.
."Ada hati yang lebih terluka dari pada hatimu."
#Farel__
Ada yang masih nungguin?
Happy readings😊
***
Fifi menatap cowok didepannya dengan lesu, ia seperti tidak berminat untuk mendengar ucapan dan lontaran yang diucapkan cowok itu. Tapi harus ia akui meskipun tidak berminat, ia sangat ingin mendengar lontaran manis lagi yang akan diucapkan cowok berseragam ini.
"Lo diam Fi? Gue ngomong sama lo." Ucap cowok itu yang tak lain adalah Farel.
"Fi, gue gak tau apa masalah lo sama gue. Lo kayak benci banget sama gue, kalo gue punya salah ngomong. Gak usah diemin gue dua hari ini." Desak Farel. Ya, sudah dua hari Fifi mengacuhkan Farel, alasannya tentu saja karena Diska juga tidak menegurnya. Selama Khira tidak sekolah, Fifi dan Diska tidak bertegur selama dua hari ini.
"Kak udah ya, Fifi mau ke kelas." Farel menahan pergelangan tangan Fifi, saat Fifi akan pergi dari sana.
"Gak, lo jelasin dulu ke gue. Gue uring-uringan karena lo Fi. Lo harus bilang apa masalah gue."
"Kak, seperti yang Fifi bilang. Gak usah deketin Fifi lagi, kakak harusnya sama Diska bukan Fifi. Fifi orang yang baru masuk di kehidupan kakak, sementara Diska bukannya dia udah lama kan sama kakak." Dan kini Farel tau masalahnya. Gadis itu menjauhinya karena Diska.
"Kenapa dengan Diska? Gue gak ada hubungan sama dia Fi."
"Tapi Diska suka sama kakak." Farel terpaku mendengar lima kata yang keluar dari bibir Fifi. Kemudian mengusap wajah dengan kasar.
"Kalo dia suka gue, gue sukanya elo gimana?" Fifi yang awalnya tidak menangis, kini air matanya sudah meluruh membasahi pipinya. Kenapa harus seperti ini? Ia menyayangi Farel, tapi disatu sisi Diska juga menyukai Farel. Dia sudah mengalah, tapi tidak ada yang berubah. Semua nya sama saja.
"Fi, gue sayang nya sama lo. Bukan Diska." Jelas Farel lagi.
"Tapi Diska sahabat aku kak, seharusnya kalo kakak gak suka sama Diska kakak gak harus deketin dia dari dulu. Udah ya, kakak tolong hargai perasaan Diska. Biar aku aja yang pergi." Ucap Fifi lirih.
Farel menatap ke arah Fifi dengan mata berkaca-kaca. Sulit ia duga bahwa dia hendak menangis. Dan ini karena Fifi? Mengapa ia bisa secinta itu pada gadis didepannya ini?
"Fi."
"Udah kak, Fifi gak mau berantem sama Diska cuma gara-gara cowok. Diska itu sahabat aku."
"Oke, kalo itu mau lo. Tapi gue perlu tau satu hal dari lo." Fifi menoleh cepat ke arah Farel. Satu hal macam apa itu?
"Lo juga suka sama gue?" Tanya Farel berharap Fifi menjawab nya.
Fifi diam, ia menatap ke arah lain dan enggan untuk berkata. Ia tak mungkin menjawab ucapan itu. Harus ia akui ia memang menyayangi cowok itu. Apakah jika ia menjawab ya, akan merubah semuanya? Sepertinya tidak. Tapi lebih baik diam seperti ini dari pada menjawab ucapan Farel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantice Boyfriend (End)
Teen Fiction"Kata siapa dia pacar gue?" Tanya Kavi yang masih belum melepaskan cekalan tangan nya pada tangan Khira. "Aku ngeliat sendiri tadi siang kakak senyum ke dia. Sementara sama aku.....," "Jadi, lo cemburu?" Mampus, kelaut aja sana. Mau taroh dimana ni...