Setelah siang membuat keributan malamnya Imran membuat Dinda jengah karena terus saja mengganggunya.Saat Dinda tengah mengoleskan lotion pada kakinya, Imran merebut botol lotionnya,"biar kuoleskan!"ucap Imran, seketika Dinda terperangah
"Tidak,jangan modus!,kembalikan!"saut Dinda berusaha merebut botol lotionnya yang langsung dijauhkan oleh Imran
"Modus apanya?,aku hanya ingin membantumu!"saut Imran tanpa dosa
"Mas Imran sebenarnya kenapa sih?"Dinda mulai jengah dengan sikap Imran
"Aku kenapa memangnya?"tanya Imran sembari menarik tungkai kaki Dinda
Dinda yang sempat terkejut tak bisa menghindar saat Imran sudah menuangkan lotion ke kakinya,terlebih Imran menuangkan begitu banyak,"Itu kebanyakan Mas!"kesal Dinda memukul bahu Imran
Imranpun terkekeh,"maaf remnya blong!"
Dinda terdiam,dan mulai fokus memperhatikan Imran yang sudah sibuk meratakan lotion ke tungkai kaki Dinda.Ada rasa menghangat di hatinya atas sikap Imran.Dinda kembali bertanya pada hatinya haruskah ia membalas cinta Imran?,namun tiba-tiba wajah Rizky yang selalu menjahilinya dengan syarat-syarat konyol melintas diingatannya.Dinda teringat hutang perjanjiannya dengan Rizky yang belum ia penuhi karena keributan yang diciptakan Imran tadi siang.
Cup____Dinda tersentak saat merasakan bibir Imran menempel di bibirnya,"Melamunkan apa?"tanya Imran tak peduli wajah tegang Dinda yang baru menyadari kelancangannya,lancang?,tentu tidak.... Dinda istrinya bukan?
"Kau kenapa mesum sekali sih!"Dinda mendorong dada Imran dengan kesal
Imran kembali memajukan tubuhnya merapat ke tubuh Dinda,"Aku tidak terlarang berbuat seperti itu padamu!"saut Imran
Dinda tak bisa membantah,tapi sisi hatinya yang masih menolak Imran merasa dongkol."Kau itu menyebalkan!"geram Dinda lalu menggeser posisinya dan segera berbaring membelakangi Imran.
Imran tak mau berhenti mendekati Dinda,iapun ikut berbaring dan memeluk Dinda dengan erat.
"Lepaskan,apa yang kau lakukan Mas?",Dinda meronta
"Memeluk istriku!"jawab Imran tanpa dosa
"Istri yang pernah kau tolak!"tukas Dinda
Imranpun tercenung dan menatap lekat wajah Dinda yang sudah menghadapnya."Aku minta maaf jika sikapku kemarin-kemarin kurang baik.Aku tidak tahu jika aku akan jatuh cinta padamu!"Imran nampak bersungguh-sungguh akan ucapannya
Pandangan keduanya bertautan,Dinda nampak dilema dan memilih membalik tubuhnya
"Aku akan menunggumu membalas cintaku!"ucap Imran sebelum berbalik memunggungi Dinda
Dinda berbalik memandang punggung lebar Imran,masih sulit bagi Dinda mempercayai Imran yang begitu mudah mengaku cinta padanya,"Bagaimana bisa kau begitu mudah jatuh cinta padaku?"suara Dinda seperti gumaman
Imran berbalik dan menatap wajah Dinda,lalu meraih tangan Dinda,"Aku tidak bisa menjabarkan prosesnya, hanya saja melihatmu dekat dengan Rizky, dan memikirkan kemungkinan kau jatuh cinta pada Rizky membuatku takut.Muncul rasa tidak rela dihatiku jika harus kehilangamu!"ucap Imran
Dinda bimbang.....sangat bimbang!,ia bisa merasakan hatinya bergetar untuk Imran,namun ia merasa takut jika ia membalas cinta Imran dia akan jauh dari Rizky.Dinda tak sempat berfikir kenapa ia melibatkan Rizky dalam posisinya untuk membalas cinta Imran yang memang sudah sepatutnya.Dinda membalik tubuhnya, ia kesulitan memahami isi hatinya.Imranpun hanya mendesah pasrah, ia sadar ia tak bisa memaksa Dinda membalas cintanya.
******
Sarapan pagi ini tampak lebih tenang,Rekha nampak tak bersuara.Ia terlihat sedang memikirkan sesuatu.Sedari tadi pandangan Rekha saat menatap Dinda,Imran,dan Rizky mirip tatapan Najwa Shihab saat mengulik informasi dari narasumbernya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mengikuti Takdir
FanfictionDinda hanya bisa mengikuti kemana takdir akan membawanya,setelah kepergian sang ayah.Tanpa Dinda duga,sahabat sang ayah memintanya untuk menikahi Imran,putra dari sahabat ayahnya itu.Dan disana dia bertemu dengan Rizky,adik Imran yang sepertinya men...