#8. Jalan Raya dan Motor Chandra

276 34 4
                                    

Haiii!!! Masih semangat kan bacanya? Kalau vote nya sampai 5/6 aku lanjut up!!💚

Happy Reading.....

Chandra membuka helm yang melekat di kepala nya, merapikan helaian rambut yang berantakan karena memakai helm. Dirasa sudah rapi ia berjalan mendekati warung dimana teman - teman geng motornya kumpul disana.

Ia bisa melihat ada Jeremy yang sedang ikut bercengkrama disana, oke lupakan dia kemari hanya ingin melepas lelah.

Menurutnya, dengan balapan motor lah yang membuat dirinya tenang entah kenapa.

Ia menyapa satu persatu teman - temannya dan tidak lupa lelucon dan perbincangan lain mulai bersahutan kala Chandra datang. Bahkan Chandra dan Jeremy lupa bahwa mereka sempat berkelahi hebat karena masalah sepele, tapi kalau sudah berkumpul masalah itu bakal hilang tiba - tiba. Seperti tidak ada kejadian apapun.

"Udah lama gak kumpul gini ye, terakhir kapan sih?"

"Terakhir 2 bulan yang lalu, tapi kayaknya bakal jarang kumpul lagi nih karena di antara kita ada yang udah mau ujian tahun depan."

Begitulah perbincangan mereka di salah satu warung yang berada di dekat sekitaran sekolah Chandra.

Ah jangan lupa, kopi dan rokok itu merupakan suatu hal yang tidak pernah tidak dilakukan Anak tongkrongan. Chandra? Dia mah ngopi aja, gak suka rokok katanya.

"Besok mulai main di jalan lagi?" Tanya salah satu geng motor nya sambil menghisap rokok.

"Hm boleh tuh, pulang sekolah aja biar banyak waktu luang."

Semua yang ada disana mengangguk setuju dan kembali membahas yang mereka lakukan selama tidak berkumpul.

Hingga waktunya menunjukkan pukul 4 sore, semua yang ada disana bubar termasuk Chandra yang langsung bergegas kerumah.

Ia sudah menerka - nerka bahwa sang Papa akan memarahinya lagi kali ini.

🕊️🕊️🕊️

"Lagi ya kan Chandra?"

Yapp Chandra sudah bisa menebak nya, Papah nya itu selalu saja marah kalau dia main di jalan. Chandra juga bingung padahal itu adalah hobi nya, tempat dimana dia melepas lelah karena bosan dirumah atau lelah mengerjakan tugas.

"Papah harus jelasin gimana lagi Chandra? Mau sampai Papah sujud di depan kamu mohon sama kamu buat berhenti? Chandra dengar, Papah lakuin ini bukan maksud hal lain tapi kalau kamu main gituan terus kecelakaan yang susah siapa? Kamu, Papah dan Mamah terutama Abang, Mas kamu juga yang bakal urusin kamu."

Hening, dia sudah biasa mendengar perkataan itu. Papah hanya tidak mengerti saja, dia paham kok itu berbahaya dia bakal extra hati - hati juga.

"Coba sekali Chandra nurut Papah nak, Papah hanya gak mau kamu terluka hanya itu." Kini Mama nya yang membuka suara.

Kalau Mama sudah membuka suara itu pertanda pembicaraan kali ini serius, sangat serius.

Hanya helaan napas yang keluar dari mulut Chandra, Abang dan Mas nya hanya diam mendengarkan. Ia bahkan tidak melihat Dirga ada disana, kemana dia?

"Dirga sedang jalan menuju pulang, lihat bahkan kamu membiarkan adikmu pulang sendiri? Seharusnya kamu yang mengantar dia pulang pun kamu antar bukan ditinggal."

Disaat itu juga terdengar pintu utama terbuka dan menampilkan postur tubuh Dirga yang masih memakai seragam sekolah, bedanya kali ini bajunya tampak kusut dan berantakan.

DIRGANTARA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang