Tujuh hari sudah Rahul meninggalkan anak gadisnya.Dinda semakin tegar melepas kepergian Rahul.Selama tujuh hari hampir setiap malam Dinda bertemu Rahul dalam mimpinya,yang selalu meminta Dinda mematuhi ucapan Jacky.Dinda berfikir,itu karena kini tinggal Jackylah yang seperti ayah bagi Dinda.Sahabat ayahnya itu setiap hari menghubunginya menanyakan kabarnya.
Hari ini pengajian terakhir kematian Rahul.Tanpa memberitahu Dinda,Jacky mengajak Imran ke rumah Dinda.Meskipun nampak enggan tapi Imran menurut saja,karena dia sudah menerima permintaan sang ayah.Imran masih tak percaya dengan takdir ini,setelah dia memimpikan seorang gadis cantik,paginya ayahnya memintanya untuk menikahi putri sahabatnya.
Dan hari ini Imran akan menyambut takdir itu,apakah calon istrinya itu wanita yang di mimpikannya?,jawabannya Imran tidak tahu, bahkan Imran kesulitan mengingat wajah gadis cantik di mimpinya.Imran hanya ingat saat itu hatinya merasa damai bertemu seorang gadis dan resah saat gadis itu meninggalkannya.
Diam-diam Jacky mengajak Imran bergabung dengan para jamaah pengajian,juga sopirnya yang tadi diajaknya untuk mengemudi mobilnya.Mereka duduk diteras rumah Dinda,dengan khusyuk ketiganya ikut melantunkan ayat-ayat suci bersama jama'ah lainnya.
Pengajianpun usai,semua jamaah meninggalkan rumah Dinda,hanya tersisa beberapa warga yang cukup dekat dengan keluarga Dinda,juga Jackie dan Imran.Jacky sudah meminta sopirnya kembali ke Jakarta,dan menjemput mereka nanti saat Jacky sudah berhasil menikahkan Imran dan Dinda.
Dinda keluar dari rumahnya membawa nampan berisi kue dan minuman untuk para warga yang tersisa.Gadis cantik yang saat ini mengenakan hijab itu terkejut melihat keberadaan Jackie.Wajah sendunya berubah ceria seketika.
"Om Jackie!"serunya,segera meletakkan nampan dan berhambur memeluk Jackie
"Kamu cantik sekali!"puji Jackie menangkup pipi Dinda.Imran sedikit kaget melihat interaksi ayahnya dan gadis yang akan dinikahinya itu.Sementara para warga hanya tersenyum,terharu melihat kasih sayang antara Jackie dan Dinda,tentu saja mereka tidak berfikir negatif,karena Jackielah yang menemani Dinda saat kepergian Rahul,hingga mereka tahu jika Jackie adalah sahabat Rahul.
Mathias menjelaskan seberapa dekat Rahul dan Jackie sehingga mereka semua tidak berfikir negatif pada Jackie.
Mathias sendiri memang pernah beberapa kali bertemu Jackie yang berkunjung ke rumah Rahul,dan Rahul memperkenalkan Jackie sebagai sahabatnya."Sayang,kenalkan ini Imran,putra Om!"Jackie melepaskan tangkupan pipi Dinda,lalu meraih lengan Imran agar mendekat.Dinda tersenyum menyapa Imran.
"Imran ini Dinda,putri Om Rahul!"Imran menatap wajah mungil nan cantik dibingkai jilbab berwarna pinx itu
"Cantik....!"bisik hati Imran
Dag___dig___dug___Imran meraba dadanya,yang terasa tak nyaman.apa ini?,firasat apa yang diberikan hatinya?,Imran seolah terbius akan wajah cantik di hadapannya.Sampai Dinda menunduk karena malu ditatap sedemikian rupa oleh Imran
"Imran!"Jacky menepuk lengan Imran,karena aneh dengan ekspresi sang putra yang begitu serius menatap Dinda,bahkan seulas senyum tidak terbit di wajah tampan putranya
"Oh..eh...hai,Din!"sapa Imran,mengulurkan tangannya
"Hai,Mas Imran!"suara merdu Dinda kembali menghipnotis Imran,yang enggan melepaskan tangan Dinda.
"Imran!"lagi Jacky menepuk lengan Imran
"Oh..maaf...!"Imran segera melepaskan tangan Dinda,dan mengusap tengkuknya karena gugup.Dinda hanya tersenyum menahan tawanya melihat tingkah pria dewasa di hadapannya ini.
*******
Setelah semua warga undur diri,Jacky menutup dan mengunci rumah Dinda.Malam ini Jacky dan Imran menginap di rumah Dinda.
Sebelum Dinda masuk ke kamarnya Jacky menyampaikan niatannya.
![](https://img.wattpad.com/cover/204545753-288-k384683.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengikuti Takdir
FanfictionDinda hanya bisa mengikuti kemana takdir akan membawanya,setelah kepergian sang ayah.Tanpa Dinda duga,sahabat sang ayah memintanya untuk menikahi Imran,putra dari sahabat ayahnya itu.Dan disana dia bertemu dengan Rizky,adik Imran yang sepertinya men...