#16. Peduli Mama dan Papa

229 31 6
                                    

Happy Reading!!💖

🕊️🕊️🕊️

tukk!!

"Surat pengunduran diri? Lagi?"

Indah mengangguk mantap, ini memang sudah keputusan nya sejak awal dan lihat tanpa pengawasan nya saja anak - anak nya sudah mendapat musibah.

"Ada apa lagi sama anak kamu Indah? Tidak bisakah kau ambil cuti saja kalau begitu?"

"Anak saya kecelakaan, kalau saya ambil cuti nanti waktu saya sudah masuk kerja tugas saya menumpuk dan kembali tidak memperhatikan anak saya. Jadi lebih baik saya keluar saja."

"Heii, mereka sudah besar seharusnya pandai mengurus diri sendiri."

"Pak, mereka memang sudah besar tapi saya sebagai orang tua tetap ingin berada di samping anaknya selama sisa hidupnya. Jadi izinkan saya ya pak, saya permisi." Indah menunduk lalu mulai menegapkan kepala dan berjalan meninggalkan ruangan bos nya itu.

Helaan napas keluar dari mulut sang bos, ia memijat pelipisnya nya yang sedikit sakit. Lalu ia mengambil gagang telepon buat menelpon seseorang.

"Tolong bantu aku cari sekretaris baru, mulai hari ini ya."

🕊️🕊️🕊️

Mama berjalan menelusuri koridor rumah sakit, setelah dari kantor Mama langsung menuju rumah sakit buat melihat kondisi anak nya itu yang sudah hampir 3 bulan belum sadarkan diri walaupun dokter sudah bilang dia berhasil melewati masa kritis nya berkat donor darah yang diberikan Dirga.

Dirga? Anak itu tampak seperti biasa saja, seperti tidak ada kejadian apapun dan seperti biasa juga dia melanjutkan karya tulis nya.

Mama membuka gagang pintu ruangan itu dan mendapati Mahen dan Jovan disana. Raut Mama berubah kala melihat seseorang di ranjang sedang duduk dan tersenyum menatap nya.

"Mamah..."

"H-haikal???"

Mama berjalan mendekat lalu memeluk tubuh anak nya itu, menangis di pelukan sang anak. Haikal yang melihat hanya tersenyum tipis dan membalas pelukan sang Mama, ia rindu Mama nya. Dan lebih terkejut nya ternyata sudah 3 bulan ia tidur panjang, katanya itu tidur terpanjang yang belum pernah ia alami sebelumnya.

"Bagaimana kabarmu nak? Ada yang sakit??" Tanya Mama hanya gelengan yang bisa menjadi jawaban Haikal, Mama tersenyum hangat dan mengelus pelan rambut sang anak.

"Lain kali, hati - hati yaa. Jangan sembarangan lagi loh, kasian juga adik kamu merasa bersalah karena gak jagain kamu." Ujar Mama membuat Haikal terkekeh pelan, ia baru saja di ceritakan Nadin saat Nadin meminta maaf padanya.

"Udah pada makan? Kalau belum biar mamah beliin." Tanya Mama kepada anak - anaknya yang ada disana.

"Belum, mamah mau beliin apa? Jovan mau ayam!!" Ujarnya antusias membuat Mama terkekeh.

"Iya - iya ayam deh ayam, mamah pesenin ya." Ujar Mama dan mereka mengangguk, lalu Mama berjalan keluar ruangan buat memesan makanan untuk anak - anaknya.

Setelah menunggu makanan mereka datang akhirnya datang juga. Butuh waktu sekitar 15 menit, karena tokonya agak sedikit jauh dari rumah sakit.

DIRGANTARA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang