19/ Rencana

435 33 10
                                    

.
.
Waktu selama itu bukan lah waktu yang cukup mengenal kamu, tapi kenapa rasanya aku tidak mampu melepasmu?

🌹🌹🌹

Khira menatap ke arah kelasnya tidak semangat. Berdiri didepan kelas sambil menatap satu-satu wajah teman nya dengan lesu. Rasanya sungguh tidak ada gairah. Perlahan gadis itu masuk ke kelasnya lalu duduk di meja miliknya. Matanya jelas terlihat sembab, menangis semalaman membuat kadar semangatnya menurun.

Khira menoleh ke arah Diska dan Fifi yang asyik berceloteh ringan, kemudian merapat kan diri dengan keduanya.

"Guys gue mau cerita." Ujarnya dengan raut muka sedih.

"Lo kenapa? Kayak nggak semangat hidup gitu." Celetuk Fifi sementara Diska hanya diam sambil melirik ke Khira sesekali.

"Gue emang lagi gak semangat hidup, lagi ada masalah. Gue pengen cerita." Ujar Khira memelas.

"Yaudah sini gue denger." Ajaibnya Fifi kali ini nyambung. Jadi Khira tidak perlu susah-susah untuk menjelaskan.

"Fi gue mau cerita duluan, penting banget ini." Ujar Diska tiba-tiba, Khira menoleh ke arah Diska dengan tatapan sayu. Padahal ia ingin bercerita banyak dengan keduanya. Ah sudahlah, dia bukan satu-satunya yang punya masalah.

"Yaudah lo duluan aja." Diska mengangguk.

"Jadi gini Fi, Kak Farel nem....."

"Nem?" Eja Fifi dengan was-was. Untung saja Diska tidak melanjutkan ucapannya. Nyaris saja dia salah bicara. Meski pernyataan itu tidak benar, dia tidak mungkin menceritakan sesuatu hal yang berbohong kepada sahabatnya. Apalagi Fifi, terlihat sekali jika Fifi sangat khawatir tentangnya dan Farel.

"Oh itu, Kak Farel ngajak gue jalan." Ucapnya.

"Menurut kalian gimana? Gue pergi nggak?"

"Kalo gue pergi aja Dis, kapan lagi diajakin cogan." Ujar Khira.

"Oh." Respon Diska sedikit kali ini.

"Giliran gue, gue pengen cerita banyak. Ah gak tidur semalam gue mikirin ini." Ujar Khira sesekali mengusap wajahnya.

"Nanti aja, udah Bel. Fi ayo duduk bareng gue."

"Ayo, Khira lo duduk bareng Sandy aja ya. Gue mau duduk sama Diska, banyak yang mau kita obrolin." Khira menatap keduanya aneh, padahal dia belum sempat bercerita apa-apa. Tentang hubungannya dengan Kavi yang kandas begitu saja. Tanpa penjelasan apa-apa. Sekarang, teman-teman nya malah menjauhinya. Sebenarnya ini ada apa?

"Kalian kok kayak gitu, gue kan pengen curhat."

"Nanti aja ya Khi, itu udah ada Guru." Jawab Fifi sambil memindahkan kursinya disamping Khira. Sementara Khira hanya mematung lalu menarik kursinya duduk disamping Sandy.

Ah, pikirannya kacau sekali. Teman-temannya kenapa mendadak berubah? Perasaannya semakin mendadak gelisah. Tidak tenang, ingin menangis rasanya. Jika kalian mengalami hal ini apa yang harus kalian lakukan? Pasti menangis karena teman kalian tiba-tiba menjauhi kalian.

Ingin curhat dengan siapa lagi? Pacar sudah tidak punya, lalu teman juga berubah tidak peduli.

Khira menelungkupkan kepalanya diatas meja, bahkan saat Miss Sofia masuk dia tidak menyadarinya. Pikirannya kalut, sungguh kacau. Rasanya ada bagian hatinya yang tidak rela jika harus mengingat kembali kisah malam itu.

Romantice Boyfriend (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang