kenapa sih? Dewa tuh lagi beli sesuatu. Udah syukur juga diberi tumpangan." Balas Khany tak kalah kesal.
"Sewot aja sih lo kak." Khany mengernyit.
"Lo kok jadi marah-marah gak jelas kayak gini? Lo kenapa sih? Pms?" Khira menggeleng, sejak kemarin Kavi meminta hubungan mereka berakhir, Khira menjadi pribadi yang lebih emosi dan judes lagi.
Mungkin Kavi sekarang sedang bersama dengan Zaya. Zaya? Yah tentu saja Zaya adalah tunangan Kavi. Mereka akan lebih dekat lagi dan Zaya yang memenangkan Kavi. Khira rasa ia kalah dengan Zaya, padahal saat Kavi memacarinya kemarin sudah membuat nya menang.
"Gue pengen curhat sama lo kak." Ucap Khira pelan. Khany menoleh, menatap ke arah adiknya itu dengan seksama. Tampak matanya berkaca-kaca, seperti nya Khira memang mempunyai masalah besar.
"Curhat aja, gue dengerin kok." Ucap Khany dengan nada lembut.
"Gue diputusin Kavi." Ucap Khira hampir tidak terdengar di telinga Khany. Khany hanya diam tidak bereaksi, tampak santai dan biasa saja.
"Kok lo biasa aja kak?" Tanya Khira menatap Khany bingung.
"Ya menurut lo gue harus gimana? Teriak gitu?"
"Lo jahat banget sih sama gue, gue serius diputusin Kavi, nggak bercanda." Ucap Khira lagi dengan kesal. Khany kira ia bercanda? Yang benar saja.
Saat Khira tengah merunggut kesal, seorang lelaki dengan memakai baju hitam dan topeng di mukanya masuk begitu saja di dalam mobil. Khira dan Khany kaget, sontak saja langsung berteriak. Terlebih lagi Khany yang berada didepan.
"Lo Si..siapa?" Tanya Khany yang ketakutan. Matanya memincing ke sekitar mencari keberadaan Dewa.
"Gak perlu tau, gue akan bawa lo ke tempat yang seharusnya sekarang." Jawab cowok itu sambil tertawa yang terdengar menyeramkan di telinga keduanya.
"Lo siapa sih? Lo mau bawa kita kemana?" Ujar Khira lalu mencoba membuka pintu mobil dan sayang nya telah terkunci.
"Hahaha, kalian diam aja. Sebelum gue banting nih mobil ke tepi." Ujarnya membuat Khira dan Khany diam tidak berbunyi lagi.
Mobil melaju membuat Khira waspada, ingin sekali ia membanting kepala lelaki itu di stir mobil. Tapi jika sampai itu ia lakukan, maka siap-siap saja nyawanya akan lebih dulu berakhir. Khira tidak sebodoh itu. Ia masih terus menatap ke sekitar, ke arah mana lelaki itu membawa keduanya. Sama sekali tempatnya Khira tidak tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantice Boyfriend (End)
Novela Juvenil"Kata siapa dia pacar gue?" Tanya Kavi yang masih belum melepaskan cekalan tangan nya pada tangan Khira. "Aku ngeliat sendiri tadi siang kakak senyum ke dia. Sementara sama aku.....," "Jadi, lo cemburu?" Mampus, kelaut aja sana. Mau taroh dimana ni...