Suara lantunan do'a-do'a menjelang salat subuh dan kokokkan ayam perlahan membangunkan Dinda,yang terbiasa bangun di jam itu.Dinda mengerjapkan matanya melirik jam weker di mejanya,yang menunjuk pukul 4.15 dini hari.Dinda menyingkap selimut tipisnya,lalu beranjak menuju kamar mandi.
"Ayah....!"Dinda terkejut mendapati sang ayah terkulai di pelataran kamar mandi.Dinda segera merunduk memastikan kondisi sang ayah,Dinda panik mendapati genangan darah dibagian belakang kepala sang ayah."Ayah..bangun ayah..ayah kenapa?"Dinda mulai terisak,ketakutan akan apa yang menimpa sang ayah.
"Ayah...bangun...ayah...tolong....tolong...!"teriakan Dinda mulai mengusik tidur Jacky.
Dengan menahan kantuk Jacky menuju ke asal suara Dinda.
"Ayah...bangun...ayah..!"suara Dinda semakin jelas terdengar di telinga Jacky.
"Rahul!"Jackypun terkejut melihat kepala Rahul berada di pangkuan Dinda,tubuh Rahul nampak terkulai tak sadarkan diri,dan darah tercecer di dekat kepala Rahul.
"Dinda,ayahmu kenapa?"tanya Jacky
"Dinda nggak tahu Om,Om tolong cari bantuan buat ayah!"ucap dinda
"Biar Om yang bawa ke mobil Om,kita bawa ke rumah sakit sekarang!"Dengan sigap Jacky mengangkat tubuh Rahul,membawanya keluar rumah
"Dinda ambil kunci mobil Om,di kamar!ucap Jacky,Dinda segera mengambil kunci mobil Jacky,lalu menekan tombol pengaman agar kunci pengaman mobil terbuka,tentunya Jacky yang mengarahkan Dinda.Setelah berhasil memasukkan Rahul ke mobil,Jacky segera menuju kursi kemudi lalu melajukan mobil ke rumah sakit terdekat sesuai arahan Dinda.
Sepanjang perjalanan Dinda tak berhenti menangis.Wajah sang ayah dipangkuannya terlihat damai meskipun sudah ternodai darah dibeberapa bagian.
"Ayah...bertahanlah...Dinda mohon Yah!"rintih Dinda,merangkum wajah sang ayah.Jacky melirik ke arah Dinda yang nampak terpukul,juga wajah damai sang sahabat.Dalam hatinyapun berteriak seperti Dinda,meminta sang sahabat untuk bertahan.
Hampir 1 jam kemudian mereka baru tiba di rumah sakit.Jacky melajukan mobil hingga pintu UGD,dengan sigap beberapa perawat menghampiri mobil Jacky dan segera membantu mengeluarkan Rahul.Setelah melihat kondisi Rahul yang begitu menyedihkan,para perawat segera membawa Rahul ke ruang operasi untuk melihat luka dikepala Rahul.
Dinda menunggu di luar ruangan bersama Jacky yang setia mendekapnya layaknya putri kandungnya."sabarlah Sayang,kita berdo'a untuk ayahmu.Ayahmu pasti bertahan untukmu!"ucapnya seolah meyakinkan dirinya sendiri.Sesekali Jacky mengecup penuh kasih puncak kepala Dinda.Dinda tak dapat bersuara tubuhnya bergetar hebat karena isak tangisnya,kakinya sudah terasa lemas.Sungguh Dinda takut kehilangan ayahnya,keluarga satu-satunya.
Beberapa saat kemudian seorang Dokter pria keluar dari ruangan operasi,dengan wajah pias.
"Dokter bagaimana keadaan sahabat saya?"tanya Jacky,Dinda menanti jawaban sang dokter dengan hati yang sangat cemas.
"Maafkan kami!"Degh_____mendengar kata maaf dari sang dokter hati Dinda seraya dihantam benda keras.Matanya membulat sempurna menanti lanjutan ucapan sang dokter.
"Pasien terlambat dibawa kemari!"ucap sang Dokter
"Apa yang anda katakan Dok,ayahku baik-baik saja kan Dok?"raung dinda
"Maafkan kami nona,ayah anda telah tiada!"Dinda terpaku seketika
"Dok,jangan bercanda Dok.Dia masih bernafas saat kami membawanya kemari!"Jacky menyambar jas sang dokter,kearogansiannya keluar karena kabar buruk itu.
"Mana mungkin saya bercanda Pak,saya seorang dokter.Pasien mengeluarkan darah terlalu banyak!"ucap Sang dokter
Brugh_________tubuh Dinda jatuh pingsan di pelataran.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mengikuti Takdir
Fiksi PenggemarDinda hanya bisa mengikuti kemana takdir akan membawanya,setelah kepergian sang ayah.Tanpa Dinda duga,sahabat sang ayah memintanya untuk menikahi Imran,putra dari sahabat ayahnya itu.Dan disana dia bertemu dengan Rizky,adik Imran yang sepertinya men...