13/ Kepercayaan

556 44 0
                                    

.
.

'Percaya itu kunci utama pasangan. Walaupun saat ini kita tidak bersama, tapi percaya hati kita sudah memiliki pemilik masing-masing.'

*****

Hari ini sekolah lagi-lagi dibuat heboh dengan pernyataan seorang Kavindra. Tentang hubungannya dengan seorang adik kelas bernama Khirana. Yap, Kavi sengaja pergi ke tempat audio untuk membuktikan bahwa ia tidak main-main. Ia berbuat seperti itu karena Khira tidak menyapanya sama sekali, bahkan bertemu dengannya pun tidak lagi.

Khira yang sempat mendengar hanya menghiraukan semuanya. Tidak perduli lagi orang-orang yang menatap nya dengan aneh. Entahlah, Khira tidak mengerti akan tatapan itu. Khira melangkah pergi ke Toilet, untuk mencuci mukanya yang terasa kusam di hari siang bolong ini. Apa lagi setelah pelajaran olahraga tadi semakin membuatnya segera ingin berenang dikolam saat ini juga.

"Eh, kalian denger kan si kakak senior yang namanya Kavi ngungkapin sesuatu? Gue penasaran banget pengen liat ceweknya. Seberapa cantik sih dia sampe Kak Kavi pake ngumumin segala kalo dia pacarnya." Khira yang berada di dalam salah satu bilik toilet segera menajamkan pendengarannya untuk menguping. Apa lagi nama Pacarnya disebut-sebut.

"Nggak cantik-cantik amat ah anaknya, gue rasa cantikan gue dari pada dia."

"Lo kenal?"

"Adek kelas kita yang namanya Khirana, katanya sih kemaren sempat berantem sama Angga karena dibilang Cewek murahan." Khira dari dalam merasa geram sendiri. Ingin rasanya ia melakban mulut-mulut cabe yang membicarakannya dengan Kavi.

"Emang murahan kali, kali aja dia udah jual tubuhnya sana-sini. Kan kita nggak tau diluar sana dia ngapain, mungkin Kak Kavi kali ini yang masuk di daftar korbannya." Sekali lagi Khira merenggangkan otot-otot tangannya. Wah, minta dilabrak nih cabe, nggak sabar pengen liat muka glowing mereka. Khira malah heran sendiri dengan dirinya, belum genap satu tahun ia sekolah disini sudah berantem beberapa kali dengan siswa disini. Ini Khira yang salah atau mereka yang sengaja mencari gara-gara.

Khira sudah siap membuka pintu Toilet dan menarik hendel pintu dengan geram. Tapi sebuah suara keras berakhir menghentikan mulut cabe yang sedang sibuk membicarakan tentang keburukan dirinya.

"KHIRAAA, LO DIMANAA? NGAPAIN DI DALEM SANA, LAMA BANGET." Temtu saja siswi-siswi itu langsung ngacir keluar mendengar teriakan toa berjalan satu itu, siapa lagi jika bukan Diska.

Khira mendengus kemudian keluar sambil membanting pintu bilik toilet dengan keras. Kesal tentu saja, Diska mengacaukan semuanya.

"Kenapa lo? Keluar-keluar main banting. Nongol-nongol muka serem, lo ngapain dalem sana? Lama banget. Gue Khira ngedate tadi. Eh taunya, malah pacaran sama gayung." Celoteh Diska.

"Bise diem nggak lo? Lo ngerusak semuanya tau nggak. Kalo lo nggak dateng, terus teriak-teriak kaya orang antri sembako, tuh mulut cabe udah gue rengsekin kayak sampah." Diska lagi mode memahami. Biasa, otak lelet Fifi nular sama Diska akibat sering bersama.

"Lo ngomong apaan sih? Main marah-marah aja sama gue yang nggak ada dosanya alias suci."

"Tau ah, sana lo keluar. Ngapain lagi lo?"

"Astagoo Khira, lo yang ngapain lagi didalem Toilet? Pop ya Lo?" Khira menatap Diska tajam. Diska malah menyengir tidak jelas. Beberapa bulan mengenal Khira membuatnya tahu karakter Khira seperti apa.

Romantice Boyfriend (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang