"Kau masuk ke tempat rahasiaku tanpa permisi 'kakak ipar'!"ada nada aneh di kata kakak ipar yang diucapkan Rizky
"Jadi ini galerimu?"tanya Dinda,Rizky mengangguk
"Ehm...aku minta maaf karena kelancanganku hari ini,tapi lain kali boleh kan aku masuk kesini?,aku menyukai tempat ini!"saut Dinda,ah...manisnya kakak iparnya itu
"Boleh,tapi karena hari ini kau tidak minta izin dulu,lukisan ini milikku!"Rizky menarik pelan kanvas dari pegangan Dinda
"Ta.. tapi...!"Dinda mempererat pegangannya,menahan kanvas itu agar tak dirampas Rizky
"Ini lukisan ayahku!"Dinda menunjukkan wajah memelasnya,membuat Rizky gemas sekali pada kakak iparnya itu
"Ada ayahku juga disitu!"saut Rizky
Dinda mengehela nafas beratnya,untuk merelakan lukisanya"Baiklah kalau begitu!"desahnya merenggangkan pegangannya hingga Rizky berhasil memiliki lukisan itu.Rizky memperhatikan detail lukisan yang begitu terasa nyata kejadian yang tercipta dilukisan itu.
Betapa bahagia kedua pria paruh baya yang ada dilukisan itu, tertawa penuh kehangatan menikmati kebersamaan mereka dengan bermain catur,ditemani 3piring makanan kecil dan 2 cangkir kopi yang terlihat masih mengepulkan asapnya,tertata rapi di meja kayu.Rizky ikut merasakan kehangatan perasaan Jacky dan Rahul kala itu.
Dindapun meninggalkan Rizky yang hanyut menikmati lukisannya.
******
Di ruangannya Imran nampak tengah melamun tanpa menyadari kedatangan sang kakak.Salman memperhatikan Imran yang tengah memainkan bolpoint di dagu berjambangnya seraya menghadap ke jendela yang menampilkan pemandangan gedung-gedung pencakar alam.Imran tak habis fikir dengan istrinya yang begitu mudah membelokkan hatinya.Selama bertahun-tahun Imran membiarkan hatinya dihuni oleh Virgie,meskipun diselimuti kemarahan karena kepergiannya.
Siapa sangka kini penantianya pada Virgie telah berakhir,karena Dinda telah membuka segel di hatinya dan mengusir sosok Virgie dari sana.
Ya,inilah alasan kesendirian Imran selama ini.Dia masih menanti gadis kecilnya yang tengah menuntut ilmu di negeri paman sam.Saat Imran diminta sang ayah menikahi Dinda,tentu Imran merasa kesal,karena itu tandanya dia tak bisa bersatu dengan Virgie.Rasa tak terima karena baginya Dinda telah menghancurkan harapannyalah yang membuat Imran berubah menjadi pribadi menyebalkan dihadapan Dinda.
Tapi Imran sadar,saat ini ada rasa yang tengah menyelimutinya untuk Dinda setelah pertemuan pertama mereka.Rasa yang mampu menggetarkan hatinya setiap kali berdekatan dengan Dinda,tak pernah dirasakannya saat bersama Virgie.
Apalagi saat melihat perhatian lebih adiknya terhadap Dinda,menyulut sesuatu di dalam hatinya yang seakan dia lupa jika Rizky adalah adiknya karena keinginan menghajar Rizky begitu meluap-luap di hatinya.Apa iya dia telah jatuh cinta semudah ini pada Dinda?.
Arghhh____Imran mengacak rambutnya frustasi memikirkan perasaannya.
"Dasar gila!"seru Salman,mengejutkan Imran yang langsung menoleh kearah kakaknya
"Hei...ada apa denganmu?,apa yang membuatmu gila seperti ini?.Astaga...aku yakin akan memenangkan tander untuk 1 bulan kedepan,jika kau masih seperti ini!"celoteh salman,menghempaskan tubuhnya dikursi depan Imran
"Kau yang gila Kak!,apa yang kau lakukan di ruanganku?"tukas Imran
"Tadinya aku ingin mengajakmu ke coffe shop,tapi kau tampak sedang menikmati peranmu sebagai orang gila!"seloroh Salman
"Tutup mulutmu Kak!"hardik Imran,Salman tertawa lepas melihat kekesalan adiknya
"Baiklah!,sebenarnya apa yang kau fikirkan hingga tampak menyedihkan?"tanya Salman
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengikuti Takdir
FanfictionDinda hanya bisa mengikuti kemana takdir akan membawanya,setelah kepergian sang ayah.Tanpa Dinda duga,sahabat sang ayah memintanya untuk menikahi Imran,putra dari sahabat ayahnya itu.Dan disana dia bertemu dengan Rizky,adik Imran yang sepertinya men...