"Awal yang bahagia itu bukan hanya sekedar ada, cukup melihat tanpa menyapa pun sudah cukup membawa kebahagiaan, meski tak tergapai."
♡♡♡♡
Hari ini hari Senin, Hari yang dinanti-nanti oleh Khira, tepat nya hari ini Khira mulai masuk sekolah yang sama dengan kakaknya yaitu Sma HighClass. Ini hari pertama ia mengikuti kegiatan belajar mengajar. Setelah mengikuti dan pengenalan lingkungan sekolah selama satu minggu kemudian berganti dengan aksi belajar mengajar mulai hari ini.
Perasaannya juga senang karena ia lulus dengan hasil yang memuaskan. Ia mendapatkan peringkat paling tinggi yang pernah diraihnya, ia sangat senang bisa masuk SMA ini. SMA yang ia tunggu-tunggu sejak lama.
Khira masuk dengan tatapan anggun dan ceria. Wajah cerahnya tak bisa dibohongi karena begitu kentara terlihat. Sementara Khany yang melihat merasa jijik sendiri. Khany melangkahkan kakinya meninggalkan Khira yang sedang asyik mengamati sekolah barunya itu. Padahal ini bukanlah hari pertama, tapi Khira tak puas-puas memandang sekolah yang megah ini.
Lihat saja nanti jika ada yang bertanya,
Tuh cewek alay siapa?
Dengan senang hati Khany akan menjawab,
Tidak kenal,
Biar saja Khira seperti orang bodoh, toh tidak ada yang kenal juga bahwa Khira adalah adiknya.
Khira tersadar saat ia sudah sampai digerbang sekolahnya dengan Khany yang sudah berjalan jauh pastinya. Khira tidak peduli, toh ia bukan murid penakut yang saat hari pertama harus diantar terlebih dahulu.
Saat hendak berjalan menuju Lapangan, tubuhnya langsung terhuyung jatuh ke tanah seketika saat segerombolan orang melewatinya. Mereka sepertinya murid di High Class. Mereka berbondong-bondong karena bel sudah berbunyi.
"Dikira gue tiang kali ya?" Gumamnya sambil mencoba bangkit dan menepi dari murid-murid yang berjumlah puluhan itu. Ringisannya keluar dari bibir mungilnya saat tubuhnya kembali didorong kuat.
Tubuhnya yang kecil akan terseret begitu saja kalau seseorang tidak menariknya berdiri dan menghalanginya dari puluhan siswa yang hendak masuk itu. Khira syok, orang itu menarik Khira menuju ke tepian. Dalam hati Khira merutuk orang-orang itu. Khira dengan senang hati mengikuti langkah kaki jenjang yang membawanya menepi.
Sampai saat puluhan siswa itu menghilang, orang yang mengahalangi Khira menunduk menatap Khira yang hanya sebahunya itu meringis sakit. Sama dengan Khira, ia juga mendongak menatap Cowok tinggi itu yang terasa familiar. Tapi siapa?
Tampan sekali? Sudah gitu maco alias keren. Mimpi apa Khira bisa bertemu cogan disekolah ini?
Keduanya tersadar membuat khira menunduk mengucapkan terima kasih.
"Makasih kak, udah bantuin." Ucapnya sopan.
Cowok itu mengangguk lalu ia melihat Khira membalikan badan sambil meringis karena sempat terjatuh dan menghasilkan luka dilututnya. Kesialan Khira di hari pertama resmi jadi siswa HighSchool.
"Kaki lo berdarah." Penuturan Cowok itu membuat Khira berhenti lalu menatap ke arah lukanya dibagian lutut kirinya.
"Ya ampun Darah," teriak Khira yang kelabakan sendiri membuat cowok itu bingung.
"Hiks, tolongin gue. Gue takut," Isakan gadis itu terdengar. Bahkan Khira telah menutupi kedua matanya dengan tangannya karena tidak sanggup melihat cairan pekat itu.
Beberapa orang yang masih ada disana melihat tingkah Khira membuat mereka ramai membicarakan gadis itu. Bukannya menolong malah asyik mengobrol tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantice Boyfriend (End)
Teen Fiction"Kata siapa dia pacar gue?" Tanya Kavi yang masih belum melepaskan cekalan tangan nya pada tangan Khira. "Aku ngeliat sendiri tadi siang kakak senyum ke dia. Sementara sama aku.....," "Jadi, lo cemburu?" Mampus, kelaut aja sana. Mau taroh dimana ni...