.
.Lebih dari segalanya'
__Kavindra__
♡♡♡
.
."Khi, Fi, Sini. Gue mau cerita." Panggil Diska kepada Khira dan Fifi yang saling memandang.
"Apaan sih?" Tanya Fifi tapi juga beranjak menuju ke arah Diska duduk. Diikuti Diska yang menarik kursi dan saling berhadapan dengan keduanya.
"Gue pengen curhat." Fifi menatap Diska yang tampak berbahagia. Sepertinya ada sesuatu yang menggembirakan bagi Diska.
"Cepetan, gue dengerin. Ntar lagi udah istirahat lho." Ujar Khira sambil menopang tangannya di dagu. Kemudian melirik ke arah jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangan nya.
"Gue suka sama Kak Farel." Cerita Diska membuat keduanya diam. Terlebih lagi Fifi yang merasakan sakit dihatinya. Pasalnya ia juga menyukai cowok itu. Entah, ia harus bagaimana apakah senang, atau sedih. Tapi kemudian tersenyum tipis.
"Kapan Dis?" Tanya Khira penasaran sambil melirik Fifi yang tersenyum tipis.
"Gak tau kapan Khi, tapi waktu kemaren kita makan bareng Kak Kavi, gue udah suka sama dia. Gue mencoba dilirik sama dia, makanya kemaren gue diam." Ceritanya.
"Tapi kemaren, pas gue mau balik rumah dia nebengin gue. Nganterin gue sampe rumah. Duh, bahagia banget gue. Gue rasa dari kak Farel merlakuin gue, dia juga suka sama gue."
"Menurut kalian gimana? Beneran nggak sih dia juga suka gue. Ampe kemaren dia minta nomor gue." Cerita Diska lagi.
"Gue gak tau Dis? Tapi dari cara dia perhatian ke elo, kayaknya iya. Tapi, kita kan nggak tau. Hati seseorang siapa yang bisa nebak." Jawab Khira sementara Fifi hanya diam mencerna setiap yang diucapkan Diska. Ada rasa tak rela mendengar curhatan Diska. Tapi, biar lah. Toh, Farel juga sukanya sama Diska.
"Jadi gue harus gimana?" Tanya Diska lagi sambil mencebikkan bibirnya. Menunggu jawaban dari Keduanya.
"Bersikap kayak biasa aja Dis, nggak perlu lo deketin dia duluan. Harus cowok duluan lah. Gak Gentle namanya." Diska hanya mengangguk.
"Fi? Menurut lo gimana?" Fifi terlonjak kaget.
"Eh? I..iya. Sama kayak Khira, aku gak bisa ngasih masukan. Aku nggak paham soalnya." Ujar Fifi cengengesan. Diska lagi-lagi mengangguk.
"Eh udah bel tuh, nggak mau ngantin?" Tanya Khira.
"Gue laper, ayok kantin." Khira mengangguk kemudian beranjak untuk segera menuju kantin.
"Eh, aku tinggal aja ya. Nggak laper." Khira dan Diska menoleh ke arah Fifi yang sama sekali tidak bergerak dari tempatnya.
"Yaudah, mau nitip sesuatu nggak Fi?" Tanya Diska membuat Fifi menggeleng.
"Namanya juga kenyang." Diska dan Khira hanya tertawa kemudian pergi ke kantin.
Dikelas hanya ada Fifi seorang diri, tatapannya yang tiba-tiba sayu. Dan kepala menunduk, mendengar cerita Diska tadi membuatnya ingin menangis. Fifi memang gadis cengeng, gampang menangis. Dan hatinya mudah rapuh, dia memang lemah dari segala hal. Terlebih lagi hatinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantice Boyfriend (End)
Teen Fiction"Kata siapa dia pacar gue?" Tanya Kavi yang masih belum melepaskan cekalan tangan nya pada tangan Khira. "Aku ngeliat sendiri tadi siang kakak senyum ke dia. Sementara sama aku.....," "Jadi, lo cemburu?" Mampus, kelaut aja sana. Mau taroh dimana ni...