09/ Hari Bahagia

725 48 2
                                    

.
.

Kamu terlalu manis untuk diriku yang  kelam.

......

Sesuai janji Kavi pada Khira, sepulang sekolah akan mengajak Khira jalan-jalan. Entah kemana, yang pasti kemana pun itu Khira bahagia. Kavi tipe orang yang romantis. Sangat romantis.

Buktinya sekarang ia malah menggombal didepan Khira dengan wajah datarnya itu. Sayangnya sangat manis, terlewat manis.

"Nggak mau eskrim?" Tanya Khira saat ditangannya sudah ada satu cup eskrim Vanila. Tadi Kavi yang membelikan untuknya.

"Nggak terlalu suka manis." Jawab Kavi.

"Kenapa? Ini enak lho kak. Cobain deh." Ujar Khira lagi sambil mengulurkan tangannya ke arah Kavi.

Kavi memegang tangan Khira yang Khira sodorkan sambil menatap nya dalam.

"Karena gue udah punya yang lebih manis. Eskrim aja kalah sama manisnya."

"Ih, apa sih kak, gombal." Balas Khira lalu melepaskan tangan nya yang dipegang Kavi. Kavi hanya tersenyum tipis.

"Mau ke Danau?" Tanya Kavi lagi

"Danau? Boleh. Dimana emang danau nya, jauh nggak?"

"Enggak kok, ayo." Kavi mengandeng tangan Khira membawa Khira naik motor bersamanya.

Saat sampai ditujuan Kavi menepikan motornya ditempat yang sepi dan kembali menggandeng tangan Khira tanpa mau berjauhan. Khira pun dengan setia mengikuti langkah Kavi. Ia percaya Kavi.

"Duduk sini." Khira terpana akan cantiknya alam ciptaan tuhan ini, mulutnya setengah terbuka membuat Kavi terkekeh. Lucu.

"Ngeliatnya biasa aja kali."

"Kakak kenapa bisa ketemu tempat secantik ini?"

"Ini tempat tongkrongan gue sama teman-teman. Cuma sekarang lagi nggak ada jadwal nongkrong."

"Sumpah cantik banget kak." Puji Khira berkali-kali.

"Yaudah sini duduk, ngeliatnya sambil duduk aja." Khira duduk di kursi panjang disamping Kavi. Sambil tak henti-henti mulutnya memuji pemandangan didepannya ini.

Keduanya hanya terdiam sambil menikmati semilir angin yang menyapa wajah mereka. Jam baru saja menunjukan pukul setengah 4. Di jam ini langit masih cerah dan berangin. Membawa keduanya hanyut dalam pikiran mansing-mansing.

"Aku boleh nanya gak kak?" Kavi menoleh ke arah Khira yang terus menatap ke depannya. Rambut gadis itu berterbangan karena tertiup angin sore.

"Hm."

"Kakak gimana bisa suka sama aku?" Kali ini Khira juga menatap Kavi.

"Gak tau." Jawab Kavi cepat.

"Kok gak tau?"

"Terlalu tiba-tiba." Jawabnya lagi dengan singkat.

Khira hanya mendesuh saja, seperti nya Kavi memang tidak niat menjawab dengan benar. Apa mungkin cinta nya juga asal-asalan?

Romantice Boyfriend (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang