18/ Kabar buruk atau Kabar baik?

495 32 4
                                    

.
.

Khira duduk dengan resah di meja belajarnya. Pikirannya terus saja tertuju pada masa kelam yang terjadi pada Kavi. Ia tidak menyangka, jika orang tua Kavi setega itu pada anak-anak mereka. Membayangkan nya saja membuatnya takut. Bagaimana Kavi melalui harinya dengan rasa bersalah dan rasa benci yang terus menderanya.

Khira menyentuh ponselnya sambil memperhatikan Chating nya dengan Kavi. Tepatnya Chatingnya yang tak kunjung dibalas dari Kavi. Bahkan centangnya saja masih satu, artinya cowok itu memang tidak membuka ponsel sama sekali. Khira benar-benar khawatir pada Kavi. Tiga hari cowok itu tidak ada kabar.

Tapi kata Sonya ia harus tetap tenang karena Kavi baik-baik saja. Ia percaya jika Kavi akan baik-baik saja, tapi sudah berhari-hari tidak ada kabar membuat nya menjadi khawatir setengah mati.

Kak Kavi💜
Kak Kavi ada dimana?

Aku pengen ketemu

Kak?

Jawab aku kak, aku kangen.

Kenapa nggak bls kak?  Aku khawatir sama kakak, aku pengen ketemu.

Kakak baik-baik aja kan?

Khira menghembuskan nafasnya, lagi Chat nya tidak di gubris Kavi. Sebenarnya cowok itu kemana? Apa lupa jika ia sudah memiliki kekasih yang sangat menghawatirkannya. Bahkan Khira berkali-kali mengecek ponselnya berharap cowok itu membalas setidaknya satu kata saja sudah cukup.

"Khira, Bunda nyuruh turun. Betah banget kek nya lama-lama dikamar." Teriak Khany membuat Khira beranjak dari duduknya menuju pintu kamarnya. Ia menyembulkan sedikit kepalanya ke luar, tepat didepan Khany yang sedang berdiri.

"Ngapain?" Khany mengernyitkan alisnya saat dirasa Khira berubah.

"Singkat amet ngomong, udah kayak Kak Kavi aja." Sindir Khany.

"Emang, orang gue pacarnya." Ujar Khira dengan bangga.

"Hiss, jadi pacar Kavi aja bangga."

"Ohh jelas." Ucap Khira kemudian keluar dari kamarnya dan berjalan turun.

"Eh ada cowok gue diluar, gue nyusul dulu ya." Ucap Khany yang baru saja mendapatkan chat dari Dewa.

Khira menjentikan jarinya mengusir Khany secara halus. Khany hanya memutar matanya jengah lalu setelah nya menyusul Dewa yang berada di pagar rumahnya. Niatnya sih ingin bertamu.

Sementara Khira menghampiri Bundanya yang sedang sibuk didapur.
"Bunda ngapain?" Tanya Khira lalu memeluk Karin sayang.

"Lagi nyuci baju."

"Ngaco banget Bunda."

"Udah tau Bundanya lagi masak, masih aja nanya. Sini bantuin dari pada meluk nggak jelas." Khira melepaskan pelukan nya dan beralih kesamping Bundanya.

"Khira nolongin apa nih?"

"Potong sayur, Bunda mau ngeracik bahan nya dulu." Khira mengangguk lalu segera melakukan apa yang disuruh Bundanya. Ia sibuk memotong Wortel dan Kentang. Seperti yang disuruh Bundanya.

"Kak Alta mana Bun?"

"Main katanya, gak tau kemana. Bunda bilang jangan malem-malem keluarnya. Nanti Papanya marah lagi." Khira terkekeh lalu menatap ke Bundanya. Dikira Alta cowok berusia lima tahun apa?

Romantice Boyfriend (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang