Sepanjang hari Dinda tak bisa tenang, ia semakin terbebani akan takdirnya di antara Imran dan Rizky. Meski hatinya condong ke Rizky, namun ia tak bisa mengabaikan perasan tulus Imran. Ia juga tak bisa terus-terusan memberi harapan pada 2 pria itu. Ia sampai tak pergi ke kantin kerena larut memikirkan takdirnya.
Sore hari seperti biasa Rizky selalu menjemputnya, Zayn sempat merasa heran, namun Rizky selalu memiliki alasan untuk menjawab rasa penasaran mereka. Jika Kirana tidak sedang pulang kampung, ia pasti akan penasaran setengah mati akan sikap Rizky yang semakin terasa aneh saat berhubungan dengan Dinda. Sayangnya kekasih Zayn itu sudah 1 minggu meninggalkan Jakarta. Malarindu sedang ditanggung Zayn, dan membuat Virgie harus rela beracting menjadi pendengar yang setia mendengarkan keluh kesah Zayn yang sedang menandang rindu pada saingannya, ya ... meski Virgie tak pernah berniat untuk melempar tantangan bersaing pada Kirana.
Saat ini Rizky sudah berdiri di depan kap mobilnya, menunggu Dinda. Thing____Rizky membuka pesan watshap yang dikirim Dinda. 'Aku ada kelas sampai sore, jadi mas Rizky tidak perlu menjemputku.'
Terlambat, batin Rizky, namun tak mengapa, ia segera membalas pesan Dinda. 'Hubungi aku jika sudah waktunya pulang, aku akan menjemputmu!'
'Tidak perlu, Mas! aku akan naik taxi,' balas Dinda.
'Kau tidak sedang menghindariku, kan?' Pertanyaan sekaligus tebakan di kirimkan pada Dinda.
Dinda mendesah karena rencananya sudah diketahui Rizky, ia kembali menguatkan hatinya untuk membohongi Rizky. Sungguh, takdir ini membuat Dinda terlalu sering berbohong.
'Tentu tidak, jangan berprasangka buruk! Sampai bertemu nanti malam, melukislah dengan tenang' ketik Dinda sebagai balasan.
'Baiklah ... aku percaya, see you to night, love you' balas Rizky.
Dinda memejamkan mata setelah membaca pesan Rizky. Sungguh, ini berat untuk Dinda harus menjauhi pria yang mencintai dan dicintainya.
'see you' balasnya dengan hati rapuh.
Rizky kembali kesal membaca balasan Dinda, 'kau tidak mencintaiku lagi?' ketiknya.
Ya Tuhan, bagaimana ini? Dinda bingung. Dinda kembali harus menguatkan hatinya, dan belagak baik-baik saja. 'Jangan bertanya sesuatu yang kau sudah tahu jawabannya!' balas Dinda.
Tak sabar Rizky segera menelfon Dinda, Dinda butuh berfikir sejenak sebelum mengangkat panggilan Rizky. "Ya, Mas ..." sapanya.
"Kenapa kau tidak menjawab pernyatan cintaku?" tanya Rizky.
"Pernyataan yang mana? bukankah kau tahu perasaanku?" saut Dinda.
"Ucapan 'I love you' ku tidak kau tanggapi?" cecar Rizky tak sabaran.
Dinda menghela nafasnya. "Maaf aku lupa."
"Aku tahu kau sedang menjauhiku, Din! Apa sekarang kau sudah jatuh cinta pada suamimu?" cecar Rizky lagi.
"Maaf, Mas ... dosenku tiba ... bye, Mas Rizky ...." Dinda segera mematikan panggilan Rizky. Namun hatinya tak tenang, ia tak ingin mengganggu konsentrasi melukis Rizky karena sikapnya tadi, iapun menulis pesan. 'Kuharap kau tidak berfikir macam-macam, dan tetap fokus dengan pekrjaanmu!'
'Aku tidak akan fokus jika aku terancam kehilangan wanita yang kucintai' balas Rizky.
'Sejak awal kau tidak pernah memilikiku, Mas' balas Dinda
Kembali Rizky menghubungi Dinda, namun tidak diangkat oleh Dinda. Iapun mengirim pesan. ' Kau memang istri kakakku, tapi kau mencintaiku! Salahkah aku menganggapmu wanitaku?' Ya Tuhan, sebuta itu Rizky mencintainya, fikir Dinda merasa bersalah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mengikuti Takdir
FanfictionDinda hanya bisa mengikuti kemana takdir akan membawanya,setelah kepergian sang ayah.Tanpa Dinda duga,sahabat sang ayah memintanya untuk menikahi Imran,putra dari sahabat ayahnya itu.Dan disana dia bertemu dengan Rizky,adik Imran yang sepertinya men...