01/ Lulus SMP

1.4K 65 48
                                    

Happy reading!

***

Khira baru saja masuk ke dalam rumahnya, disusul Khany yang baru saja memarkir motornya dihalaman rumah. Tampak Ayahnya yang duduk di sofa ruang tamu dengan laptop di atas meja. Lihat, sudah pulang saja masih fokus dengan kerjaannya. Ayahnya memang selalu seperti itu, meskipun waktunya lebih banyak dirumah dibandingkan dengan tempat kerja. Tetapi tetap saja jika seperti ini, sama saja dengan bekerja bukan?

"Kenapa baru pulang?" Tanya Ayahnya tanpa menoleh membuat keduanya berhenti saling tatap.

"Siapa yah, Khany atau Khira?" Tanya Khany pada ayahnya Devan.

"Yang biasa pulang cepet siapa?" Balas Ayahnya lagi.

Lalu Khany menoleh ke arah Khira, dengan tatapan mengejek
'Mampus lo'.

Khira menatap ke arah kakaknya yang sudah berlari ke kamar meninggalkan nya didepan Ayahnya. Tanpa berniat membantu Khira yang menghadapi Ayahnya sendirian.

"Kenapa gak jawab Ayah?" Tanya Devan lagi pada putri bungsunya.

"Anu Yah, sepeda Khira ilang, gak tau kemana. Terus Khira nungguin kak Khany,"

"Kenapa bisa hilang?" Belum selesai lagi Khira menjelaskan Ayahnya sudah memotong pembicaraannya.

"Mana Khira tau, kalo Khira tau udah Khira cari orang yang ngambil." Jawabnya. Devan menatap sekilas pada putri bungsunya yang terlihat kesal itu.

"Yaudah sana masuk kamar, terus makan."

"Iya Yah." Jawab Khira lega. Untung Ayahnya tidak marah.

Ayahnya memang sosok yang tegas. Namun ia sangat menyayangi keluarganya. Terutama selalu mendidik anak nya dengan caranya sendiri. Walaupun jarang pulang karena urusan pekerjaan, tetap saja tetap memberikan didikan pada putri-putrinya.

Khira masuk ke kamar meletakan tasnya, ia bersyukur ayahnya tidak marah. Padahal itu sepeda baru yang dibelikan Ayahnya.

"Khira, Bunda masuk ya," Ujar Bunda nya dari luar.

"Iya Bun."

Karin duduk di kasur milik Khira yang juga duduk di kasurnya.

"Sepeda Khira hilang?" Tanya Bundanya.

"Iya Bun, kesel deh sama yang maling. Tega banget nyuri sepeda Khira, tapi kok yang lain gak ilang ya? Cuma sepeda Khira aja yang ilang." Cerocos Khira.

"Udah lah, mungkin belom rezekinya Khira. Gimana ujiannya, lancar?"

"Mayan Bun, Khira udah belajar jadi cuma beberapa soal yang Khira gak tau." Jelasnya. Gadis berusia empat belas tahun itu memang sedang mengikuti ujian kelulusan. Tinggal menghitung bulan saja dirinya lulus dan siap memasuki SMA favoritnya.

"Syukurlah kalo gitu, ganti baju terus makan."

"Siap Bun." Ujar Khira sambil mengancungkan jempolnya membuat Karin tersenyum dan beranjak keluar kamar putri bungsunya.

***

"Khira, baju gue yang warna pink muda mana? Lo minjem ya?" Teriak Khany lalu masuk ke kamar Khira.

"Mana gue tau, gue mana ada minjem tuh baju. Lo kali yang lupa naroh." Jawab Khira kesal.

"Lo lupa, lo kan yang make kemaren, gue mau jalan sama Cowok gue. Balikin sini?"

"Iya bentar, gue cari dulu." Ujar Khira akhirnya lalu membuka lemarinya mencari baju milik Khany yang pernah ia pinjam seminggu yang lalu.

"Kebiasaan deh lo, kalo minjem gak dibalikin." Oceh Khany lagi.

Romantice Boyfriend (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang