"Jika setiap menatapnya selalu ada rasa ingin memiliki, Itu bukan Cinta tapi Ego. Cinta tidak seperti itu, Cinta itu mampu membuat bahagia walaupun sederhana dengan cara menatapnya saja. Bukan dengan cara memiliki nya."
*****
.
.Khira menatap Khany kakaknya yang asyik berbicara dengan seorang Cowok yang ia tidak kenal sama sekali. Kakinya terasa pegal dan sakit karena terlalu berdiri lama. Ia hendak menghampiri kakaknya,tapi ia takut merusak suasana.
Padahal Bel pulang sudah berbunyi, tapi lihat saja Kakaknya itu sama sekali tidak bergerak dan malah asyik tertawa tidak jelas.
'Akhirnya selese juga, gak liat apa kaki gue udah pegel.' Ujar Khira dalam hati setelah melihat kakaknya beranjak dan segera menghampirinya.
"Siapa tuh?" Tanya Khira saat kakaknya sudah menghampirinya.
"Cowok gue dong." Jawab Khany bangga.
"Idiih, gak nyangka gue, lo anak pinter kok pacaran." Sahut Khira membuat Khany menatapnya tajam.
"Emang cewek pinter gak boleh pacaran, mending gue, dari pada lo jelek, bodoh, gak punya pacar lagi." Ejek Khany membuat Khira melotot.
"Mulut lo, gue aduin Ayah tau rasa lo."
"Bodo."
"Gue mau ngenalin pacar gue nih ke elo, lo mau nggak?" Tanya Khany lagi.
"Serah, tapi nih ya, gue takut pacar lo kepincut sama gue."
"Gak bakal lah, cowok gue setia." Jawabnya lalu memanggil pacarnya.
Khira menatap Cowok yang berstatus sebagai pacar kakaknya dengan teliti. Ganteng sih, seragam yang dipakai juga keliatan rapi.
"Kenalin Khi, ini pacar gue Dewa, dan Dewa ini adek gue Khira." Kenal Khany pada keduanya.
"Dewa." Ujar Dewa seraya menatap Khira dan mengangkat tangannya untuk berjabat tangan.
"Khira." Jawab Khira agak ketus, tatapan cowok itu membuat Khira risih.
Khira melepaskan tangannya terlebih dahulu. Lalu menatap kembali ke kakaknya.
"Jadi, lo pulang bareng gue atau bareng Kakak Dewa?"
Khany menatap Dewa sambil bergelayut manja.
'Ini, kakak gue kenapa jadi gini? Genit amet.' Ujar Khira dalam hati.
"Kamu mau anterin aku pulang gak?"
"Iya aku anterin, adek kamu gimana?" Tanya nya lagi.
Khira yang tidak bisa membawa motor hanya menyesal dalam hati. Kenapa ia tak belajar dulu waktu SMP, jadi ia ada persiapan jika dihadapkan dengan situasi seperti ini.
"Iya juga ya, tapi aku ada keperluan sama kamu, kan aku minta dianterin ke toko buku." Ucapan Khany semakin membuat Khira menggelengkan kepala.
'Genit nya kakak gue'
"Bareng aja kalo gitu, nanti motor nya aku minta temen aku anter kerumah kamu." Kata Dewa lagi.
Khira berpikir sebentar, bareng mereka? Sama saja Khira menjadikan dirinya obat nyamuk.
"Gak ah Kak, makasih. Ntar aku minta bantuan temen aku aja, kakak kalo mau jalan, jalan aja duluan." Jawab Khira.
"Yaudah, eh tapi gak papa kan?" Khany yang merasa tak enak hati pada adiknya.
"Iya pergi sana. Selamat senang-senang." Ujar Khira sambil mendorong kakaknya dan Dewa menjauh.
Setelah Khany dan Dewa menghilang dan melaju dengan mobil milik Dewa, Khira mendesah kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Romantice Boyfriend (End)
Teen Fiction"Kata siapa dia pacar gue?" Tanya Kavi yang masih belum melepaskan cekalan tangan nya pada tangan Khira. "Aku ngeliat sendiri tadi siang kakak senyum ke dia. Sementara sama aku.....," "Jadi, lo cemburu?" Mampus, kelaut aja sana. Mau taroh dimana ni...