34

63 5 105
                                    

Dinda pening memikirkan Virgie dan Rizky yang sama-sama ingin ia menghadiri acara pemeran karya mereka. Sebenarnya acara mereka tidak di hari yang sama, tapi masalah nya acara Rizky ada di Jepang. 2 hari lagi kekasih Dinda itu akan pergi ke Jepang, dan dia bersikeras untuk mengajak Dinda. Dinda ingin sekali nenuruti permintaan Rizky, tapi ia juga tak tega menolak permintaan Virgie.

"Kau harus datang pokoknya, ini fashion show pertamaku, Din. Aku butuh kau dan Kirana!" celoteh Virgie melalui panggilan telephone yang sedang berlangsung dengan Dinda. Dinda sendiri sedang bersama Rizky di perjalanan menuju galeri.

Dinda melirik Rizky. "Ehm ... bagaimana ya, Vir? Mas Rizky juga ingin aku menemaninya!"

"Rizky itu sudah terbiasa mengikuti pameran sendiri, kenapa dia manja sekali sekarang? Berikan handphonemu padanya, aku akan bicara padanya!" Untuk beberapa hal Virgie masih bersikap egois.

"Kami sedang diperjalanan, Vir. Nanti saja ya!"

"Kau mau aku berbicara melalui handphonemu atau aku telephone sendiri nomornya?" Pilihan yang diajukan Virgie seperti mengandung sebuah ancaman.

Dindapun meminta Rizky menghentikan mobilnya untuk berbicara dengan Virgie. Dinda berusaha menguping pembicaraan Rizky, dan menerka apa kiranya yang diucapkan Virgie? Dinda mendengar berkali-kali Rizky terlihat jengkel dan berusaha mendebat. Hingga Rizky nampak frustasi. "Oke ... Vir, kau memang pandai kalau berdebat. Kau menang, Dinda akan bersamamu!" Klik—dengan kasar Rizky mematikan panggilan. Dinda nampak tegang menunggu Rizky mengeluarkan suara padanya. "Aku akan ke Jepang bersama Arbani!" ucap Rizky ketus.

Dinda jadi merasa bersalah, ia merengkuh lengan Rizky dan bersandar di bahu Rizky. "Kalau kau ingin aku ikut bersamamu, aku akan ikut!"

Rizky menghela nafasnya, ia berusaha melapangkan dadanya untuk mengalah. Lengannya yang didekap Dinda ia tarik untuk merengkuh tubuh Dinda, lalu dikecupnya puncak kepala Dinda seolah apa yang ia lakukan bisa memperbaiki suasana hatinya yang telah dirusak Virgie. "Tak ada yang bisa mengalahkan keras kepalanya Virgie!" ucapnya mengingat gadis yang dikenalnya sejak kecil.

Dinda mendongak, "Aku akan mengalahkan, jika kau ingin aku menemanimu ke Jepang!"

"Ohya?" tanya Rizky mengandung keraguan, dan benar saja begitu cepat keyakinan Dinda pudar, iapun berubah lesu menyandarkan kepalanya di sebagian dada Rizky. Jemarinya bermain di sana dengan gusar.

"Aku tidak ingin membuatmu kecewa, Mas. Mungkin ada cara agar tidak mengecewakanmu dan Virgie?"

"Sudahlah, tidak usah difikirkan! Virgie benar ... ini show pertamanya, pasti dia gugup dan butuh dukungan," ucap Rizky.

"Kau tidak membutuhkanku?" tanya Dinda.

"Aku membutuhkanmu di setiap tarikan nafasku, tapi aku tidak akan mempersulitmu," jawab Rizky. "Berjanjilah kau akan menjaga cintaku saat kita berjauhan!"

"Itu pasti ... cintaku hanya untukmu!" jawab Dinda

Rizky tersenyum, detik berikutnya ia memagut bibir Dinda penuh cinta. "I love you."

"Love you to!" saut Dinda tak kalah dalam menunjukkan cintanya.

"Do'akan Petrichor jadi juaranya ya!" ucap Rizky

Dinda mengerutkan dahinya, dan bertanya, "Petrichor?"

"3 lukisanku yang akan tampil di Jepang, aku menamai mereka Petrichor sesuai tema yang kau fikirkan saat itu!" jelas Rizky

"Apa salah satunya lukisanku?" tanya Dinda teringat 3 lukisan yang dimaksud Rizky.

"Sayangnya yang itu tidak bisa ikut," jawab Rizky seraya mulai menyalakan kembali mesin mobilnya. "Semua karya yang diikutkan harus original!"

Mengikuti TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang