#30. Rindu Dirgantara dari Aku : Carla

299 23 6
                                    

Happy Reading!!💖

Carla menatap kue di depan nya dengan ekspresi tak terbaca. Ia tidak tau harus berekspresi apa sekarang, apakah dia harus senang? Sedih? Atau malah membuang kue nya itu? Oh tidak semudah itu.

Helaan napas keluar dari mulut Carla, ia sudah merencanakan semuanya dari jauh - jauh hari tapi itu berakhir dengan sia - sia, tidak ada hasilnya sama sekali.

Dirgantara nya sudah tidak ada, kejutan yang sudah dia persiapkan dari jauh hari pun gagal sudah. Ia mulai menghidupkan lilin di atas kue itu, lalu setelah dirasa beres ia mulai menyatukan tangan seraya berdoa.

Di tengah doa - doa yang ia panjatkan, selalu ada air mata yang mengalir membasahi pipi manis nya. Ia rindu, rindu dengan sosok Dirga. Sosok yang setiap hari, setiap jam, setiap menit, setiap detik mengisi harinya.

Doaku untukmu, Dirgantara.

Semoga kamu selalu bahagia, tenang dan damai di sana. Bagaimana rasanya? Menyenangkan bukan? Aku harap begitu. Apa kamu juga bertemu dengan Ayahku? Kalau iya sampaikan salamku untuknya, aku merindukan nya. Bukan, aku merindukan kalian berdua.

Apa aku pernah melakukan kesalahan pada kalian? Jika iya apa ini balasan nya untukku? Kenapa? Kenapa tidak bilang padaku kalau aku ada salah sama kalian? Kenapa memilih meninggalkan semua orang yang menyayangi kalian? Memang benar kata orang - orang terdahulu, kematian lah salah satu jalan buat menyelesaikan masalah di dunia.

Ayah, Dirga... Jika itu yang terbaik, semoga kalian selalu bahagia ya? Aku akan berusaha baik - baik saja disini.

Buat Dirgantara, hari ini tepat umur kamu 17 tahun. Selamat ulang tahun, mimpi yang kamu tunggu, yang selalu kamu harapkan terwujud sudah Dir. Cerita kamu, buku kamu sudah jadi semua, kalau kamu masih disini mungkin kamu bakal suka dan jatuh cinta.

Dir... Terima kasih sudah pernah mewarnai hidupku di umur 16 tahun ya? Aku akan bahagia disini, kamu harus bahagia juga disana.

.
.
.
.

Tangisan Carla pecah, membuat Ibu yang tidak sengaja melewati kamarnya pun segera masuk ke dalam.

Membawa sang anak ke pelukannya, Ibunya melirik sebentar apa yang ada di depan nya. Kue ulang tahun dengan lilin menyala dan di kue nya tertera tulisan yang membuat seseorang pasti masih merasa kehilangan.

Selamat ulang tahun Dirgantara Bagaskara.

"Ibu..."

"Sstt, menangis lah sayang selagi kamu masih ingin menangis..." Ibu memotong ucapan Carla dan masih setia memeluk sang anak.

"Ibu... Carla... Rindu..." Lirihnya dan sang Ibu mengangguk menanggapi jawaban sang anak, Ibu tau kok rasanya merindukan seseorang yang bahkan tidak ada lagi di dunia. Tidak mudah dan itu terlalu berat untuk dijalani, Ibu melewati itu semua.

"Ibu juga rindu sayang... Sudah yaa..." Jawab sang Ibu seadanya dan mulai menghapus air mata sang anak.

"Jangan nangis terus, ini tiup dulu lilinnya lalu siap - siap ya? Katanya mau ke makam Dirga buat pamit, terus mau kerumah keluarganya juga mau pamit kan? Ibu temani ya?"

Carla mengangguk, ia menatap kue itu sebentar lalu meniupkan lilin yang menyala tadi. Senyum tipis terukir di wajah nya, dia harus bisa, harus bisa melewati masa - masa ini karena sudah 3 bulan berlalu.

🕊️🕊️🕊️

Langkah kakinya ia bawa ke tanah liat yang tampak basah dan lembek akibat hujan tadi malam. Soal hujan, Carla entah mengapa menjadi benci dengan hujan.

DIRGANTARA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang